Monday, December 22, 2008

Sebuah Catatan Yang Tertunda

Alhamdulillah bisa nyapa semuanya lagi lewat tulisan ini. Biarpun ndak diuber-uber deadline, tapi rasanya ada yang aneh waktu aku janji beberapa waktu lalu, untuk menuliskan perjalanan panjangku ke Jakarta dengan mobil, ternyata sampai sekarang aku belum bisa memuatnya.

Ada beberapa sebab yang mbikin aku ndak bisa bercerita panjang lebar tentang perjalanan via jalur Pantura itu. Pertama, sibuk jalan-jalan dan pas pulangnya udah capek duluan, dan penyebab berikutnya dan ini yang paling menyebalkan, adalah waktu aku berniat memuat semua ide tulisan perjalananku beserta beberapa fotonya, ternyata dua laptop adikku samasekali ndak bisa dipake berinternet ria. Memang sih bisa aja pake telkomnet. Masalahnya kabel konektornya hilang entah kemana. Pas mau pake modem hape, ternyata komputernya ngajak musuhan alias ndak bisa dibuat koneksi. Mau dibawa ke hotspot area ya males keluarnya (kayak ndak tau macetnya Jakarta aja). Jadinya prolog ini dulu deh yang keluar. Insya Allah secepatnya aku upload semuanya.

Sunday, December 14, 2008

Horee Bengsin Turun Lagi!!

Sore tadi 14 Desember 2008, pemerintah resmi menurunkan lagi harga BBM yang sempat meroket sampe 6000 Rupiah perliter. Dalam pengumuman yang disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono Presiden, dan Sri Mulyani Menteri Keuangan, harga Premium alias bensin alias bengsin, turun untuk kedua kalinya sehingga harganya pada pukul 00 tanggal 15 Desember nanti, resmi menjadi 5000 Rupiah perliter, dari 5500 yang diumumkan 1 Desember lalu. Sementara solar, dari 5500 menjadi 4800.

Senang? Jelas! Begitu pemerintah resmi menetapkan harga, spontan saya berucap Alhamdulillah. Apapun penilaian orang tentang langkah ini, yang penting beban rakyat akibat mahalnya harga BBM bisa lebih berkurang lagi. Selain itu, buat saya pribadi, anggaran beli bensin juga lebih ringan, sehubungan rencana saya untuk berangkat ke Jakarta dengan mobil.

Hitung-hitungan kasarnya jelas udah meringankan. Kalau jarak Surabaya-Jakarta sekitar 1000 kilometer, dan konsumsi bensin mobil saya sekitar 10km/liter, berarti saya butuh 100 liter bensin. Kalau kapasitas tanki bensin mobil saya sekitar 40 liter, butuh setidaknya 2,5 tanki. Kalo dulu pas masih Rp.6000 perliter, berarti untuk sekali jalan butuh Rp.600.000 untuk sekali jalan. Dengan turunnya harga bensin, berarti saya bisa hemat 100.000 sekali jalan.

Memang harga BBM nggak terjamin akan turun lagi, atau tetap seperti sekarang. Tapi yang jelas, ada harapan semoga perekonomian rakyat yang lesu, bisa bergairah lagi. Cuma mungkin bisa lebih diawasi pemakaiannya, karena masih banyak mobil mewah kalangan the have, diisi Premium yang sebetulnya malah ndak layak untuk mesin mobil mereka.

Horee Bengsin Turun Lagi!!

Sore tadi 14 Desember 2008, pemerintah resmi menurunkan lagi harga BBM yang sempat meroket sampe 6000 Rupiah perliter. Dalam pengumuman yang disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono Presiden, dan Sri Mulyani Menteri Keuangan, harga Premium alias bensin alias bengsin, turun untuk kedua kalinya sehingga harganya pada pukul 00 tanggal 15 Desember nanti, resmi menjadi 5000 Rupiah perliter, dari 5500 yang diumumkan 1 Desember lalu. Sementara solar, dari 5500 menjadi 4800.

Senang? Jelas! Begitu pemerintah resmi menetapkan harga, spontan saya berucap Alhamdulillah. Apapun penilaian orang tentang langkah ini, yang penting beban rakyat akibat mahalnya harga BBM bisa lebih berkurang lagi. Selain itu, buat saya pribadi, anggaran beli bensin juga lebih ringan, sehubungan rencana saya untuk berangkat ke Jakarta dengan mobil.

Hitung-hitungan kasarnya jelas udah meringankan. Kalau jarak Surabaya-Jakarta sekitar 1000 kilometer, dan konsumsi bensin mobil saya sekitar 10km/liter, berarti saya butuh 100 liter bensin. Kalau kapasitas tanki bensin mobil saya sekitar 40 liter, butuh setidaknya 2,5 tanki. Kalo dulu pas masih Rp.6000 perliter, berarti untuk sekali jalan butuh Rp.600.000 untuk sekali jalan. Dengan turunnya harga bensin, berarti saya bisa hemat 100.000 sekali jalan.

Memang harga BBM nggak terjamin akan turun lagi, atau tetap seperti sekarang. Tapi yang jelas, ada harapan semoga perekonomian rakyat yang lesu, bisa bergairah lagi. Cuma mungkin bisa lebih diawasi pemakaiannya, karena masih banyak mobil mewah kalangan the have, diisi Premium yang sebetulnya malah ndak layak untuk mesin mobil mereka.

Saturday, December 13, 2008

Umur Manusia Rahasia Tuhan

Jadi pengen nulis sesuatu berbau agama, gara-gara 3 hari lalu dapet kabar duka, anak tetangga yang baru lahir nggak sampai seminggu yang lalu, ternyata harus kembali secepat itu kepada penciptanya. Kegembiraan yang sangat terasa minggu lalu dengan hadirnya sang jabang bayi laki-laki itu, 3 hari lalu berubah menjadi tangisan duka. Apalagi itu adalah anak pertama sekaligus cucu pertama tetanggaku.

Yang membuat aku terinspirasi dengan judul diatas, karena beberapa minggu sebelumnya nenekku yang usianya sudah 83 tahun dan memang kesehatannya mulai sering terganggu, tiba-tiba minta semua keluarga, anak, cucu, cicit, berkumpul dirumah. Dengan tubuh yang sudah lemah karena penyakit jantung dan batuk-batuk yang kerap diiringi sesak nafas, mbah bilang pengen ditemeni semua anggota keluarganya. Memang waktu itu tidak sedikitpun mbah bicara tentang kematian, tapi meminta semua keluarga berkumpul, biasanya sudah jelas akan mengarah kesana.

Ternyata, sesudah dilarikan ke rumahsakit PHC yang dekat dari rumah, dan menjalani sekitar seminggu perawatan, justru sang embah buyut ini kondisinya berangsur sehat wal'afiat. Bahkan kalau kata adik sepupuku yang memang sehari-hari kebagian jaga, mbah malah makin ngeselin sikapnya hehehe!

Dari peristiwa didepan mataku inilah aku kembali teringat pesan nabi Muhammad SAW, tentang gunakan lima sebelum datang lima, diantaranya gunakan masa sehatmu dengan baik sebelum datang masa sakitmu, dan gunakan masa hidupmu sebelum datang matimu. Wallahualam bishawab.

Thursday, December 11, 2008

Ready For Another Long Trip

Ehm....kayaknya kok agak terlalu bombastis ya judul diatas? Hehehehe! Tapi memang itu yang sedang aku siapkan dalam bulan Desember ini. Secara kebetulan minggu lalu adikku dateng ke Surabaya, dan ngasih tau kalau tanggal 21 Desember bakal ada pengajian dari kelompok jamaah haji Iskandaria. Kelompok ini yang dulu berangkat haji tahun 2004, dan waktu itu alhamdulillah aku juga ikut bersama bapak dan adikku. Nah, ternyata ada undangan lain, masih dari kalangan keluarga juga. Rencananya Januari 2009 ntar, bakal ada arisan trah keluarga bapakku. Biasanya sih selalu diadakan di Bandung, karena memang bapakku asli urang Sunda. Tapi sehubungan juga dengan nganyari kediaman dinas yang baru, akhirnya semua sepakat kalau arisan keluarga besar ini diadakan di Jakarta.

Minggu lalu bapakku udah bilang, terserah mau dateng salah satu atau dua-duanya - kalau bisa sih dua-duanya hehehe!! - tapi melihat kondisi fisik dan tentunya keuangan yang kudu diatur secermat mungkin, paling nggak aku kudu milih salah satu acara yang bakal didatengin. Dan akhirnya aku dan istri sepakat dateng yang acara tanggal 21 Desember aja. Naah, tentang transportasi, berhubung harga tiket pesawat lagi naik (maklum kan udah deket Natal en Tahun Baru), plus kalau naik kereta api juga bolak-balik menelan biaya yang nggak sedikit, akhirnya langkah terakhir diambil. We'll go to Jakarta by car.

Buat sebagian temen-temen barangkali berpikiran, ah wong cuma ke Jakarta aja heboh! Hehehe!! Ga papa, wong ini juga pengalaman kedua saya kalau nanti bener-bener jadi berangkat. Dulu yang pertama pas ke Jakarta dengan mobil itu pas masih kuliah sekitar tahun 2000-an. Yaa itung-itung nostalgia deh sama jalur Pantura. Mudah-mudahan ndak kena macet seperti dulu waktu tahun 2000, soalnya dulu pas H-3 Lebaran sih, hehehe!!!

Pasukan yang mau berangkat jelas aku, istri dan Kika bidadari mungil tersayangku, trus dua adiknya nyonya juga bakal ikut nemenin. Ceritanya aku jadi sopir paling nggantheng di mobil nanti, soalnya semuanya cewek sih, hehehehe!!! Nah, buat persiapan awal jelas fisik orangnya dulu. Alhamdulillah sejauh ini aku dan keluargaku sehat wal'afiat, jadinya tinggal persiapan mobil yang insya Allah bakal tak tune up ulang plus cek kondisi onderstelnya besok atau lusa, sesudah itu baru ngurus izin ke sekolahnya Kika. Berhubung ini perjalanan jauh, jadi kudu disiapkan sebaik mungkin. So, tungguin aja cerita perjalanan nanti, dan doain juga ya pren!! Biar semua lancar dan kembali ke Surabaya dengan selamat tanpa halangan apapun....

Monday, October 06, 2008

MUDIK 1000KM LEBIH...

Alhamdulillah, sesudah sekitar seminggu tour de java, akhirnya nyampe juga dirumah kembali. Ya di Surabaya tentu, hehehe! Kalo baca judul diatas, kesannya kok ya rada fantastis gitu. Tapi memang, karena perjalanan via pantura lebih panjang, plus jalan-jalannya, yaa akhirnya penunjuk di odometer yang cuma 3 digit memang sudah muter lagi, balik ke 0 bahkan udah nyaris mendekati angka 100. Dan mohon maap juga kalo aku terlambat share pengalaman ini, karena lagi nggak sempet aja konek ke internet akibat riwa-riwi dari mertua ke mbah selama hampir sebulan ini. Belum lagi buat kegiatan jualan yang selama ini tak jalanin.

30 September 2008, sekitar jam 10 pagi saya dan keluarga berangkat dengan tujuan awal Jatirogo Tuban (ternyata sesudah rundingan lagi, semua sepakat dengan rencana awal). Dalam perjalanan, kita sempat mampir dulu di Semanding, tempat sodara saya dari keluarga mbah kakung bermukim.

Sesudah ngobrol-ngobrol sebentar dan motret dua anak kembarnya yang lucu-lucu dan masih bayi, kita lanjut ke Jatirogo. Alhamdulillah dalam perjalanan tidak satupun yang mokel alias batal puasanya, meskipun memang dalam kondisi itu, insya Allah kita sudah masuk kategori musafir, karena memang perjalanannya sangat jauh. Alhamdulillah sekitar jam 3 sore kita semua nyampe dengan selamat, dan bidadari mungilku Kika langsung klik dengan sodara-sodaranya, yang kebetulan ada yang sepantar. Jadi deh mereka langsung main kejar-kejaran dan lain-lain. Malah dengan bangganya Kika nunjukin batangnya daun pisang yang udah layu kecoklatan dan dibuat mainan. Katanya itu bukan batang daun pisang tapi pancing, hahahaha!!!

Besoknya, saya dan keluarga sholat Id di masjid yang letaknya lumayan agak jauh kalo jalan kaki, sekitar 500 meter barangkali. Sengaja saya nggak bawa mobil, bukan karena pelit bensin, tapi biar ngerasain betul suasana mudik di ndesa hehehe! Kelar sholat Id dan sungkem-sungkeman, maunya sih langsung lanjut ke Jogja. Tapi karena masih ada acara nyekar segala, jadinya ya keburu siang. Mauku sih langsung berangkat, tapi liat Kika lagi asyik main sama sodara-sodaranya jadi urung deh. Malah istri nyaranin besoknya aja pas tanggal 2 baru berangkat.

Mumpung masih ada waktu, saya nyempetin motret Kika dengan sodara-sodaranya. Hehehe! Centil juga anakku. Malah si Wida, salah satu sodara yang sepantar, dengan logat Jowonya yang medok berkata, "Mbak Kika cantik'eee....!!" Oya, waktu berangkat nyekar ke makam yang nggak jauh dari rumah, kami sekeluarga memanfaatkan dua macam alat transportasi, dokar dan becak. Begitu mendengar kata dokar, Kika langsung jejeritan kegirangan. Yaa maklum di Surabaya udah bisa dibilang nggak ada lagi yang namanya dokar. Paling juga cuma ada di lagu anak-anak yang biasa dia dengerin. Nah begitu bulek alias tante disana nyariin dokar dan alhamdulillah dapet, makin senenglah hati bidadari mungilku. Langsung aja dia dan tiga sodaranya seperti yang ada di foto samping ini nyengklak dengan enaknya. Karena tempat penumpangnya nggak begitu besar, jadinya yaa cukup buat mereka berempat ini, plus si kusir yang narik dokar. Iya dong! Lha kalo nggak ditarik trus kudanya siapa yang ngendaliin? hehehe!

Maunya ya semua ngikut disitu. Berhubung nggak cukup yaa akhirnya sebagian naik becak ke makam. Kelar ziarah, ternyata udah siang banget. Aku sempet tidur sebentar sebelum akhirnya ngelilir dan terbangun sekitar jam 3 sore. Karena ngeliat bidadari mungilku belum juga istirahat. Akhirnya aku putusin berangkat sore itu juga ke Jogja via Pantura. Biar aja deh jalan malam-malam, karena yang penting bidadari mungilku bisa istirahat di kasurnya, biarpun didalam mobil. Apalagi bapak dan ibu mertuaku udah berangkat ke Nganjuk untuk acara trah di Lebaran kedua.

Akhirnya berangkat deh aku, nyonya, Kika, dan adik nyonya ke Jogja sekitar jam setengah 5 sore. Alhamdulillah karena udah pernah lewat di jalur Pantura sebelumnya, jadi masih rada-rada apal sama jalan biarpun harus jalan di kegelapan malam.

Sesudah sekitar 10 jam berikut nyasarnya (maklum biasa masuk dari Solo, kali ini dari Magelang. Udah gitu lupa jalan pula hahaha!), akhirnya nyampe juga di Brebah, tempat tinggal keluarga mertua. Persisnya yang ini rumah oom alias paklik. Kalo rumah mertua sendiri lokasinya ada disamping, dan belum selesai dibangun (karena waktu mau naikin kuda-kuda buat genteng taun 2006 lalu, keburu kena gempa. Jadinya yaa mbangun lagi nyaris dari awal). Alhamdulillah Kika ndak rewel selama perjalanan, dan didukung juga udara di Jogja kalo malem lumayan dingin, jadinya ndak pusing nyari ruang ber AC. Soalnya pas lagi jalan nyari alamat rumah, sempet juga kepikir mau mampir di penginapan barang semalam. Eeh, ndilalah fully booked dan yang parkir rata-rata plat luar kota, dan di atapnya ada roof rack dan roof box, jelas ini pasti tampang-tampang pemudik atau pelancong.

Pagi harinya, jadwal pertama yang harus segera dijalankan adalah....ke pantai!! Yap!! Bidadari mungilku udah beberapa bulan terakhir bawaannya minta ke pantaai melulu. Mau tak ajak ke Kenjeran males, wong masih begitu-begitu aja. Dan lagi ndak sesuai dengan gambaran yang sering dilihat anakku di tipi. Berhubung paling dekat adalah Paris alias Parangtritis, jadinya yaa berangkatlah kita kesana.

Beneran deh! Begitu liat air laut bergulung-gulung, langsung Kika sorak-sorak kegirangan. Apalagi pas liat disekelilingnya, banyak anak mainan pasir buat dibikin macem-macem. Ada yang bikin benteng sampe cuma ngeruk bikin got hahaha!! Karena ndak bawa alat apa-apa, aku ngajak bidadari mungilku main pasir pake tangan. Biasanya sih dia paling risih sama hal begituan. Alhamdulillah ternyata pas tak ajak eker-eker pasir kok yaa langsung ikut. Malah seneng sekali bisa numpukin pasir jadi kayak gunung.

Dan begitu perjalanan pulang sampe kerumah sekalipun, bibir mungilnya ndak brenti cerita sama orang serumah. Sampe-sampe mbah-mbahnya (adiknya mertua) pada gumun dan berkomentar,"Duh bocah iki nek crito ora mandeg yo?" Aku cuma mesam-mesem aja liat anakku ditanggap.

Perjalanan berikutnya, kita jalan-jalan ke Malioboro yang konon katanya kalo pas Lebaran penuh sesak. Dan ternyata bener juga. Sulit banget nyari parkiran buat mobil. Alhamdulillah sesudah berjuang, kita dapet parkir di pasar Beringharjo. Lumayan deh, sekalian jalan-jalan nyari batik yang bagus dan murah (bisa ditawar yang jelas hehehe!). Oya, ada satu hal yang ngeselin di Malioboro. Mentang-mentang Lebaran dan juga lagi rame-ramenya orang, tarif naek dokar disana jadi ngujubile melangitnya. Kata sepupu istriku disana, biasanya sih kalo keliling Malioboro cuma 20 ribu aja. Ini naik jadi 50 ribu, dan itu ndak bisa ditawar. Harga mampus!!! Makanya aku nggak keliling-keliling. Kasihan juga sama anakku yang mungil kalo umpel-umpelan begitu. Pun juga harga becak yang biasanya cuma 2 ribu, naik sampe 10 ribu.

Beres ke Malioboro dan Kaliurang, kita mampir ke SGPC (singkatan dari Sego Pecel) di daerah UGM sana. Maunya sih nyari menu selain gudeg dan iseng-iseng aja nyobain pecel ala Ngayogyakarta. Eh, ternyata ada sesuatu yang beda ditempat ini. Memang nggak semuanya ada, dan pas kebetulan ditempat yang kita mampir ini ada live musicnya. Sempet kuatir juga, soalnya Kika rada anti sama suara yang bising banget. Wong aku manggung di Balai Pemuda aja dia udah jejeritan minta pulang sama mamanya hehehe!! Tapi ternyata justru anakkulah yang paling enjoy disitu. Emang sih dia ndak ikut maem pecel, mintanya sop aja, dan kebetulan memang menu ditempat itu cuma 2; pecel dan sop. Ndilalah pas vokalis bandnya cuap-cuap minta request lagu, lha kok pas si Kika bisik-bisik ke aku, "Pa, oomnya suruh mainin lagu yang nomer 13 pa." Maksudnya, lagunya Yovie n Nuno yang judulnya Dia Milikku. Kebetulan kalo di CD kompilasi yang aku bikin sendiri, lagu itu ada di nomer 13. Bener aja, begitu aku nyampein requestnya ke band yang lagi maen itu, dan langsung dimainkan, langsung dia jejingkrakan dan maemnya habis banyak, hehehe!

Sebetulnya aku mau balik ke Surabaya hari Minggu tanggal 5 Oktober. Tapi begitu hari Sabtunya pas lewat jalur Jogja-Solo (soalnya rumah keluarga mertua lewat jalan ini), dan ternyata macet total, aku langsung kontak sepupuku di Solo, yang kebetulan juga mudik kerumah mertuanya, untuk pulang ke Surabaya hari Seninnya aja. Sepupuku ini dari Jakarta, dan mau ke Surabaya juga sowan ke mbah di rumah. Karena dia ndak pernah punya pengalaman trayek antar kota antar provinsi, akhirnya minta barengan. Ya udah, akhirnya sepakat Senin 6 Oktober kita semua balik ke Surabaya. Nyantai aja sih, malah sempet mampir di Caruban buat makan dan istirahat sebentar. Agak lucu juga liat tingkah sepupuku. Mentang-mentang mobilnya dilengkapi GPS, ternyata dia terlalu yakin dengan alat navigasi itu. Jadinya pas udah di Waru, eeh, bukannya kekiri kearah dalam kota, dia malah nyaris bablas ke tol Waru-Juanda hahahaha!! Setelah ditotal-total, ternyata kepergianku dan keluarga dari Surabaya sampai balik lagi, tercatat 1092 km. Dan karena odometer mobilku cuma 3 digit, jadi deh balik lagi muter ke 0, dan tertera hanya angka 92. Seneng sih biarpun jauh dan capek. Mudah-mudahan taun depan bisa ngulangi lagi hehehe!!

Thursday, September 25, 2008

MUDIK YOOOK!!! (PART 3; CAR)

Wheeww...tanpa terasa Lebaran udah makin dekat. Bahkan hitungannya udah nggak sampai sepuluh hari lagi. Sebuah latihan diri yang sangat berarti, terutama bagi umat Islam yang beriman, untuk bisa menjalani hidup diluar Ramadhan dengan lebih baik lagi, karena sudah ditempa di kawah candradimuka yang bernama puasa.

Oke, kalo di tulisan yang lalu khusus dibahas tentang persiapan untuk roda dua (bahasanya polisi nih!) atau sepedamotor, sekarang saya pengen coba berbagi dengan temen-temen semua, yang nantinya bakal mudik naik mobil. Memang sekarang (pada saat blog ini ditulis) sudah H-6 alias 25 September 2008. Tapi kalau ada diantara teman-teman yang masih belum mudik, nggak ada salahnya melakukan final inspection alias pemeriksaan akhir, supaya waktu mudik nanti, bener-bener sudah nggak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, dan juga nggak perlu takut kalau ada apa-apa dalam perjalanan.

Yang pertama, kita lihat dulu hal-hal yang sepele di balik kap mesin mobil, atau dibawah bangku supir kalau yang mesinnya disana, seperti seperti Daihatsu Gran Max atau Suzuki Carry dan APV. Yang pertama inspeksi cairan dulu. Pastikan air radiator terisi penuh berikut tabung reservoirnya. Periksa ulang kalau-kalau ada kebocoran. Mumpung belum terlambat, bisa dibawa ke tukang patri radiator. Kalau yang airnya sudah lama ngendon didalam, lebih baik dikuras saja, sekalian itung-itung membersihkan bagian dalam radiator. Kalau mau, bisa juga pada saat pengurasan, sesudah air didalam radiator habis semua, bisa ditambahkan radiator flush waktu mengisi ulang. Untuk proses ini, radiator nggak perlu diisi sampai penuh. Sesudah itu, nyalakan mesin kira-kira lima menit sampai air bersirkulasi dengan baik, kemudian matikan, tunggu sesaat sampai mulai dingin, dan buka tutup pembuangan air radiator. Biarkan air kembali keluar sampai habis. Sesudah itu, baru deh diisi dengan air lagi. Oya, kalau mobil Jepang memang lebih fleksibel, karena masih ditolerir kalau ngisinya pakai air PDAM. Tapi kalau mobil Eropa, umumnya harus pakai air destilasi seperti air aki yang botolnya warna biru (ingat!! bukan accu zuur yang botolnya warna merah!!)

Untuk penggunaan radiator coolant, bisa diisi langsung pada saat pengisian radiator, atau kalau mau dicampur juga nggak masalah. Jangan lupa isi juga tabung reservoir dengan radiator coolant, karena memang cairan satu ini punya titik didih lebih tinggi dibandingkan air biasa. Khusus mobil-mobil keluaran Eropa, kalau ingin mengisi radiator dengan full radiator coolant, ada baiknya konsultasikan dulu dengan bengkel langganan anda, supaya nanti tidak terjadi salah perlakuan.

Oke, cairan berikutnya adalah oli mesin. Yang satu ini mutlak kudu wajib diperiksa, karena memang fungsinya sebagai pelumas utama dari mesin, yang membuat lancar tidaknya depot tenaga mobil anda. Periksa kualitasnya dengan memperhatikan stik pengukur atau dipstick. Kalau warnanya tidak lagi kuning bening, bahkan sudah mulai mirip kopi susu, sebaiknya diganti. Begitu juga kalau kuantitasnya sudah berada di titik lower atau L pada dipstick, sebaiknya diganti. Biar lebih enak, sekalian ganti saja dengan filter olinya. Jadi waktu mudik udah nggak perlu kuatir lagi dengan oli dan filternya. Masih tentang oli, cek juga waktu pemakaian oli transmisi anda. Kalau memang sudah waktunya, atau kalau sudah tinggal seribuan kilometer, segera diganti. Untuk yang bertransmisi matik perlakuannya juga sama. Sementara oli berikutnya adalah oli power steering. Kalau memang ketinggiannya sudah berkurang, segera tambahkan sampai batas yang ada pada stik pengukur.

Sip!! Berikutnya monggo diperiksa kondisi aki. Kalau yang maintenance free tinggal dicek terminal positif dan negatifnya. Kalau ada kotoran segera bersihkan, dan semprot dengan penetran macam Sonax atau WD40 untuk pembersihan lebih lanjut, sekaligus menjadi pelapis dari ancaman kotoran. Untuk yang model biasa, periksa ketinggian air aki, jangan sampai kurang dari garis Lower. Kalau memang sudah sampai batas itu, segera isi sampai ke garis batas Upper. Ingat!!! Jangan sampai diatas garis Upper, karena justru akan berdampak munculnya kotoran berwarna putih di kutub aki, akibat kondisi yang terlalu basa, dan sel aki akan bekerja lebih keras menguapkan air aki supaya kondisi keasaman atau pH-nya seimbang.

Langkah berikutnya, perhatikan tekanan angin ban. Kalau sudah punya pengukur tekanannya, monggo dicek apakah sudah sesuai dengan standar pabrik atau belum. Khusus yang pelek dan bannya udah ganti dengan diameter lebih besar atau bannya lebih tipis, bisa ikuti anjuran pabrikan ban yang dipakai. Kalau perlu, tekanan angin bisa ditambahkan antara 3-5 psi dari standar, karena tentunya mobil akan bermuatan lebih berat dari biasanya.

Selain tingkat kekerasan tekanan angin ban, periksa juga kaki-kaki seperti ball joint, tie rod, cross joint dan juga suspensi. Cara paling gampang, coba dongkrak mobil anda, kemudian coba rodanya diputar dan digoyang keluar dan dalam. Kalau kemudian ada gejala speleng atau ada jarak yang cukup lumayan, waspadalah dengan komponen-komponen joint yang saya sebut tadi. Segera perbaiki atau diganti bila perlu di bengkel langganan anda. Untuk suspensi, selama ayunan masih terasa seperti standar ketika anda beli, tidak ada masalah. Kalau ada bunyi decit, umumnya ini di mobil yang masih pakai per daun dibelakang, artinya sudah mulai ada masalah dengan salah satu atau beberapa lembar per daunnya. Cara sederhana sih tinggal dikasih gemuk atau grease, insya Allah beres. Kalau toh harus ganti, cukup ganti lembar yang bermasalah dengan yang baru. Jangan lupa juga untuk ngecek kampas rem anda. Caranya sih tinggal perhatikan ketinggian minyak rem dibalik kap mesin. Kalau sudah mulai turun (bukan bocor), berarti kampas rem sudah mulai menipis. Kalau turunnya masih di batas atas, insya Allah tidak ada masalah dan masih cukup aman. Tapi kalau tidak mau khawatir, monggo diganti dengan kampas rem baru.

Oke lanjut ke pemeriksaan kelistrikan. Nyalakan lampu kota, lampu utama dan sein. Pastikan semua berfungsi dengan baik, termasuk cobalah kerja wiper anda, apakah masih baik atau sudah kurang baik lagi sapuannya. Segera ganti kalau memang karetnya sudah getas. Di pasaran harganya juga cukup terjangkau, dan tinggal pilih mau yang genuine atau yang aftermarket. Untuk lampu mobil, memang ada banyak pilihan aftermarket, bahkan yang HID Xenon. Untuk jenis terakhir ini memang aplikasinya cukup mudah dan harganya terjangkau. Kalau ingin pakai jenis ini, sebaiknya pilih yang derajat Kelvinnya tidak terlalu tinggi, di kisaran antara 3200-6000 Kelvin. Karena kalau sudah diatas itu, sinar lampunya akan cenderung kebiruan, dan ini jadi masalah ketika anda berhadapan dengan hujan. Ingat! BMG sudah memperkirakan akan ada perubahan cuaca mendadak ketika Lebaran tiba. Jadi, tidak ada salahnya untuk antisipasi lebih awal.

Kalau semua sudah beres, tinggal persiapkan barang-barang yang akan dibawa. Biarpun pakai mobil, jangan sampai anda mudik tapi bawaannya seperti orang pindah rumah. Ingat! Mudik hanya seminggu atau beberapa hari lebih. Bawa saja barang seperlunya. Kalau toh mungkin bagasi mobil tidak mencukupi, anda bisa manfaatkan produk-produk roof rack atau roof box yang banyak di pasaran. Bawaan aman, dan anda tidak perlu khawatir kalau ingin memuat barang yang agak banyak. Tapi hati-hati juga kalau sudah mengaplikasi rak atap tambahan ini, karena pengaruhnya terhadap pengendalian akan sangat besar. Sebaiknya tidak ngebut dan zigzag.

Oke, semoga beberapa hal yang saya uraikan ini bisa jadi sesuatu yang bermanfaat. Mudah-mudahan mudik teman-teman nanti lancar, biarpun sekarang mulai terjadi peningkatan arus lalulintas, terutama di jalur-jalur yang biasanya jadi langganan macet seperti di kawasan Pantai Utara. Tetap mengemudi dengan aman alias safety driving, dan manfaatkan tempat-tempat istirahat atau posko siaga dari ATPM mobil anda atau sponsor-sponsor lainnya, untuk sekedar melepas lelah sejenak, atau untuk memeriksa ulang kondisi mobil sebelum sampai ke tujuan. Selamat Jalan, Semoga Selamat dan Lancar Sampai Tujuan

Monday, September 22, 2008

ME AND MY MUDIK PLANS

Seperti yang udah saya ceritain di tulisan terdahulu (MUDIK YOOOK...!!) sekarang saya pengen berbagi cerita lagi sama temen-temen, seputar persiapan saya untuk bermudik ria ke kampung halaman alias ndesa mertua saya di kawasan Brebah Sleman.

Sesudah beberapa hari berlalu, ternyata untuk rute perjalanan ada perubahan, karena ternyata ibu mertua saya berencana ngadain acara arisan trah keluarga. Itu tuh, sebuah acara keluarga besar-besaran yang memang bertujuan menyambung tali silaturahim secara turun-temurun dari mbah buyut sampai cicit. Sebetulnya acara itu sudah lebih dulu diadakan bapak mertua saya di Jogja secara rutin, dan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Tapi karena kebetulan budenya mertua saya itu udah uzur banget, dan lagi bisa jadi ini pertemuan pertama sekaligus terakhir, ibu mertua saya yang masih gesit itu mengusulkan untuk ngadain acara trah itu. Celakanya, acara itu mefet banget dengan pertemuan trah rutin di Jogja yang selalu digelar di hari ketiga Lebaran. Jadi rencana trah dari pihak ibu mertua itu bakal diadain Lebaran kedua.

Sesudah rundingan sama istri tercinta, akhirnya mudik tetap akan berlangsung, dengan catatan rute pun berpindah tidak lewat Pantura, tapi ke Nganjuk dulu, tempat lokasi pertemuan trah dari pihak keluarga ibu mertua akan diadakan. Ini karena saya nggak jadi menjemput embah istri saya dari pihak ibu, sehubungan beliaunya langsung diterbangkan ke Nganjuk oleh sanak kerabat hehehe!

Oke, rencana perjalanan alhamdulillah tetap fixed. Sekarang ke persiapan kendaraan. Sesudah ngumpulin pernik-pernik seperti perangkat narsis mobil macem lap mikrofiber sampai pemoles, dan udah ganti wiper dan filter udara, langkah berikutnya nyambangi ACE Hardware, coz saya tertarik dengan iklan coolbox alias kulkas mobil yang ada di iklan majalah otomotif langganan saya. Eit! Ini bukan kulkas segede gajah seperti yang biasa dirumah lho! Cuma sekotak pendingin berukuran kecil, yaa kira-kira cukup untuk muat 5 botol air mineral atau setengah lusin minuman kaleng. Bukan apa-apa, habis orang rumah yang nanti bakal ikut ini termasuk jagoan minum es, jadi rasanya kok ada yang kurang kalo nggak punya coolbox.

Begitu udah milih-milih dan sesuai dengan kebutuhan, pandangan saya tertuju pada gelas yang punya fungsi sebagai water boiler alias buat nggodok air secara elektris. Harganya juga cukup terjangkau dan pas banget terutama kalau pengen bikin susu buat bidadari mungilku. Alhamdulillah, akhirnya semua udah keangkut, plus sebuah vacuum cleaner berukuran mini buat bersih-bersih interior. Yang kemudian jadi masalah adalah, mau ditaruh dimana tu barang-barang, terutama coolbox dan gelas pemanas yang punya judul carpot itu.

Selidik punya selidik, akhirnya saya coba iseng buka konsol box bawaan pabrik, yang memang ada tatakan gelasnya. Saya buka dan saya keluarkan tumpukan kaset didalamnya, wah ternyata ada ruang yang cukup besar buat naruh carpot ini, tanpa harus mengganggu operasional tangan saya waktu nyetir nanti. Apalagi ada ruang cukup lega buat naruh gelas atau botol air mineral berukuran tanggung alias 600ml. Jadi nggak perlu sampai membongkar konsol box keseluruhan, karena ternyata desain aslinya menyatu dengan pelindung rem tangan dan persneling. Untuk coolboxnya, alhamdulillah colokan ke cigarette lighter ternyata disertai kabel cukup panjang, jadinya bisa ditaruh dibelakang sekalipun. Alhamdulillah sejauh ini semua persiapan udah oke, tinggal ganti oli mesin, transmisi, dan filter oli, berikut ganti cairan radiator dengan coolant yang baru.

Saturday, September 20, 2008

MUDIK YOOOK!!! (PART 2; MOTORBIKE)

Hari Raya Idul Fitri semakin dekat, dan tentu saja masyarakat yang menjalani ritual tahunan terbesar di dunia ini sudah makin sibuk. Sekitar tiga hari terakhir saya ubek-ubek kios majalah dan toko buku, sudah mulai bertebaran pernak-pernik informasi untuk mudik, termasuk bagaimana mempersiapkan diri dan kendaraan.

Data Departemen Perhubungan menyebutkan, jumlah kendaraan roda dua alias sepedamotor, sekarang mencapai antara 2,5 - 2,7 juta unit. Artinya, jumlah sebanyak ini kalau diasumsikan setengahnya saja yang beredar di jalan untuk mudik, pasti bakal ketahuan betapa penuh sesaknya jalanan nanti, terutama di saat puncak arus mudik, yang biasanya terjadi pada H-3 Lebaran. Itu baru sepedamotor, belum lagi ditambah dengan jumlah mobil dan kendaraan umum yang akan tumpah ruah di jalan.

Buat yang naik sepedamotor, mumpung masih ada beberapa hari buat persiapan, monggo dicek dan ricek kembali kondisi kendaraan lebih dulu. Pastikan oli motor anda kualitasnya masih bagus, dan itu bisa dilihat dari warna oli yang nempel di dipstick alias stik pengukur oli di sebelah kanan mesin. Atau kalau memang tidak ingin ambil resiko, mungkin karena oli sudah setengah masa pemakaian, biarpun masih jauh atau masih lama masa pakainya, ada baiknya diganti saja dengan yang baru. Alasannya, dalam perjalanan nanti, terutama kalau teman-teman yang bermukim di Jakarta akan pulang ke kampung halaman yang tersebar di seantero pulau Jawa, jelas kendala yang akan muncul adalah kemacetan, dan itu benar-benar akan menyiksa oli mesin anda, karena pendinginan dari hembusan angin tidak akan terjadi, akibat kondisi jalan yang kemungkinan akan padat. Toh, dengan ganti oli menjelang mudik, setidaknya teman-teman akan bisa lebih santai karena tidak khawatir dengan kondisi oli.

Berikutnya, cek kembali businya. Memang umur pakai pemantik api satu ini cukup panjang, sekitar 6000km atau sekitar enam bulan. Kalau ganti businya masih baru sebulan atau dua bulan, setidaknya masih dalam batas toleransi. Kalau yang ini sih, tinggal bersihkan saja elektroda businya pakai amplas halus, atau sikat kawat.

Selanjutnya, jangan lupa juga lihat alur ban depan dan belakang. Jangan sampai ketebalan alur dibawah 1,6 mm, karena akan berdampak handling motor tidak sempurna akibat gejala selip. Apalagi kalau mudik, jelas motor akan mendapat beban tambahan berupa barang bawaan. Kalau memang sudah mulai tipis, atau justru mulai gundul mirip ban slicknya motor MotoGP, mending ganti baru deh. Toh harga ban standar cukup terjangkau, antara 120-125 ribu perbijinya. Kalau mau yang agak bagus, memang relatif lebih mahal, seperti Mizzle kisarannya sudah 200 ribuan. Next, jangan lupakan juga pelek yang jadi bagian penting roda selain ban. Untuk pelek jeruji, pastikan seluruhnya dalam kondisi kencang. Kalau ada yang kendur, biasanya ini akan berdampak pelek jadi oleng, buruan disetel biar lurus lagi. Sementara kalau pelek racing model palang, perhatikan juga kondisinya. Caranya, dirikan motor di standar tengahnya, kemudian coba putar ban belakang atau depan. Dekatkan ujung spidol pada tepi pelek. Kalau ada yang tersentuh, berarti pelek sudah peyang.

Langkah berikutnya, silahkan cek kembali rantai dan gir depan belakang. Biasanya bagian ini jarang mendapat perhatian karena saking sibuknya kita beraktivitas. Paling-paling cuma rantai saja yang dilmuasi. Perhatikan kekencangan rantai, dengan jarak main tidak boleh lebih dari 3 sentimeter. Kalau setelan rantai di ujung kiri kanan dibelakang dudukan sokbreker sudah mencapai garis paling belakang, artinya rantai sudah harus diganti. Jangan dikurangi satu atau dua mata, seperti yang sering dilakukan mekanik partikelir, karena itu hanya solusi darurat disaat anda sedang tidak bisa beli rantai baru, karena toko onderdil tutup misalnya. Perhatikan juga kondisi gir depan belakang. Kalau sudah mulai terlihat lancip, itu akan menggerus rantai, dan ujung-ujungnya rantai putus ditengah jalan. Nggak enak banget kan kalau perjalanan mudik nggak bisa finish gara-gara rantai putus? Nah, kalau memang sudah ada gejala seperti ini, segera ganti rantai berikut girnya sekaligus. Karena kalau hanya rantai saja atau gir saja yang diganti, tidak akan optimal.

Berikutnya, perhatikan kelistrikan motor anda. Cek lampu depan-belakang, sein kiri kanan, dan juga lampu rem dengan menarik tuas rem atau menginjak pedal rem. Tidak ada salahnya juga mengganti lampu depan dengan jenis halogen yang lebih terang, atau dengan lampu xenon yang beredar di pasaran. Ingat! Jangan pernah memakai bohlam putih dibelakang, kalau mika lampu anda warnanya putih! Selain merupakan pelanggaran aturan lalulintas, lampu putih dibelakang akan menyilaukan pengendara lain, atau bahkan anda dikira mobil yang sedang mundur, atau sedang jalan ke arah yang berlawanan. Itu bisa memancing kecelakaan. BAHAYA!!

Oke, sesudah semua beres, silakan di tune up ulang motor anda, supaya larinya tetap oke selama mudik di perjalanan. Satu hal lagi, perhatikan saringan udara. Kalau memang saringan anda tipenya bisa dicuci, monggo dicuci bersih, supaya nanti pas di perjalanan jauh lebih nyaman. Kalau yang tipenya pakai bahan kertas dan sudah sangat kotor, mending ganti baru. Usahakan tidak pakai open filter, atau kalau toh memang ingin pakai dengan alasan biar kelihatan mbois alias keren di kampung halaman, cari yang memang bisa memberi efek peningkatan pasokan udara dengan lebih baik, tanpa mengurangi fungsinya sebagai penyaring partikel debu.

Motor sudah selesai, sekarang tinggal orangnya. Karena mudik naik sepedamotor, jelas anda tidak akan bisa membawa barang bawaan seperti kalau anda naik mobil. Karena itu jangan disamain ya! Bawa barang-barang seperlunya saja. Kalau toh memang ingin bawa barang banyak, paketkan saja lebih dulu lewat jasa-jasa pengiriman yang sudah dipercaya. Terus, kalau memang teman-teman ada yang mau pulang bersama keluarga, entah istri atau berikut dengan anak, usahakan boncengan dengan posisi yang nyaman. Atau kalau memang ada diantara teman-teman yang sudah punya momongan lebih dari satu, ada baiknya dinaikkan kendaraan umum saja, karena akan jauh lebih aman dan tentunya lebih nyaman.

Untuk yang baru kali ini mudik, alias mudikers pemula, anda bisa ikut dengan rombongan mudikers sepedamotor yang biasanya mendapat pengawalan polisi. Akan lebih aman karena dengan adanya petugas berseragam coklat ini, pemudik akan lebih terlindung. Tapi kalau memang ente nekat dengan alasan pengen cari pengalaman baru, dan belum hafal jalan. Bawa peta saja, seperti yang selalu disarankan Dora di film kartun Dora The Explorer hehehe! Perhatikan selalu kondisi jalan, karena memang selama ini jalanan di Indonesia kondisinya masih menyedihkan. Banyak perbaikan yang belum selesai, belum lagi lubang-lubang menganga yang siap menelan korban. Ingat tragedi Sophan Sophiaan dan Harleynya yang jatuh akibat terjungkal lubang di jalan. Nggak perlu nunggu punya Harley dulu untuk bisa njungkel seperti itu, sehingga tentunya anda harus ekstra waspada.

Berikutnya, dalam perjalanan nanti, silakan memanfaatkan posko-posko mudik yang bertebaran di sepanjang jalur mudik. Memang posko-posko yang ada biasanya didirikan merek-merek motor tertentu, tapi mereka juga terbuka dengan motor merek lain yang pengen mampir sekedar istirahat, atau ngecek kondisi motornya. Usahakan tidak memaksakan diri untuk berkendara terlalu lama, karena menurut para ahli anatomi, tubuh manusia itu umumnya kuat berkendara dengan refleks yang prima antara 2-4 jam. Lebih dari itu, mungkin masih bisa bertahan, tapi daya refleks sudah menurun, dan respon terhadap kendaraan juga mulai melambat. Terlalu berbahaya kalau dipaksakan jalan terus. Toh dengan sedikit istirahat akan menyumbang cukup banyak bagi pemulihan kondisi dan stamina.

Lanjut...perhatikan juga waktu memulai perjalanan. Kalau memang teman-teman ingin start jalan dipagi atau siang hari, kelebihannya adalah jarak pandang anda akan sangat luas, dan tidak perlu khawatir kalau suatu saat motor anda bermasalah. Meski ada posko 24 jam, tapi tidak semua posko yang buka seperti itu di rute-rute mudik. Kekurangannya, kalau anda mudik masih dalam hari puasa, jelas stamina akan lebih cepat terkuras. Sementara kalau jalan malam, performa motor akan lebih prima karena terbantu dinginnya udara malam. Tapi dampak negatifnya, jalanan akan lebih ramai dengan bis-bis luar kota yang biasanya selalu berpotensi membahayakan keselamatan anda. Selain itu, ada resiko terpapar cahaya lampu dari arah berlawanan. Sering terjadi, pemilik kendaraan yang meluncur di jalan seenaknya sendiri menyetel ketinggian lampu kendaraannya. Tapi siang atau malam, pilihan ada di tangan anda. So, siap mudik??? Jangan lupa berdoa ya..!!!

Wednesday, September 17, 2008

MUDIK YOOOK!!!

Gara-gara habis keliling situs-situsnya temen-temen dan ngobrol dengan salah satu temen tentang sekilas rencana mudik, jadi inget kalau yang namanya mudik itu merupakan sebuah ritual yang setiap tahun dilakukan masyarakat Indonesia, nggak cuma di Jawa saja, tapi juga di berbagai daerah. Namanya saja ritual masyarakat Indonesia, jadi dimanapun berada, asal masih bernama NKRI, jelas mereka pasti mengalami, atau minimal ikut merasakan gegap-gempita alias euforia fenomena setahun sekali ini.

Memang sih, acara yang satu ini selalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang menjadi bagian tak terpisahkan dari umat Islam. Disaat inilah umat Islam (yang beriman) merayakan kemenangannya atas perjuangan melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan selama 30 hari. Tidak cuma menahan lapar dan haus, tapi juga segala nafsu yang lain, termasuk nggosip (hayooo...pada nonton infotainment nggak?? hehehe!!). Dibilang untuk yang beriman, karena kan udah tertulis tuh di Al Qur'an surah Al Baqarah 183. Bunyi pertamanya aja udah Hai orang-orang yang beriman.....

Saya sudah coba merunut mulai kapan peristiwa mudik itu terjadi, tapi sampai beleken melototi sejarah ritual yang satu ini di berbagai situs, tetap saja tidak ditemukan, siapa sih yang mulai bikin acara seperti ini, dan kapan acara itu dilangsungkan pertamakali. Sudahlah, mungkin itu jadi bagian yang tidak perlu dibahas terlalu dalam. Yang penting, mau Lebaran mudik, titik!!

Dan kalau sudah berhadapan dengan kata mudik, jelas fenomena yang terbayang adalah riuh rendahnya orang melakukan persiapan, nggak peduli muslim atau bukan, yang penting kalau sudah ketemu Lebaran, pasti mudik dan silaturahim di jalan. Memang saya amat jarang sekali melakukan ritual ini, karena memang sudah terlalu sering bolak-balik Surabaya-Bandung, tempat asal ayah saya, dan itu selalu menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau pesawat. Dan begitu ngerasain sendiri sebuah perjalanan Surabaya-Jakarta nyetir sendiri dengan mobil sekitar 8 tahun lalu untuk pertamakalinya, baru deh terasa betapa mengasyikkannya memang, sebuah ritual yang bernama mudik itu. Biarpun memang harus umpel-umpelan dengan pengendara lain, dan tidak jarang harus menahan diri karena ulah beberapa pengendara yang slonong boy zonder permisi alias ugal-ugalan dalam berlalu-lintas, tidak membuat nyali saya, adik, dan dua sepupu saya waktu itu, untuk reli wisata dari Surabaya ke Jakarta (reli wisata? maksudnyaa...?? )

Ngomong-ngomong tentang persiapan mudik, sekarang sudah mulai terasa banget, terutama karena beberapa media otomotif negeri ini sudah mulai menyertakan peta, atau booklet tentang persiapan-persiapan kendaraan menjelang mudik sampai pasca mudik, termasuk persiapan pengemudi dan tentu keluarga yang dibawa. Mulai dari sekedar cek mesin, ganti oli, ganti fast moving seperti kampas rem, busi, atau kampas kopling, sampai persiapan kalau-kalau pas ngisi bengsin ditengah perjalanan, dapet yang kualitasnya buruk. Tentu memang harus diingat, kalau memakai cairan atau alat peningkat kualitas bahan bakar, harus dilihat secara jeli. Kalau yang berbentuk cair, pastikan isinya tidak mengandung timbal, sehingga kendaraan anda, terutama mobil, yang menggunakan catalytic converter alias penyaring gas buang untuk mobil berbahan-bakar bensin tanpa timbal, tidak sampai rusak karena unsur timah yang memang jadi biang penyumbat alat satu ini. Kalau yang berbentuk alat, pastikan juga kualitasnya mumpuni, dan sesuai dengan klaim pabriknya. Atau kalau bingung, silakan cari referensinya di media-media otomotif yang beredar di negeri ini. Menjelang Lebaran, pasti deh media seperti ini, termasuk radio dan televisi, berlomba-lomba menampilkan persiapan mudik sebagai menu utamanya.

Fenomena mudik yang kedua, coba aja tengok di mal atau pusat perbelanjaan. Sekarang udah makin banyak tawaran-tawaran diskon, mulai dari yang cuma sepuluh persen, sampai yang nyaris gratis. Dan lagi, pernak-pernik yang ditawarkan juga beragam. Mulai baju koko, mukena, busana muslim, sampai busana anak-anak. Belum lagi aksesoris-aksesoris lain yang kira-kira bisa mempercantik penampilan pas pulang ke ndesa masing-masing, plus makanan-makanan ringan dalam bentuk eceran maupun yang sudah kemasan dalam parcel.

Kalau sudah berjumpa momen seperti ini, jujur saya merasakan ada sesuatu yang berbeda, sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan (awas jangan ngeres, hehehe!). Apalagi insya Allah tahun ini saya juga termasuk yang melakukan ritual mudik (lagi), biarpun bukan lagi ke Bandung atau Jakarta tempat orangtua saya bermukim sekarang. Untuk tahun ini, saya bakal mudik ke kampung halaman mertua di kawasan Brebah Sleman Jogjakarta, sekaligus ngenalin putri saya ke keluarga yang ada disana. Sejak lahir sih memang dia belum pernah kesana, kecuali ke kampung halaman mbah putrinya di Jatirogo Tuban sekitar 3 tahun lalu. Tapi memang dulu pas habis nikah, waktu istri masih hamil 3 bulan (dan tentunya masa itu dianggap masa paling rawan, karena itu adalah anak pertama), pernah saya ajak ke Jogjakarta bareng adik sepupu saya. Cuma bertiga memang, karena waktu itu mertua lagi mudik ke Jatirogo. Alhamdulillah nggak ada masalah, dan mudah-mudahan bidadari mungil saya yang sekarang udah TK ini tetap sehat sampai pulang lagi, amiiinn.... Apalagi beberapa kali ke Jatirogo yang juga merupakan perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah ini, fisiknya juga bagus.

Persiapan? Tentu dong! Terutama karena akan menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 450 kilometer, tentunya butuh preparasi yang oke punya. Berhubung sekarang sudah nggak terikat waktu kerja lagi, jadinya saya punya waktu jauh lebih banyak buat siap-siap. Mula-mula, bangku tengah mobil saya lengserkan paksa tanpa mereka bisa protes. Dan sesudah ukur sana ukur sini, kasur busa dikamar yang jumlahnya dua biji, saya ambil satu, saya potong sedikit, menyesuaikan ukuran kabin mobil, dan simsalabim!! Jadi deh tempat selonjoran dan berbaring yang nyaman buat mudik nanti. Buat pengisi ruang kosong di pijakan kaki, karena sasis tangga yang dianut mobil saya membuat konstruksi bangku tengah dan belakang bertingkat, saya isi pakai potongan busa kasur yang saya ambil tadi. Sengaja saya nggak copot bangku belakang, biar nanti kalau muat barang banyak nggak sampai kebrukan alias kejatuhan. Nggak enak banget kan kalo pas enak-enak jalan kepala pada benjol kejatuhan koper? hehehe!

Berikutnya, mulai ngumpulkan peranti yang perlu dibawa, seperti busi cadangan, peralatan buat mempercantik mobil seperti lap mikrofiber, chamois, shampo mobil, sampai pemoles dan pembersih kacanya, plus dua botol octane booster yang punya fungsi ganda sekaligus sebagai fuel conditioner, biar kalau pas ngisi ditengah jalan, dan dapet bensin yang kualitasnya nggak bagus, masih bisa diminimalisir dampak buruknya ke mesin. Next step, saya mau ganti oli mesin dan transmisi, karena kebetulan juga dari catatan perawatan, sudah waktunya cairan-cairan ini diganti, termasuk filter oli dan filter udaranya. Selain itu, saya juga udah nyiapin radiator coolant buat gantiin yang udah lama ngendon di radiator, sekaligus saya kuras radiatornya. Kemudian, saya juga udah ancang-ancang buat nyetel ulang remnya, karena waktu tune up di awal bulan, sama mekanik udah dibilangin kalo kampas remnya masih bagus. Oya, wiper juga saya ganti, karena memang pas sudah waktunya, dan itu bisa dilihat dari kualitas sapuannya ke kaca yang sudah nggak begitu bersih lagi, apalagi menurut prakiraan cuaca BMG, Lebaran bakal berlangsung ditengah cuaca pancaroba, dimana hujan bisa turun dengan tiba-tiba ditengah panas terik yang menyengat. Oke, persiapan mobilnya udah selesai, tinggal masukin peralatan macam tool kit, P3K, dan dongkrak buaya. Dasar udah hobi, apalagi dulu pernah jadi host dan produser acara Bincang Otomotif di Radio Suara Surabaya, alhamdulillah jadinya segala persiapan itu otomatis sudah saya lakukan dengan sendirinya.

Disaat persiapan ini, bapak mertua saya juga bilang, sebelum ke Jogja, nanti mampir ke Jatirogo dulu jemput embah putri istri saya, karena terakhir kali beliau ke Jogja ya sudah lebih dari 30 tahun lalu, waktu pas mantu dulu. Insya Allah saya sekeluarga bakal berangkat sekitar H-3, dan lanjut ke Jogja sehabis sholat Id. Memang sih Lebarannya juga masih jauh. Tapi daripada saya gedandapan alias kalang-kabut dan akhirnya nabrak sana-sini buat persiapan, lebih baik saya lakukan dari sekarang. Toh, putri saya malah seneng karena sekarang mobilnya udah bisa dipake tidur dengan nyaman. Lagipula, daya angkutnya tetap bisa muat 8 orang. Bahkan minggu lalu pernah rekor 12 orang sekaligus, mirip angkot, hehehehe!

So, buat teman-teman yang memang mau pulang ke kampung halaman, ada baiknya sekarang udah mulai nyicil persiapannya, mumpung masih ada 12 hari lagi. Ingat, 12 hari itu nggak kerasa lho! Buktinya, nggak kerasa juga kan kalau ternyata puasa kita udah masuk hari ke-18 (persis pas saya nulis blog ini). Kalau nanti udah pada terima THR, kan enak tuh tinggal melengkapi yang masih kurang, asal jangan terlalu banyak aja. Ingat juga, kecelakaan di jalan sering terjadi karena pada saat mudik, mobil dan sepedamotor kita sering dapet siksaan tambahan dengan bawaan berlebihan, bahkan sampai harus ditaruh diatas atap, atau kalau yang sepedamotor, para mudikers sampai harus pasang penyangga tambahan dibelakang boncengan, supaya bisa bawa barang banyak. Dengan kondisi ini, pengendalian juga jadi tidak sestabil biasanya, dan tentunya beresiko membuat perjalanan ke kampung halaman anda, jadi perjalanan menuju rumahsakit dan kuburan. Jadi, pertimbangkan segala sesuatu, dan tetap hati-hati di jalan. Ingat! Di jalan pun kita juga berinteraksi dengan sesama pengendara, sehingga saling toleran juga sangat dibutuhkan, disamping kita harus pintar-pintar meredam emosi supaya nggak terpancing dengan ulah sebagian pengendara yang ugal-ugalan.

Thursday, September 11, 2008

KONFLIK DI SUARA SURABAYA MEDIA (THE NEXT EPISODES)

Ternyata, kasus pelanggaran mendirikan usaha yang sama dengan perusahaan yang diikuti seorang karyawan, seperti yang dituduhkan pada Hendro D. Laksono Chief Editor Majalah Mossaik yang majalahnya udah awarahum karena bangkrut itu, ternyata berbuntut. Masing-masing sama-sama bersikukuh dengan pendiriannya. Yang unik, Romi Febriansyah Direktur Umum dan Keuangan ternyata tidak bisa menjelaskan pertanyaan Hendro, tentang pelanggaran apa yang sebenarnya dia perbuat, sehingga berbuntut perpanjangan skorsing bahkan berujung ancaman PHK atau resign. Dan teman-teman....ternyata kasus ini juga dialami Adam, desainer Mossaik Media Comminuication yang bernaung dibawah bendera SS Media. Lebih jelasnya, saya kutipkan beritanya dari situs milik Asosiasi Jurnalis Independen AJI Surabaya. Anda juga bisa klik di www.aji-surabaya.blogspot.com

Perundingan Bipartit 2 Berakhir Buntu

Press Release AJI Surabaya

Perundingan Bipartit 2 antara Manajemen Suara Surabaya Media dengan Hendro D. Laksono, dalam kasus sengketa perburuhan, berakhir tanpa keputusan apa-apa alias buntu. Manajemen Suara Surabaya Media tetap menuduh Hendro telah melakukan “kesalahan berat” dan pantas untuk di-PHK. Sementara Hendro merasa tuduhan itu tidak jelas.

Dalam pertemuan itu, Manajemen Suara Surabaya Media yang diwakili Direktur Umum dan Keuangan Romi Febriansyah kembali menegaskan bahwa Hendro telah terindikasi melakukan aktifitas lain yang bertabrakan dengan core bisnis PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya atau Suara Surabaya Media. “Hendro punya usaha sejak tahun 2002, sebelum masuk SS, dan itu kami (manajemen SS) anggap sebagai kesalahan berat,” kata Romi. Karena itulah, Manajemen SS Media mengangap Hendro layak untuk di-PHK atau mengundurkan diri dari jabatannya.

Hendro yang dalam perundingan itu didampingi oleh Iman D. Nugroho, Sekretaris 1 AJI Surabaya hanya tersenyum, sembari meminta Romi menjelaskan apa definisi kesalahan berat yang bertabrakan dengan core bisnis SS Media itu. “Apa saya membuat lembaga broadcasting baru, karena secara legal formal, core bisnis SS Media adalah radio Suara Surabaya?” tanya Hendro. Romi tergagap. “Bukan itu, tapi lembaga penerbitan,” jawab Romi sembari menjelaskan bahwa keputusan itu diambil setelah tiga direksi SS Media, Errol Jonathans, Wahyu Widodo, Gati Irawarman, Herru Sholeh dan Romi sendiri.

Jawaban ini tergolong “aneh”. Keanehan pertama adalah “pelanggaran berat” yang dituduhkan ke Hendro tidak terdifinisi dengan pasti. Termasuk jenis media apa yang pernah diterbitkan dan dianggap bertabrakan dengan core business SS Media. Apalagi dalam sejarahnya, PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya yang mengudara sejak 11 Juni 1983 ini dalam perkembangannya “hanya” melebarkan sayap pada dunia broadcasting dan online (SuaraSurabaya.net) semata. Kalau toh ada media massa jenis cetak, bernama Majalah Mossaik, sudah berhenti terbit pada pertengahan 2006.

“Pertanyaan saya belum terjawab, mana core business yang saya langgar? Apakah saya punya radio baru, atau punya radio dengan portal berita baru atau mendirikan majalah seperti Mossaik?” tanya Hendro. Lagi-lagi Romi tergagap. Romi tetap bersikukuh bahwa “pelanggaran berat”, sesuai keputusan direksi SS Media telah terindikasi dilakukan Hendro. “Mungkin kita berbeda persepsi, karena itulah SS Media membawa kasus ini ke Disnaker Surabaya,” jelasnya.

Sementara itu, Iman D. Nugroho yang diberi kesempatan bicara menekankan adanya penyelesaian yang adil dalam kasus SS Media –Hendro D. Laksono. Iman menyayangkan ketidakhadiran dua direktur lain yang memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah ini. “Kalau Direktur Operasional Errol Jonathans dan Direktur Marketing Wahyu Widodo bahkan Direktur Utama Sutojo Soekomihardjo hadir, mungkin persoalannya jadi lebih cepat menemukan solusi,” kata Iman.***

AJI Surabaya di Detiksurabaya.com

Kamis, 11/09/2008 12:12 WIB
Buntut Skorsing
Konflik Jurnalis dengan Manajemen SS Media Kian Panas
Budi Sugiharto - detikSurabaya



Surabaya - Sanksi skorsing sejak 19 Juli 2008 hingga sekarang dari perusahaan yang dialami Hendro D. Laksono, Chief Editor Majalah Mossaik milik Suara Surabaya Media (SS Media) kian memanas.

Merasa didzolimi, Hendro pun berusaha melawan manajemen SS Media dengan dibackup AJI dan LBH Surabaya. Kasus sengketa ini oleh SS Media sudah diserahkan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya. Namun Hendro menolak upaya itu. Dia lebih menginginkan diselesaikan secara bipartit, antara dirinya dengan manajemen SS Media.

Perundingan bipartit antara Manajemen SS Media dengan Hendro D. Laksono untuk kedua kalinya kembali digelar pada Rabu (10/9/2008). Hendro dalam perundingan itu didampingi oleh Iman D. Nugroho, Sekretaris 1 AJI Surabaya dan SS Media diwakili Direktur Umum dan Keuangan Romi Febriansyah.

Menurut Hendro, pertemuan itu berakhir tanpa hasil. Menurut Hendro, manajemen SS Media tetap menuduhnya telah melakukan pelanggaran berat dan pantas untuk di-PHK. "Saya hanya ingin tahu penjelasan SS mengenai alasan sanksi skorsing sebenarnya apa. Selama ini kan penjelasannya kan selalu gonta-ganti," tegas Hendro yang dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (11/9/2008).

Menurut Hendro, dirinya dituding telah melakukan aktivitas bisnis lain yang bertabrakan dengan core bisnis PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya atau Suara Surabaya Media. Alasan dari pihak SS Media dianggap Hendro tergolong aneh.

Keanehan pertama menurut dia adalah tudingan pelanggaran berat yang dituduhkan. Hendro merasa tudingan itu tidak terdifinisi dengan pasti. Termasuk jenis media apa yang pernah diterbitkan dan dianggap bertabrakan dengan core business SS Media.

Karena menurut Hendro, dalam sejarahnya, PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya yang mengudara sejak 11 Juni 1983 ini dalam perkembangannya hanya melebarkan sayap pada dunia broadcasting dan online semata.

"Kalau toh ada media massa jenis cetak, bernama Majalah Mossaik, sudah berhenti terbit pada pertengahan 2006. Dan waktu itu saya juga meminta kejelasan status saya, tapi tidak ada jawaban," tegas Hendro.

Dalam pertemuan kemarin itu, kata Hendro, dirinya tetap mendesak manajemen yang diwakili Romi untuk menjelaskan kesalahan yang telah dilakukan sehingga diberikan sanksi skorsing dan akhirnya di PHK itu.

Namun, lanjut Hendro, Romi tak bisa menjelaskan secara pasti kecuali hanya mengatakan jika keputusan manajemen sudah bulat bahwa dirinya telah melakukan pelanggaran berat.

"Semua harus dilakukan secara prosedural dan afair. Dengan upaya yang saya lakukan ini, saya berharap agar SS bisa menghargai karyawannya," terang dia yang mengaku sedang mengajar di Stikosa-AWS ini.

Sementara pihak SS Media yang dikonfirmasi tidak membuahkan hasil. Berkali-kali dihubungi telepon seluler Romi Febriansyah tidak aktif.(gik/gik)

Kamis, 11/09/2008 13:36 WIB
Kena Skorsing, Desainer 'SS Media' Juga Melawan
Budi Sugiharto - detikSurabaya



Surabaya - Sanksi skorsing tak hanya dialami Chief Editor Majalah Mossaik, Hendro D Laksono. Namun, desain grafis Mossaik Communication (M COMM) di bawah naungan Suara Surabaya Media (SS Media) Adam Tri Nuryanto juga senasib. Dia skorsing dengan tudingan memiliki pekerjaan sampingan yang sesuai dengan core bisnis perusahaan.

Adam adalah awalnya bekerja sebagai desain grafis di Majalah Mossaik. Namun karena majalah tersebut mati, akhirnya dialihkan ke dalam bisnis penggantinya yaitu M Comm.

Spesialis desain ini menerima skorsing sejak tanggal 18 Juli 2008. "Sampai sekarang masih diskorsing. Sudah dua kali diperpanjang. Yang terakhir ini ada surat resminya," kata Adam yang dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (11/9/2008) siang.

Menurut dia, skorsing yang pertama kali diterimanya itu disampaikan secara lisan oleh Direktur Umum dan Keuangan Romi Febriansyah. Alasannya kata Adam, dituduh telah melakukan pekerjaan yang bersinggungan dengan bisnis M Com. Alasan itu karena di komputer tempat biasa Adam bekerja ditemukan file-file disain yang diluar kepentingan M Comm.

"Saya akui memang ada file desain lain di komputer kantor. Tapi itu file memang hasil copy dari laptop saya. Saya pindah ke komputer kantor memang untuk finishing saja," terang Adam.

Namun Adam membantah jika pekerjaan sampingannya itu dianggap telah mengganggu tugasnya di M Comm. "Sama sekali tidak. Tidak pernah ada catatan saya tidak mengerjakan tugas tak sesuai jadwal," tegasnya.

Semenjak Majalah Mossaik tutup, kata Adam, M Comm mengerjakan majalah East Java Traveller (tutup juga), Surabaya City Guide dan menerima pengerjaan majalah Halo milik Telkomsel. "Majalah itu kan terbitnya ada yang satu bulan sekali dan dua bulan sekali. Jadi waktu luang saya banyak, sekali lagi saya tidak pernah menggarap disain lain di kantor," katanya.

Adam sendiri kaget ketika tiba-tiba, Romi memberikan sanksi skorsing tanpa ada peringatan dahulu. "Mestinya kan secara prosedur ada surat peringatan dan lain-lainnya," keluh Adam.

Karena tidak terima dengan skorsing tanpa ada alasan yang jelas itu, seperti halnya Hendro, Adam juga meminta bantuan AJI dan LBH Surabaya untuk ikut membackup perjuangannhya melawan ketidakadilan ltu.

"Saya sudah minta bantuan AJI dan LBH. Saya tidak tahu ke depan seperti apa namun yang pasti kalau pun toh nantinya ada PHK hendaknya dilakukan secara prosedural dan transparansi," ungkap dia.

Sedangkan Romi Febriansyah tidak bisa dihubungi, ponselnya non aktif.

tidak aktif.
(gik/gik)
Mungkin ini bisa dibilang utak-atik gathuk. Tapi sejak personel-personel di Suara Surabaya Media mulai keluar satu-persatu, mulai dari on-air sampai marketing, entah mengapa tiba-tiba saya punya firasat, akan terjadi suatu masalah yang pelik di SS Media. Saya tidak tahu apakah itu akan berujung pada kehancuran SS sebagai media yang terkenal besar itu atau tidak. Itu diluar kekuasaan saya sebagai manusia. Tapi yang jelas, ketika saya memutuskan untuk keluar, dua bulan sebelum ulangtahun SS yang ke-25, firasat itu makin kuat, dan semakin menguat waktu saya dateng di acara ulangtahun radio yang terkenal dengan Kelana Kotanya ini, yang kemudian melebarkan sayap dengan mendirikan media online dan cetak. Saat itu tiba-tiba saya teringat pertanyaan ayah saya, ketika saya hendak melamar ke SS 7 tahun lalu, "Gimana kalo nanti tiba-tiba radiomu kolaps?"
Waktu itu saya sih jawabnya enteng aja, "Yaa cari kerjaan lain aja..."
Sungguh ironis, sebuah sinergi menuju harmoni yang didengung-dengungkan di ulangtahun ke-25 media dengan rate iklan termahal di Jawa Timur ini, ternyata hanya slogan kosong belaka. Samasekali tidak ada sinergi antara atasan dan bawahan. Yang ada cuma sikut-sikutan, jilat-jilatan (ihh...) dan tingkah-polah yang biasanya dilakukan wakil rakyat yang selalu dikritik oleh media ini.
Terusterang saya juga kaget, waktu sedang enak-enak nyetir dijalan, tiba-tiba salah satu teman saya di SS nelepon dan ngabarin tentang perseteruan Hendro dan SS Media. Seketika itu juga saya terkesiap, dan teringat dengan firasat yang saya alami itu. Padahal saya sendiri sudah mulai melupakannya, karena toh saya kan bukan bagian dari institusi itu lagi. Saya memang tetap berhubungan dengan teman-teman di SS, karena memang saya tidak ingin memutus silaturahim. Dosa man!
Semoga masalah ini bisa selesai dengan baik. Kalau tidak, mudah-mudahan Disnaker juga tidak segan-segan bertindak, sekalipun SS adalah institusi yang bernama besar, dan personel-personel didalamnya "disungkani" instansi pemerintah dan kepolisian. Karena sebagai media yang bervisi dan misi menciptakan masyarakat demokratis, tentu harus dimulai dari diri sendiri. Kalau diri sendiri sudah cacat dengan kekotoran dan kemunafikan, apa mungkin nyuruh-nyuruh pihak lain untuk berbenah dan bersih-bersih diri????

Friday, August 29, 2008

Melestarikan Tradisi

Setiap menjelang bulan Ramadhan, ada dua hal yang biasanya selalu dilakukan masyarakat kita, dimanapun berada (nggak tau lagi kalo yang jadi TKI diluar neger hehehehe!). Yang pertama adalah sambang kuburan alias nyekar atau ziarah. Seminggu terakhir ini, sekeliling tempat tinggal mertua saya di kawasan Sidosermo, terutama yang ada makamnya tentu, rame dengan mereka yang akan nyekar keluarganya, begitu juga di makam-makam lain.

Saya sendiri sebelumnya bersama orangtua yang jauh-jauh datang dari Jakarta, yaa menyempatkan diri nyekar ke makam Mbah Kakung dan empat orang adik Mbah Putri saya, yang sudah duluan berpulang, sementara Mbah Putri saya masih dapet bonus hidup entah sampai berapa tahun lagi. Makam para mbah saya itu terletak di Kembang Kuning, karena kebetulan mereka semua beragama Nasrani. Tapi buat saya itu ndak masalah, yang penting saya ziarah juga sekaligus mengingatkan saya sendiri, tentang apa yang bakal saya hadapi, pasti bakal sama seperti yang sudah lebih dulu merasakan, yaitu mati.

Satu tradisi lagi yang biasanya juga selalu dilakukan masyarakat, yang kalau dulu kebanyakan dilakukan hanya pada saat Idul Fitri, sekarang sudah banyak yang melakukannya sebelum Ramadhan tiba. Yap! Itu adalah meminta maaf kepada siapa saja, terutama yang punya hubungan, entah hubungan darah, relasi, atau hubungan yang lain yang ternyata pernah ada masalah, kesandung sesuatu, dan lain-lain. Dan sayapun juga ndak ketinggalan, melalui forum ini, izinkan saya dan keluarga juga menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang terdalam, kalau memang ada kalimat-kalimat yang nyentilnya kebangetan sampai mungkin anda yang membaca bisa merah merona manja wajahnya, hehehe! Semoga di masa training Ramadhan, khususnya bagi umat Islam, yang menjalankan dengan sungguh-sungguh akan mendapat berkah kemenangan dan ampunan dosa dari Allah SWT. Dan semoga saya juga termasuk dikalangan orang-orang yang seperti itu. Amin ya rabbal alamin.

Buat yang beragama Islam, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Kita Semua Bisa Menjadi Muslim Yang Taat Sebenar-benarnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Tuesday, August 26, 2008

KONFLIK DI SUARA SURABAYA MEDIA

Ada pepatah, sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Begitu juga dengan yang terjadi di sebuah media yang sudah dianggap besar, punya pendengar militan, dan dianggap paling profesional dengan tarif iklan ekstra mahal untuk kalangan Jawa Timur. Yap! Suara Surabaya Media yang punya nama besar itu, akhirnya guncang juga, setelah kasus yang menimpa Hendro Dwijo Laksono Chief Editor majalah Mossaik (alm) muncul ke permukaan. Berikut petikan beritanya, yang saya ambil dari situs milik Asosiasi Jurnalis Independen di Surabaya....

Terancam PHK, Jurnalis SS Media Ngadu ke LBH dan AJI
Budi Sugiharto - detikSurabaya

Surabaya - Kasus perselisihan antara jurnalis dengan perusahaan kembali terjadi. Kali ini dialami Hendro D. Laksono, Chief Editor majalah Mossaik (grup Suara Surabaya Media). Hendro mengaku diberlakukan dengan tidak adil dan mengadukan nasibnya ke AJI dan LBH Surabaya.

Dalam siaran pers AJI Surabaya yang diterima detiksurabaya.com, Selasa (12/8/2008), mulai 19 Juli 2008 hingga 18 Agustus 2008, Hendro diskorsing sembari menunggu sanksi dari perusahaan atas 'pelanggaran' yang dituduhkan kepadanya.

Hendro masuk Suara Surabaya Media (SS Media) sekitar bulan Juli-Agustus Oktober dan diminta untuk membangun dan mengembangkan sebuah majalah Mossaik yang terbit perdana pada Desember 2002. Hendro menjabat sebagai Manager/Chief Editor.

Sayangnya, kondisi bisnis Mossaik tak memperlihatkan perkembangan positif. Seperti dilansir AJI Surabaya, hingga pada Februari-Maret 2006, Suara Surabaya Media mempersiapkan majalah baru Surabaya City Guide. Mei 2006, wacana penutupan Mossaik mulai muncul, ketika Errol Jonathans (Direktur Operasional) memanggil Hendro dan menyatakan akan menutup Mossaik karena alasan bisnis yang bermasalah (merugi).

Padahal jauh sebelumnya, Majalah Mossaik malah sering dihadapkan pada pemahaman bahwa produk ini tidak memiliki beban profit 100%. Karena Majalah Mossaik diposisikan sebagai proyek idealis SS Media yang berorientasi pada pencitraan.

Januari 2007, Suara Surabaya Media meluncurkan EastJava Traveler (EJT), sebuah majalah hasil kerja sama SS Media dengan Disparta Jatim di bawah Mossaik Media Communication atau M-COMM. Produk yang diharapkan bisa berkibar ini pun akhirnya berhenti terbit.

Masuk tahun 2008, tepatnya pada pertengahan tahun, isu pemecatan kru Mossaik mulai muncul. Beberapa tim Mossaik ditanggil secara bergiliran, karena ada isu aktifitas side job yang dikerjakan oleh kru Mossaik. Meskipun tidak terbukti. Hendro pun bernasib sama. Hendro dituduh membuah lembaga baru yang 'bertabrakan' dengan M-COMM.

Hendro bersikukuh jika tudingan itu tak berdasar. "Saya sudah melibatkan LBH dan AJI sebagai konsultan hukum. Mereka sementara ini sebatas masih memberi masukan saja," kata Hendro yang dihubungi detiksurabaya.com. Pada sidang tanggal 19 Juli 2008 dengan HRD SS Media serta GM M-COMM, dirinya dituduh melakukan aktivitas yang sama dengan pekerjaan saya di SS Media, tambahnya.

"Saya ditawari memilih PHK atau mengundurkan diri. Kalau PHK saya minta sejak dulu, cuma alasannya bukan pelanggaran integritas. Tapi memang saat itu Mossaik tutup," ungkap Hendro.

Padahal, kata Hendro, usaha konsultan media yang dirintisnya itu sudah berdiri pada tahun 2002 (akta notaris), empat tahun sebelum M-COMM berdiri. "Jadi saya merasa tidak melakukan pelanggaran apapun. Apalagi, sejak masuk buan Juli atau Agustus tahun 2002 hingga sekarang, atribut yang dibebankan pada saya adalah Chief Editor Majalah Mossaik, bukan manajer M-COMM," tegas Hendro.

Direktur Umum Administrasi SS Media Romi Febriansyah membenarkan jika Hendro telah diskorsing karena melakukan pelanggaran berat.

"Sudah diskorsing. Karena ada pekerjaan yang sama dengan bisnis kita di SS Media. Kasus ini sudah diserahkan ke Disnaker untuk mediasi. Ini pelanggaran yang berat. Kita tunggu keputusan disnaker apapun itu," kata Romi kepada detiksurabaya.com.
(gik/gik)

Surat Disnaker Datang, "Pertempuran" Dimulai

Surat Panggilan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya dalam kasus perburuhan antara Chief Editor Majalah Mossaik, Hendro D. Laksono vs Suara Surabaya Media diterima Hendro D. Laksono, Selasa (19/08/08) ini. Dalam surat itu, Disnaker Surabaya meminta pihak yang berselisih, Hendro dan Pimpinan Suara Surabaya, Soetojo Soekomiharjo untuk datang ke kantor Disnaker Surabaya Selasa (26/08/08) ini.

Uniknya, surat Disnaker bernomor 560 itu menuliskan "Sdr. Hendro D. Laksono, dkk", sebagai pihak ke-2 yang berselisih. "Ini yang membingungkan saya, mengapa Disnaker menilai saya dan kawan-kawan (diwakili dengan singkatan "dkk" yang tertulis dala surat itu), apakah ada kawan lain yang akan bernasib seperti saya," kata Hendro. Lebih jauh Hendro mengatakan, sebagai bagian dari upaya menghormati proses hukum, dia akan menghadiri undangan Disnaker tersebut.

Sementara itu, Athoillah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya mengatakan, bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, pihaknya akan terus mengawal proses kasus perburuhan ini. Karena hal ini sekaligus menjadi upaya mengawal kasus perburuhan dengan adil sesuai hukum. "Kalau bukan buruh yang mengawal kasus ini, lalu siapa lagi, untuk itu kita harus mengikutinya, dan berharap ada keadilan di dalamnya," kata Athoillah.

Melalui surat itu Disnaker Surabaya menawarkan kepada dua pihak yang bersengketa untuk memilih dua solusi, Konsiliator atau Arbiter. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). "Apa pilihan Hendro, tetap kami dukung," kata Athoillah.

Sejak kasus sengketa perburuhan Hendro D. Laksono dan Suara Surabaya Media mencuat, AJI Surabaya mendapatkan berbagai dukungan dari dalam dan luar negeri, melalui email. Sebagian besar dari email itu meminta Hendro D. Laksono untuk menjaga energi, karena kasus perburuhan selalu berhadapan dengan berbagai kendala. "Yang paling parah adalah tidak adanya mainset dukungan terhadap buruh," tulis salah satu email itu.

Sebelumnya, Suara Surabaya Media juga mengirim surat ke Hendro perihal perpanjangan masa skorsing. Dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Umum Administrasi Rommy Febriansyah itu, Hendro yang seharusnya mulai bekerja kembali pada 19 Agustus 2008 ini, "dipaksa " untuk kembali menerima skorsing hingga ada proses penyelesaian mediasi dari Disnaker. "Apapun itu, Saya akan tetap menghormati rules of the game. Yang Saya khawatir, justru nasib teman-teman Saya yang sampai sekarang masih bekerja di sana (Suara Surabaya Media). Jangan sampai merasakan apa yang saya rasakan,.." kata Hendro.***

Dan ini perkembangan terbaru yang saya dapatkan hari ini...

Bipartit Hendro-SS Tak Capai Kata Sepakat

Yudi Tirzano dan Andreas Wicaksono

Proses penyelesaian perselisihan antara Hendro D. Laksono, Chief Editor Majalah Mossaik dengan perusahaannya bernaung Suara Surabaya (SS) Media resmi memasuki tahap bipartit. Penyelesaian dua pihak berselisih dalam perusahaan itu dilakukan di kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya, Selasa (26/8) siang. Pada pertemuan yang berlangsung pukul 11.30-12.00, kedua pihak tidak mencapai kata sepakat mengenai persoalan yang diselisihkan.

Hendro datang didampingi Mohammad, perwakilan dari LBH Surabaya. Di lain pihak SS Media diwakili oleh tim Kuasa Hukum dan Rommy Febriansyah, Direktur Umum & Administrasi. Seperti diketahui Majalah Mossaik bernaung di bawah manajemen SS Media yang juga mengelola radio Suara Surabaya FM.

Mohammad mengungkapkan pertemuan tidak mencapai sepakat karena kedua belah pihak bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Hasil pertemuan dinyatakan secara tertulis dalam Risalah Pertemuan Bipartit. Selanjutnya risalah diserahkan kepada pihak Disnaker Kota Surabaya yang diterima oleh staf Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, SR Fataring Diana.

"Masih akan dilakukan pertemuan kedua. Mengenai waktu terserah mas Hendro kapan bisa digelar lagi. Kemudian kami sampaikan kepada pihak SS Media," kata Mohammad usai pertemuan.

Hendro bersikukuh tidak terjadi pelanggaran integritas yang kemudian berbuntut diberikan sanksi skorsing seperti yang dituduhkan pihak manajemen SS Media. Sementara Rommy menyatakan bahwa Hendro telah melakukan pelanggaran serius karena bekerja pada perusahaan lain seperti yang dituduhkan. "Tidak boleh bekerja di tempat lain yang memiliki bisnis yang sama dengan perusahaan," tegas Rommy.

Tolak Mundur

Sebelum pertemuan bipartit digelar, Muhammad sempat menyatakan penolakan terhadap tawaran penyelesaian tripartit yang melibatkan karyawan, perusahaan dan Disnaker Kota Surabaya. Awalnya pihak Disnaker Kota Surabaya, melalui staf bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, Fataring Diana menawarkan mekanisme penyelesaian Tripartit kepada kedua pihak.

Namun LBH Surabaya menolak karena selama terjadi perselisihan pihak Hendro dengan manajemen SS Media belum sekalipun dilangsungkan pertemuan bipartit. "Pertemuan-pertemuan kedua pihak sebelumnya bukan termasuk bipartit karena tidak ada risalah," kata Muhammad.

Hendro mengakui sebelum berlanjut ke pihak Disnaker, telah diadakan pertemuan dirinya dengan manajemen SS Media. Dalam pertemuan dengan pihak manajemen, Hendro disodori tawaran mengundurkan diri secara sukarela. Tetapi dia menolak jika pengunduran diri yang dikaitkan dengan pelanggaran seperti dituduhkan pihak SS Media.

"Dalam pembicaraan informal memang sudah dibahas mengenai pilihan pensiun dini dan PHK (pemutusan hubungan kerja). Tetapi pihak SS Media tidak mengenal PHK sehingga saya diminta mengundurkan diri," urai Hendro.

Sunday, August 24, 2008

Oalah Gas...Gas....

Hari ini, lagi-lagi masyarakat sebagai konsumen, harus berhitung lagi untuk pengeluarannya, karena mulai hari ini, harga gas alam cari yang biasa disebut Elpiji atau LPG, kembali naik, dan kisaran harganya sekarang sudah mencapai 70 ribu untuk ukuran 12 kg.

Menurut orang-orang pemerintahan yang saya baca komentarnya di koran kemarin, kenaikan ini untuk mengurangi subsidi secara bertahap, disamping untuk mendekati harga keekonomian dari elpiji itu sendiri. Yang lainnya, lagi-lagi alasan laba dan rugi kembali diketengahkan Pertamina, yang dulu sempat populer dengan gambar dua kuda laut di kiri kanan itu, yang dulu juga sempat diplesetkan jadi gambar 2 tikus, karena saking banyaknya korupsi yang konon sangat banyak disana.

Dari sini, saya jadi makin tidak mengerti dengan apa yang disebut sebagai sosok pemerintah. Benarkah pemerintah itu hanya berfungsi sebagai broker dan bakul? Karena setiap kali ada kenaikan harga bahan tambang yang diumumkan, selalu berlatarbelakang keekonomian, merugi, dan mengurangi subsidi.

Hei, semua tahu kalau APBN memang jadi berat bebannya kalau harus mensubsidi terus-menerus. Tapi sebetulnya, apa sih fungsi pemerintahan itu sendiri? Kalau hanya sekedar mengungkap untung dan rugi, mendingan NGGAK USAH ADA PEMERINTAHAN SEKALIAN!!!!! daripada ternyata rakyat lagi dan rakyat lagi yang menjadi bemper alias selalu kena dampaknya. Sementara yang duduk di kursi pejabat, tidak akan pernah bisa merasakan pahitnya hidup, yang bahkan menurut sebuah survei, kenaikan harga-harga ini mengakibatkan makin banyak penderita sakit jiwa.

Rupanya contoh sayyidina Umar Bin Khatab, yang rela memanggul sendiri bahan makanan untuk seorang ibu miskin yang kelaparan, tidak menjadi contoh buat pemimpin di negeri ini. Yang kepikir cuma HARTA, TAHTA, WANITA!!! Tuh liat aja di tivi. Betapa banyak orang-orang yang seharusnya melaksanakan amanah dari rakyat, yang itu juga berarti dari Tuhan karena dipercaya menjadi pemimpin, malah jadi orang-orang yang terlibat bancakan uang rakyat, bagi-bagi duit rakyat buat keperluan pribadi, bahkan sampai ada yang tidur dengan wanita lain, padahal dia sudah beristri.

Astagfirullahaladzim. Mudah-mudahan Allah mengampuni mereka yang tidak kreatif dan sudah menjerumuskan rakyat makin dalam pada kesengsaraan, dan mengembalikan bangsa ini pada kejayaan

Saturday, August 16, 2008

Hari Ini Lima Tahun Yang Lalu

Hari ini, lima tahun yang lalu...

Mata masih mengantuk, waktu juga masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi orangtua dan para sanak kerabat yang nginep dirumah sudah pada sibuk. Bukan apa-apa, memang pada hari itu, ada momen yang amat sangat penting, mengalahkan pentingnya perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.

Yap! Persis pada 17 Agustus 2003, resmi aku melepas masa lajangku, mempersunting seorang gadis pilihanku, yang ternyata baru ketemu jodohnya sesudah aku hampir selesai kuliah. Bukan orang jauh sih, karena dia dulunya temen sekelas waktu SMA. Tapi jangan salah sangka dulu! Waktu SMA kita samasekali nggak pacaran. Bahkan untuk bisa ngobrol dekat dan intimpun tidak pernah terlintas samasekali. Waktu itu dia jadi Bendahara Kelas, sedangkan aku kebagian peran jadi tukang kasbon alias nunggak uang kas kelas, hehehe! . Cinta baru bersemi, justru pada saat aku tengah menghadapi masa terakhir kuliahku tahun 2000. Kebetulan di bulan Agustus juga, persisnya tanggal 12, sesudah pedekate yang alhamdulillah lumayan lancar, akhirnya kita jadian. Dan sesudah tiga tahun saling berusaha mengenal dan memahami satu sama lain, akhirnya kita pun meresmikan hubungan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Jelas tau kan? Iya dong! Masa pacaran doang? heheheh!

Proses pemilihan tanggal, sampai akhirnya jatuh ke 17 Agustus 2003 itu sebetulnya juga bukannya asal pilih, terus dipas-paskan dengan momen kemerdekaan Indonesia. Awalnya, ada beberapa alternatif tanggal yang ditawarkan mertuaku. Yang paling dekat ya 17 Agustus ini, sementara alternatif lainnya sekitar akhir Desember, terus Februari 2004, atau Mei 2004. Waktu itu karena bulan Januari sampai Februari 2004 aku dan keluarga menunaikan ibadah haji, jadinya jelas nggak mungkin milih waktu-waktu itu. Mau Mei 2004 juga kejauhan. Pas milih bulan Desember, mertuaku yang nggak sepakat karena pada saat itu mereka juga punya acara keluarga. Akhirnya orangtuaku memutuskan untuk memilih 17 Agustus, dan itu sekitar tiga minggu dari tanggal kedatangan mertuaku kerumah orangtuaku, untuk rundingan tanggal pernikahan.

Begitu orangtuaku menunjuk 17 Agustus, ibu mertua yang tadinya duduk tegak, langsung agak merosot ke sandaran kursi. Konon menurut cerita beliau sih, nggak nyangka juga bakal dipilih yang paling dekat, jadinya spaneng alias bingung sebingung-bingungnya hehehe! Oke, tapi the show must go on, jadinya persiapan mulai dilakukan secepat dan sekilat mungkin. Akad nikah direncanakan berlangsung di Masjid Al Akbar Surabaya, dan alhamdulillah takmir masjid tidak ada masalah, meskipun harinya juga hari Minggu seperti hari ini. Nah, ini sekilas rekaman perjalananku melepas masa lajang, untuk kemudian hidup bersama pendamping yang diberikan Allah SWT padaku...

Alhamdulillah, Allah ternyata langsung mengaruniakan seorang putri yang jelita. Jadi begitu habis nikah, sembilan bulan kemudian lahirlah bidadariku yang kuberi nama Rizkika Amanda Kusumawardhani.

Kalo kata orang Cina, lima tahun perkawinan diistilahkan dengan kawin kayu. Masih banyak badai yang harus kami hadapi. Tapi aku berharap, semoga ini adalah jodoh yang pertama dan terakhir. Doain yee supaya pernikahan ini bakal terus langgeng, sampe kakek-nenek, dan akhirnya Till Death Do Us Part.

To my lovely wife Fin Nurika Setiana, this is our first of five years marriage. All the best hope is just for you, and also our lovely sweet angel Kika. I love you all......

Monday, August 11, 2008

Becoming Narasumber

Hehehe! Kalo liat judul diatas, kesannya jadi ndeso banget ya? Tapi yaa memang gitu sih yang tak alami. Tadi (11/8/2008) jam setengah sepuluh malem, bandku, ya Archangel itu, dapet undangan wawancara dari Hard Rock FM. Tentu saja isinya ya seputar Arch dan planning untuk albumnya.

Kalo dulu biasa nanyain orang pas masih siaran, eeh sekarang malah jadi narasumbernya, hehehe! Jadinya ya sempet bingung juga mau ngomong apa mo jawab apa. Tapi alhamdulillah, gara-gara dulu sering nanyain orang kalo siaran, jadinya yaa lancar juga ngomongnya. Mungkin yang baca blog ini pada nanya juga, mana nih fotonya? Tenang...tenang! Kebetulan yang bawa kamera bukan aku sendiri, tapi ada temen namanya Deddy, seorang pencinta rock sejati, dan juga dulu aku kenalnya gara-gara sering nongkrong di SS kalo acara Klasik Rock (alm) itu tiap malem minggu jam 9. Sementara tustelnya masih dibawa dia, jadi sabar dulu ya, insya Allah pasti dimuat kok foto pas wawancaranya, buat jadi bukti nyata. Iya dong! Kalo ndak pake skrinsyut atau foto otentik, ntar dikira tebar gosip doong!!

Oya satu lagi, memang undangan ini mendadak banget. Aku tadi sore baru tau pas ditelpon Leo vokalis Arch. Alhamdulillah ada waktu, jadinya bisa dateng. Nyesel juga pas dulu pada diwawancara Istara ndak bisa dateng. Apalagi waktu itu ndak ada yang mengabadiken. Jadinya garingan. Padahal disuruh maen juga disitu. Oya, buat yang pengen tau Archangel juga, monggo dibuka www.myspace.com/thearchangelband dan insya Allah kita bakal main di Hard Rock FM di acara Drive n Jive Jumat jam 4 sore tanggal 15 Agustus ini.

Cuma satu harapan saya sih....pas acara nanti bisa maen bagus, itu aja. Maklum bandnya metal sih, jadi rasanya kok aneh disuruh maen akustikan. Tapi ndak papa. Namanya juga kita udah diundang, so thanks a lot juga buat HRFM yang udah ngundang kita, en nyuruh cuap-cuap di mikropon (jadi inget kisah 7 taun itu, hehehe!)

Becoming Narasumber

Hehehe! Kalo liat judul diatas, kesannya jadi ndeso banget ya? Tapi yaa memang gitu sih yang tak alami. Tadi (11/8/2008) jam setengah sepuluh malem, bandku, ya Archangel itu, dapet undangan wawancara dari Hard Rock FM. Tentu saja isinya ya seputar Arch dan planning untuk albumnya.

Kalo dulu biasa nanyain orang pas masih siaran, eeh sekarang malah jadi narasumbernya, hehehe! Jadinya ya sempet bingung juga mau ngomong apa mo jawab apa. Tapi alhamdulillah, gara-gara dulu sering nanyain orang kalo siaran, jadinya yaa lancar juga ngomongnya. Mungkin pada nanya juga, mana nih fotonya? Tenang...tenang! Kebetulan yang bawa kamera bukan aku sendiri, tapi ada temen namanya Deddy, seorang pencinta rock sejati, dan juga dulu aku kenalnya gara-gara sering nongkrong di SS kalo acara Klasik Rock (alm) itu tiap malem minggu jam 9. Sementara tustelnya masih dibawa dia, jadi sabar dulu ya, insya Allah pasti dimuat kok foto pas wawancaranya, buat jadi bukti nyata. Iya dong! Kalo ndak pake skrinsyut atau foto otentik, ntar dikira tebar gosip doong!!

Oya satu lagi, memang undangan ini mendadak banget. Aku tadi sore baru tau pas ditelpon Leo vokalis Arch. Alhamdulillah ada waktu, jadinya bisa dateng. Nyesel juga pas dulu pada diwawancara Istara ndak bisa dateng. Apalagi waktu itu ndak ada yang mengabadiken. Jadinya garingan. Padahal disuruh maen juga disitu. Oya, buat yang pengen tau Archangel juga, monggo dibuka www.myspace.com/thearchangelband dan insya Allah kita bakal main di Hard Rock FM di acara Drive n Jive Jumat jam 4 sore tanggal 15 Agustus ini.

Cuma satu harapan saya sih....pas acara nanti bisa maen bagus, itu aja. Maklum bandnya metal sih, jadi rasanya kok aneh disuruh maen akustikan. Tapi ndak papa. Namanya juga kita udah diundang, so thanks a lot juga buat HRFM yang udah ngundang kita, en nyuruh cuap-cuap di mikropon (jadi inget kisah 7 taun itu, hehehe!)

Friday, August 08, 2008

Ngumpulin Lagu Karya Sendiri (dan keroyokan)

Sebetulnya udah lama banget punya cita-cita terpendam, ngerekam lagu-lagu hasil ciptaan sendiri, maupun ciptaan bareng temen-temen band waktu SMA dan kuliah dulu. Alhamdulillah Selasa 3 Agustus kemarin niat itu akhirnya kesampaian.

Bertempat di studio Natural di daerah Gayungan PTT, saya berangkat sorangan alias dhewean. Betul-betul jadi anak band, soalnya mulai drum, gitar, bass, sampai vokal saya isi sendiri. Kemaruk! Hehehehe! tapi yaa mau gimana lagi? Wong kalo mau ngumpulin para penyanyi alias vokalis di jaman saya ngeband dulu, sudah entah pada kemana mereka semua. Nomer hape pun tak ada yang punya. Jadilah semua saya lakuken sendiri. Sesi rekaman yang cuma 4 jam itu betul-betul tidak saya sia-siakan, sampai om Irwan sang empunya studio geleng-geleng kepala liat saya berjibaku sendirian.

Aslinya sih ada 8 sampai 9 lagu yang mau saya rekam. Tapi berhubung waktu (dan modal tentunya hehehe!) yang juga terbatas, akhirnya yang terekam hanya 6 lagu. Aslinya sih 7, tapi berhubung pas mau ngerjain sesi bass, ternyata saya kepanjangan ngisi track drumnya, akhirnya lagu itu pun dibatalkan. Padahal justru itu lagu ciptaan saya sendiri, hiksss..konyol banget deh! . Beberapa lagu yang saya rekam itu, ada yang pas lagi bantuin temen-temen dari Akpar Satya Widya angkatan 97-an, trus ada juga yang punya temen saya SD, nama panggilannya Wiwid. Ada lagi pas dulu kelas 1 SMA dan belajar band-band'nan ternyata vokalis saya dulu namanya Fandi, punya lagu slow yang oke buat ikutan festival rock. Sisanya ciptaan saya sendiri. Buat temen-temen yang nantinya ngeklik lagu-lagu ini, dimohon jangan ketawa ya? soalnya karena memang bener-bener ndak ada yang nyanyi, saya sendiri yang akhirnya jadi vokalis. Padahal suara saya bukan suara penyanyi. Asal nyampe aja sih, hehehehe!

Tuesday, July 01, 2008

Naik Lagi, Mundak Maning...Dll...

Pas hari ini tanggal 1 Juli, ibu-ibu rumah tangga dan mereka yang memanfaatkan barang yang satu ini, harus kembali mengelus dada, dan lebih meras otak, keringat, dan dompet lagi untuk membelinya. Yap, barang itu adalah Liquified Petroleum Gas atau yang biasa kita panggil dengan Elpiji.

Gas yang juga tengah digencarkan pemakaiannya oleh pemerintah ini, kembali meroket, bahkan nggak tanggung-tanggung. Dari 51 ribu menjadi 63 ribu Rupiah untuk yang berukuran 12kg. Dan kembali tentunya polemik muncul ke permukaan, terutama yang menyangkut janji-janji pemerintah, terutama Presiden waktu dulu, termasuk pernyataan Pertamina yang tidak akan menaikkan harga elpiji. Well, janji-janji tinggal janji. Apa yang sudah menjadi ludah, ternyata dijilat kembali, bahkan ditelan lagi oleh mereka-mereka yang pernah membuat pernyataan dan janji-janji gombal mukiyo itu. Apalagi begitu harganya naik, KPPU alias Komisi Pengawas Persaingan Usaha mulai curiga, ada penyelewengan yang dilakukan Pertamina, karena mekanisme kenaikan yang tidak jelas, apakah itu ikut harga pasar, atau ikut mekanisme pemerintah. Berikut saya kutipkan tulisan Jawa Pos edisi hari ini.

Harga Elpiji 12 Kg Jadi Rp 63 Ribu
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akhirnya merealisasikan rencananya menaikkan harga elpiji kemasan tabung ukuran 12 kilogram (kg). Mulai hari ini, perusahaan migas pelat merah itu menentapkan harga Rp 5.250 per kg dari sebelumnya Rp 4.250. Dengan begitu, harga elpiji tabung 12 kg naik, dari Rp 51 ribu menjadi Rp 63 ribu.

''Kenaikannya 23 persen,'' ujar Pjs Vice President Komunikasi Pertamina Ifky Sukarya di Jakarta kemarin (30/6). Kenaikan tersebut sedikit lebih tinggi daripada rencana, yakni Rp 60.000 per tabung. Menurut Ifky, harga jual sebesar itu berlaku untuk agen dalam radius sampai 60 km dari instalasi utama Pertamina dan/atau SPPBE (stasiun pusat pengisian bahan bakar elpiji).

Untuk wilayah di luar radius 60 km, ada tambahan biaya angkutan yang disesuaikan dengan ketentuan surat keputusan menteri perhubungan. ''Harga jual elpiji tabung 3 kg tetap, yaitu Rp 4.250 per kg di agen atau Rp 12.750 per tabung 3 kg,'' katanya.

Ifky menjelaskan, penyesuaian harga elpiji perlu dilakukan karena harga di pasar internasional (referensi harga CP Aramco) naik tajam.

Saat harga jual elpiji ditetapkan Rp 4.250 per kg pada 2005, harga CP Aramco USD 310 per metrik ton (MT). Namun, saat ini harga pasar elpiji internasional CP Aramco sudah USD 830 per MT atau melonjak 173 persen.

Jika dihitung, harga keekonomian elpiji saat ini Rp 10.140 per kg. Dengan harga jual Rp 5.250 per kg, Pertamina masih menyubsidi Rp 4.900 per kg. ''Karena itu, perlu penyesuaian harga,'' terangnya. Apalagi, lanjut Ifky, terjadi peningkatan biaya operasional dan distribusi karena kenaikan harga BBM.

Kenaikan biaya operasional meliputi ongkos transportasi, margin agen, dan fee pengisian sebesar 15-20 persen. Penyesuaian harga tersebut diharapkan memberikan iklim usaha yang realistis bagi agen elpiji Pertamina untuk memperbaiki pelayanan kepada konsumen. ''Pertamina berupaya menjamin ketersediaan elpiji,'' ujarnya.

Namun, dia berharap masyarakat membeli elpiji sesuai dengan kebutuhan. Jika konsumsi masyarakat tidak melonjak, stok elpiji 83.217 MT cukup untuk memenuhi 17 hari kebutuhan nasional. ''Stoknya masih aman,'' tandasnya.

KPPU Soroti Binis Elpiji

Langkah Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg menarik perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Hal yang disorot adalah mengapa penetapan harga elpiji 12 kg yang menyangkut hajat hidup orang banyak dilakukan Pertamina, bukan pemerintah.

Anggota KPPU Taddjudin Noer Said mengatakan, pihaknya menengarai adanya potensi penyelewengan terkait ketidakjelasan aturan mekanisme penetapan harga elpiji. Bagi KPPU, aturan saat ini tidak tegas; apakah harga elpiji diperlakukan seperti BBM yang ditentukan pemerintah atau dilepas ke harga pasar. ''Ini harus jelas supaya tidak menimbulkan salah interpretasi,'' ujarnya dalam seminar ''Industri Hilir Migas'' di Jakarta kemarin (30/6).

Menurut dia, harga elpiji yang saat ini digunakan masyarakat secara luas seharusnya ditetapkan pemerintah, bukan Pertamina secara korporat. KPPU menilai posisi elpiji saat ini sudah seperti BBM. Karena itu, seharusnya ada regulasi yang membuat tidak ada monopoli lagi. Artinya, penetapan tarif yang dilakukan sebuah korporat berpotensi mengganggu iklim persaingan sektor hilir migas. ''Seharusnya memang pemerintah yang menetapkan harganya,'' terangnya.

Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso mengatakan, pemerintah sudah membuat golongan BBM maupun gas yang masuk dalam kategori tertentu. ''BBM jenis inilah yang harganya diatur pemerintah,'' ujarnya. BBM yang masuk dalam kategori tersebut adalah premium, minyak tanah, dan solar untuk konsumsi masyarakat.

Elpiji yang termasuk golongan bahan bakar tertentu adalah elpiji kemasan tabung 3 kg. Elpiji 12 kg untuk rumah tangga dan 50 kg bagi kalangan komersial digolongkan sebagai bahan bakar industri.(owi/oki)
Kalau toh memang kebijakan-kebijakan menaikkan harga selama ini, atas nama penyelamatan anggaran, apa iya tidak ada langkah kreatif selain menaikkan harga? Listrik pun juga mulai ancang-ancang naik lagi tarifnya. Jangan-jangan benar kata sebuah pepatah satir,, kalau yang bisa turun itu cuma celana.

Sunday, June 29, 2008

Nggak Nasionalis?

Ini sedikit cerita yang saya dapet, waktu nemenin keluarga liburan di tempat orangtua di Jakarta. Kebetulan karena waktu itu terlintas sebuah ide, pas lagi jalan-jalan di mal, yang fotonya juga saya upload di blog sebelum ini. Idenya sih, gara-gara pas lagi di mal itu, saya nemenin putri saya nonton shownya Hello Kitty di Plasa Senayan.

Pas lagi nunggu munculnya sang tokoh kartun pujaan anak-anak dari taun 70-an itu, nggak sengaja saya dengar sekumpulan orang disekitar saya lagi ngobrol. Memang sih nggak ada niat buat nguping, karena saya pikir ya ngapain juga nguping pembicaraan orang. Tapi ada yang menggelitik pikiran saya, karena ternyata mereka yang ngobrol disekitar saya itu, tidak satupun yang pakai bahasa Indonesia. Semuanya, sekali lagi, semuanya pakai bahasa Inggris!

Kaget? Tidak, karena toh bahasa londo ini sudah masuk sejak bertahun-tahun lalu, dan sudah jadi bahasa internasional. Ndeso? hehehe! Nggak juga. Terus kenapa? Yaa karena tiba-tiba saya merasa aneh, merasa asing, padahal saya lagi di tanah Indonesia. Terus, muncul sebuah pemikiran di kepala saya, kenapa ya mereka kok nggak mau berbahasa Indonesia di negaranya sendiri, atau minimal pakai bahasa daerah masing-masing lah? Sori, saya bukan mau ngajak debat atau adu argumen, karena saya sih cuma mau share aja apa yang saya alami disini. Saya cuma tergelitik, kenapa? Apa bahasa kita segitu rendahnya, sehingga tidak bergengsi kalau ngomongnya ndak pake bahasa Inggris?

Pun ketika emsi acara Hello Kitty itu muncul dan mengajak anak-anak bermain, tidak satupun lagu anak-anak yang dibawakannya adalah lagu dolanan khas orang Indonesia. Semuanya lagu anak dari londo. Memang ini era globalisasi, tapi saya jadi miris, jadi mikir gimana nantinya masa depan generasi penerus kita, kalau ternyata sejak kecil mereka sudah dijauhkan dari bahasa dan budayanya sendiri? Terus terang saya jadi sedih. Bukan saya sok nasionalis sehingga anak saya nggak saya ajarin bahasa Inggris, toh anak saya pun juga alhamdulillah cukup mahir untuk anak seusianya yang baru empat tahun. Saya cuma khawatir, dan tentunya berharap, mudah-mudahan anak cucu nanti tidak malah jadi tamu di negeri sendiri, yang malah nggak tau apa-apa soal bahasa Indonesia, padahal dia lahir, tumbuh,dan berkembang di negeri tercinta ini. Ujung-ujungnya, saya juga inget lagunya Jamrud Asal British, hehehehe! Mungkin memang orang kita terlalu banyak gaul sama turis, sehingga biarpun bingung, yang penting ngomongnya yang Inggris-inggris, hahahahaha!!!

Jam Jreng...

Buat orang Jakarta, mungkin ini bukan hal baru lagi. Malah bisa-bisa yang nulis ini yang dicap ndeso hehehe! Tapi buat yang diluar Jakarta, dan selama ini jarang-jarang menikmati sebagian kemegahan ibukota negara, ini tentu luar biasa.

Jujur saya juga nggak nyangka, pas dapet rekaman video dari ortu di Jakarta, tentang sebuah jam besar di sebuah mal, yang ternyata juga menjadi ikon mal tersebut. Pas ada kesempatan kesana, saya lihat sendiri, betapa indah dan mewahnya jam itu. Kalo istilah anak saya, jam ini sebutannya adalah Jam Jreng, karena memang setiap jam, penunjuk waktu ini mempertunjukkan sebuah lagu klasik, yang saya sendiri nggak tau judulnya. Lingkaran jam itu membuka keatas, dan kemudian enam buah ornamen patung yang masing-masing memegang alat musik yang berbeda, mulai bergerak dan berputar, diiringi lagu klasik yang mengalun. Lagu ini sendiri nggak begitu lama, cuma sekitar tiga menitan, tapi waktu saya lihat ke sekeliling ketika jam itu berdentang, selalu saja banyak yang melihat. Bahkan mereka yang lagi berjalan-jalan pun, tidak segan untuk sekedar berhenti, dan menengok ke arah jam itu.

Saya memang belum punya informasi mendetil tentang pembuatan jam ini. Kapan dibuat, dan bagaimana pemeliharaannya, saya belum ada kabar, tapi mungkin ada diantara teman-teman yang tau, bisa juga bagi-bagi informasi. Yang jelas, meski orang kota sudah biasa dengan mal, tapi untuk yang satu ini, rasanya anda, terutama yang belum pernah melihatnya, harus menyempatkan diri untuk datang. Jam indah ini bisa anda jumpai di Plasa Senayan Jakarta. Dilihat dari letaknya, tentu anda tahu kalau plasa yang bersegmen menengah keatas ini, ada di kawasan Senayan, dekat dengan TVRI, atau hotel Century Park, tempat para atlet biasanya menginap kalau ada turnamen atau kejuaraan nasional. Kadang-kadang saya membayangkan, gimana seandainya Surabaya juga punya yang seperti ini. Mungkin tidak perlu sama, tapi yang penting membangun sebuah ikon, sebuah tanda atau tetenger yang membedakan antara tempat satu dengan lainnya, atau minimal mal satu dengan lainnya. Biarpun sama-sama mal, tapi kalau ada ciri khas seperti ini, orang kan jadi nggak bosen dengan suguhan yang itu-itu aja. Karena kalau di mal kan, yang dilihat kalau nggak orang jual busana, ya makanan dan bioskop, plus beberapa pernik lainnya. Betul?