Sunday, December 30, 2007

New Year Telah Tiba... Time for Resolusi, Cita-cita, Pencanangan, Anything....



(31 Desember 2007 04.53AM)
Taun baru, tinggal itungan jam. Saya yakin, haqqul yakin...diantara kita pasti ada yang sudah bikin ancang-ancang. Entah itu namanya resolusi (kayak PBB gitu...) atau ada cita-cita, kaul, pencanangan target, agenda kedepan, dan apapun istilahnya.

Sebagai orang yang juga normal, yang juga punya cita-cita (emang Suzan aja yang boleh? hehehe!) buat diwujudkan taun depan. Tapi ini juga hasil refleksi dari perjalanan tahun-tahun kebelakang. Mau tidak mau, suka atau tidak, hidup kudu punya sesuatu yang dituju. Ibarat orang berburu, dia harus tau apa yang mau dibidik. Kalo nggak, laler lewat pun ditembak, karena merasa daripada nggak ada yang dibedil.

Jujur aku ngerasa, tahun-tahun sebelumnya kok berlalu begitu saja, kayaknya nggak ada sesuatu yang seru. Semua biasa-biasa aja. Entah karena kesibukan di kantor yang terlalu menyita waktu (abis namanya orang media, apalagi yang tugasnya rangkap jabatan, biasanya selalu merasa nggak punya waktu yang cukup untuk melakukan sesuatu yang lain diluar kehidupan media), atau justru karena ada "rasa" yang mati, gara-gara ditelan kesibukan itu sendiri.

Memang aku ngerasa, sejak terjun di tempat kerjaku sekarang, semua kreativitasku mulai nulis, bikin lagu, lirik (bukan ngelirik lho!), sampai bikin cerita pendek dan panjang jadi mampus satu persatu. Padahal dulu sejak SMP, aku udah bisa bikin cerita bersambung sampe 2 buku tulis sekaligus. Menginjak SMA, udah mulai bisa ngaransemen lagu, biarpun itu dulu lagu punyanya anak-anak pencinta alam, dan juga udah mulai nulis-nulis puisi buat lirik lagu. Pas giliran kuliah malah udah bisa bikin rekaman sendiri sampai satu kaset, biarpun dulu bikinnya ala kadarnya, modal tape compo buat ngerekam bagian drum, trus baru ditimpa sama gitar dan bass, dengan modal tape double deck. Wah pokoknya asal udah kedengeran musik yang komplit kayak gitu, rasanya udah pede banget.

Nah, giliran masuk ke tempat kerjaku sekarang, lha kok segalanya berubah. Rasanya mau nulis apa-apa udah nggak bisa. Mati ide. Mau nulis lagu, juga mampus ide. Pas anak bandku bikin lagu, aku cuma bisa pasrah aja ngikut. Pas disuruh nggarap bagian melodinya, terus terang butuh waktu berbulan-bulan. Padahal kalo dulu, nggak sampe seminggu juga udah kegarap.

Naa..hh...pengennya sih, taun depan aku bisa jadi lebih kreatif lagi. Persetan dengan semua tugas di kantor yang bejibun. Aku cuma punya cita-cita, to be creative again, and of course to be more and more and more creative. Apalagi aku udah tau jalur masuk rekaman seperti apa. Tinggal jalan aja. Dan aku punya feeling, everything will be very good for me in the years to come. Insya Allah, semoga aja semuanya bisa terwujud. Abis baru kerasa di akhir tahun ini, mulai banyak ide-ide, dan juga keinginan yang pengen diwujudkan. Belum lagi rencana-rencana gila untuk mulai ber-side job ria, termasuk rencana out dari tempatku berpijak sekarang. Tenang, yang penting renstra alias rencana strategis udah disusun. Tinggal jalanin satu persatu, disesuaikan dengan situasi dan kondisi.


HAPPY NEW YEAR SEMUAAA...SUKSES YEEE!!!

Friday, December 14, 2007

Curhat, Keluhan, Rasan-rasan...

Pas tau kalo si Jie, temen sesama bloggerku out (atau lebih tepatnya kicked out kalo versi dia sih, hehehe!) dari tempat kerjanya yang udah jelas-jelas masa depan cerah, aku jadi inget temen-temen di kantor. Belakangan ini ada di berbagai blog yang dibuat temen-temen di kantor, isinya curhat soal kerjaan, keluhan soal sistem kerja, dan rasan-rasan soal bos dan atasan yang ternyata kelakuannya mirip pejabat sekarang, yang kalo kampanye janjinya semanis gula, giliran udah menjabat, ternyata sikapnya jadi sepahit tuba (bukan tuba alat musik lho!)

Memang sih, aku termasuk satu diantara mereka. Tapi sudahlah, lama-lama kok ya jadi males aja ngungkapinnya. Percuma aja kalo cuma sekedar ditulis disini. Memang nanti bisa promosi blog ini ke temen-temen supaya dibaca, dan yang jelas lama-lama pasti akan kebaca juga sama yang diatas sana. Nggak papa juga sih, wong blog itu kan ajang pelampiasan rasa hati. Nah, semua blog temen-temen sekantor yang aku baca (kecuali punya Manda yang isinya makaaaan melulu hehehe!) isinya rata-rata pengen bisa segera hengkang, segera keluar, out right away dari tempat kerja sekarang. Dan ternyata beberapa diantaranya udah mulai pada nyambi, minimal udah mulai pada pasang jaringan diluar sana. It's ok, nggak apa-apa. Asal semua keputusan itu benar-benar udah dipikir mendalam, dan tentu ngikutin hati nurani. Soalnya kalo sebatas ngikutin emosi, jadinya malah resign itu bukan sebuah solusi, tapi hanya sebuah spekulasi. Kalo memang ada sesuatu yang bisa kita manfaatkan dari tempat kerja kita, kenapa nggak? Toh banyak atasan yang juga sering menggunakan nama institusinya, untuk mendapat keuntungan pribadi. Aku sih nggak mau tinggal diam, karena bagaimanapun, bigger box is in front of me, tinggal gimana ngeliatnya aja.

Udah banyak kok atasan-atasan ditempat kerjaku, yang juga memanfaatkan nama besar institusi ini untuk menjalin hubungan, yang kelak memberi keuntungan pribadi. Dan ini makin lama makin kelihatan. Jadi kesan aji mumpung itu sekarang udah bukan barang baru lagi. Aku sih tinggal liat aja kapan bisa masuk ke bigger box itu. Abis kalo mau jadi manajer, nunggu manajernya mampus dulu sih! hehehe! Nah, karena banyak banget yang curhat soal yang sama, rasan-rasan soal yang seragam, apalagi makin lama makin banyak yang hengkang dari tempat kerjaku, berarti there is something wrong within. Kudunya sih kalo HRD-nya tanggap, pasti akan ada evaluasi menyeluruh. Lha ini HRD managernya juga mau minggat, yaa gimana ya? Jadinya ya gini ini, curhat ke sesama teman, kadang lewat blog, atau lewat sarana lain. Mau protes ke atasan, yaa susah juga kalo ternyata selama ini tidak sedikit yang bermuka dua. Kasian juga sih sama temen-temen yang udah sumpek, tapi bingung mau melangkah kemana.

Salut juga sama beberapa temen yang memang udah memutuskan out, karena fokus sama wirausahanya. Itu yang kudu aku coba, karena selama ini semangat udah ada, modal sih insya Allah udah punya, tinggal satu, berani mencoba. Karena seperti kata Purdi Candra, tuh yang punya Primagama Group, kalo mau berwirausaha, jangan mikir terlalu jauh, apalagi belum apa-apa udah mikir kolaps duluan, ya kolaps betul. Yang penting, kalo udah ada semangat, berani mencoba. Nah, itu yang aku masih kudu memupuk keberanian itu. Thanks juga buat temen-temen yang udah out dari sini, karena justru dengan begitu pencerahan dari mereka makin menambah semangatku. Ada beberapa bidang yang udah aku lirik, termasuk musik yang jadi hobiku selama ini. Sayang kan kalo dianggurin? Sekarang tinggal keberanian itu saja....

Monday, December 10, 2007

Kepala (atau Bermuka) Dua?

Pernah dengar pepatah Raja Alim Raja Disembah, Raja Lalim Raja Disanggah? Biasanya itu ada di dalam dongeng saja. Tapi toh ternyata itu ada di kehidupan nyata. Beberapa kali saya temui, temen-temen dimanapun mereka bekerja, selalu mengeluh dengan atasannya, yang katanya sulit sekali ditebak. Karena pada awalnya punya peraturan dilarang merokok misalnya, eeh ternyata dengan santainya si pimpinan, yang notabene harus kasih contoh pada anak buahnya, malah jedal-jedul dengan cerutu Marokonya. Itu yang kerapkali terjadi. Padahal seperti yang sering dibilang para pakar, para pengamat, mulai dari pengamat sosial, budayawan, sampai tokoh agama, contoh atau panutan itu sangat perlu diberikan, terutama dari mereka yang punya kekuasaan, mereka yang punya power untuk berbuat sesuatu.

Di zaman Rasulullah Nabi Muhammad SAW, contoh yang sangat sepele, adalah ketika seorang abdi atau pembantu kalo di jaman sekarang, menceritakan betapa rumah tangga Rasulullah adalah sebuah rumah tangga idaman, sebuah keluarga dambaan setiap orang, yang tiap kali nikah selalu berharap keluarga sakinah mawadah warahmah. Si pembantu ini cerita, selama beberapa tahun mengabdi, belum pernah sekalipun dia mendengar Rasulullah misuhi istrinya. Bahkan berkata-kata kasar sekalipun tidak pernah dilakukannya. Apalagi yang namanya piring terbang dan gelas melayang. Itu di rumah tangga. Di kehidupan sehari-harinya, beliau selalu kasih contoh apa yang akan dia sabdakan, apa yang akan dia katakan untuk umatnya.

Kalo ditempat kita, seringkali kita dengar kata-kata disiplin, sejatinya itu kan harus bisa tumbuh dari dalam diri kita sendiri. Dan tentunya untuk itu, butuh contoh yang nyata dari pemimpinnya. Memang sih kita jangan terus bergantung pada pemimpin, supaya kita bisa mengembangkan hidup mandiri. Tapi kalo tidak begitu, buat apa pemimpin diciptakan? Nah, kalo ada bos yang bilang sama bawahannya, masuk jam 8 kerja, tapi ternyata si bos jam 11 baru dateng, jangan salahkan kalau ternyata nanti ada anak buahnya yang berani berbuat serupa. Kalo bosnya marah, yaa seharusnya dia introspeksi sendiri, kenapa sampai ada yang seperti itu. Anthony Dio Martin seorang motivator bisnis pernah mengatakan, kalo memang ada karyawan yang bermasalah, atau dianggap bermasalah, selidiki dulu, ada apa dengan dia? Atau jangan-jangan gayanya dalam mengerjakan sesuatu memang beda dengan kita. Masalahnya, meski udah banyak pakar yang bicara seperti itu, tetap saja yang namanya bos is bos, dia tetap adalah seorang yang berkuasa, dan dengan kekuatannya itu, dia bisa seenaknya menekan siapapun yang dia inginkan. Padahal seharusnya, dengan kekuatan potensial seperti itu, bisa dipakai untuk menggerakkan sebuah pembaruan, berupa contoh kedisiplinan, atau patuh pada peraturan, dan tidak menerapkan standar ganda. Ingat!! Kalau udah standar ganda, berarti sama seperti lagunya Gong 2000. Nggak ada bedanya dengan kepala dua. Bedanya adalah pada jumlah kepalanya saja. Pemikiran sih sama...

Sunday, November 25, 2007

My Old GL Pro

Wheew...nggak kerasa, rupanya udah 11 taun aku ditemani kuda besi kesayanganku, sebuah Honda GL Pro keluaran 1996, dengan mesin yang klaimnya adalah Neo Tech. Padahal sih kalo dibandingin dengan Honda CB keluaran tahun jebot alias taun tua, teknologinya sih sama aja. Bedanya sistem pengapiannya udah pake CDI, alias Capasitor Discharge Ignition. Walah kok teknis banget ya? hehehe!!

Duluuuu banget, 11 taun lalu, pas aku masih wira-wiri pake Hijet 1000 taun 83-ku, ada sesuatu yang ngganjel. Waktu itu karena aku kuliah pagi dan sore, jadinya kudu bolak-balik dari Perak ke Ngagel, dan itu hampir tiap hari. Buntutnya sih udah bisa ditebak, konsumsi duit sangu jelas melorot ke tengki bensin semua. Berhubung dulu belum kerja, sempet protes juga sama ortu, soalnya jatah bulananku disamain dengan adikku yang naiknya cuma sepedamotor. Waktu itu sih rada kejam juga, soalnya aku mengultimatum, kalo uang saku nggak naik, mobil kudu dijual, ganti sepedamotor.

Akhirnya, pilihan terakhir yang diambil, meskipun yaa eman juga sih ortu. Coz ini mobil kesayangan kedua, sesudah Holden taun 62 yang juga udah dilepas itu. Tapi berhubung dirumah juga udah punya Kijang taun 89, akhirnya mereka setuju dan melego mobil tua yang udah nemenin hari-hariku kuliah. Waktu mau beli motor, sempet kesengsem dengan Yamaha RXZ. Seneng aja sih liat motor turing bertampang kayak gitu. Tapi satu lagi jadi pikiran, karena tu motor 2 tak, dan pasti sedotan bensinnya kuat banget, akhirnya aku nggak jadi milih. Habis, aku juga seneng jalan-jalan sih. Jadi kalo pake motor boros kayak gitu, pasti deh jatah jajan juga abis. Pikir punya pikir, pilihan akhirnya jatuh ke GL Pro Neo Tech. Alasannya, dirumah tu generasi Honda yang belum ada tinggal itu. Omku pernah punya GL Max dan Tiger 2000. Apalagi pernah nyoba Pro-nya temen, kok yaa enak gitu.

Akhirnya jadi deh kujatuhkan pilihan ke GL Pro, yang sampai sekarang setia menemani hari-hariku selanjutnya sampai sekarang. Malah dari motor ini, aku juga jadi punya ilmu setel mesin sendiri. Awalnya yaa gara-gara sodaraku beli buku cara merawat sepeda motor 4 tak. Naah pas bagian tentang setel klep, aku langsung praktek ke motorku. Alhamdulillah, karena eksperimen serba nekat itu, aku malah jadi bisa lebih ngirit ongkos servis. Aku baru ke bengkel, kalo memang ada masalah yang aku nggak bisa tangani sendiri. Kenangannya sama motor ini juga banyak. Waktu pertamakali plat nomer dateng, masih belum ada STNK, cuma notice tanda pajak, tu motor langsung aku bawa ke Tretes, hehehe! Makanya begitu istriku ngusulin tu motor dijual dan ganti motor baru, gara-gara udah dianggap terlalu tuwir, dan khawatir banyak ongkos keluar buat perbaikan, jelas kutolak dong!! Istilah orang Cina, ini motor hoki gitu looh!!

Friday, November 23, 2007

Dare To Be Different


Kalo pas lagi jalan-jalan ke kontes modifikasi, coba liat ke meja juri, atau pengumuman para juaranya. Pasti salah satu judul penghargaannya, ada yang bertajuk dare to be different

Apa itu?

Ini adalah sebuah bentuk apresiasi dari panitia lomba, untuk mereka yang sudah rela untuk tampil habis-habisan. Tapi yang lebih penting, penampilan mereka tidak seperti peserta pada umumnya. Kalo biasanya di kontes modifikasi mobil, tampilannya yaa itu-itu aja, ini berani beda. Misalnya pintu buka kebawah kayak pintu kapal, atau yang buka bukan pintunya tapi atapnya, nah itu udah bisa jadi modal buat tampil beda.

Tapi, kenapa sih kita harus tampil beda? as a human being, rasanya nggak bakal deh kita mau disamain sama orang lain, sekalipun itu sodara kembar kita yang paling identik sekalipun. Bahkan dari pendapat para psikolog, anak kembar identik pun juga punya keinginan tampil beda dari sodara kembarnya. Itu lumrah, itu manusiawi. Memang kadang-kadang buat bisa beda dengan yang lain, atau supaya kebedaan kita bisa diakui dan diterima, perlu perjuangan yang tidak sedikit.

Kalau berkaca ke masa lalu, tentu masih pada inget teori geosentris dan heliosentris. Geosentris adalah sebuah teori yang mengungkap bumi sebagai pusat tata surya, yang diungkap Nikolaus Copernicus. Tapi sesudah diteliti, ternyata teori Copernicus salah!! Nah begitu Galileo Galilei menemukan teleskop, dan bisa mengamati benda langit dengan lebih tajam, ternyata semua teori si Nikolay itu dibuat berantakan, dan diobrak-abrik. Tapi karena kuatnya pengaruh gereja ketika itu, jadinya si Galileo ini justru malah dianggap sebagai orang bersalah. Sekeras apapun dia mempertahankan pendapatnya, karena kalah kuasa, kalah juga dia. Cuma memang, seperti pepatah suroboyo "lakon menang keri" akhirnya teori ini yang justru mendunia, terbukti dari banyaknya penelitian yang berhasil membuktikan kebenarannya.

Kira-kira itu yang bisa mewakili, betapa ketika kita ingin tampil beda, dan yang lebih penting lagi, mendapat pengakuan atas penampilan beda kita, dan diterima di kalangan yang berbeda, seringkali itu butuh perjuangan ekstra keras. Tapi jangan nyerah, jangan mutung, apalagi sampai bunuh diri. Jangan!! Semanggi sik enak rek!! Kalo mau tampil beda, memang awalnya dibilang gendeng, kalo itu dari busana, mungkin awalnya dibilang sableng, kalo dari pemikiran. Tapi kalo kita yakin itu positif. Why not?

Thursday, November 22, 2007

Tetangga Oh Tetangga!!



Kalo baca berita-berita terakhir, seputar "perampokan" budaya Indonesia oleh Malaysia, rasanya jadi geregetan. Heran juga, kok yaa tega-teganya mereka bisa bersikap seperti itu? Nyolong budaya orang lain dan zonder permisi, mengakui kalo itu milik mereka. Udah nyolong batik, angklung, pulau Sipadan - Ligitan, eeh, masih kurang juga. Ngincer Ambalat lah, ngincer Rasa SAyange lah, meski akhirnya 13 November lalu mereka ngakui juga, kalo lagu itu milik wong Indonesia. Terakhir, kok ya reog yang sudah identik dengan Ponorogo, ya mau diembat pula....

Dasar ASU!!

Nggak heran kalo sekarang mulai bermunculan situs-situs dan forum, yang semuanya menjelekkan Malaysia. Ada yang menyebut dengan Malasya, ada juga yang memplesetkannya menjadi Malingsia. Di salah satu forum ada yang terang-terangan, tinggal tunggu komando, dia akan berada di barisan terdepan menyerbu negerinya Siti Nuhaliza yang cantik jelita itu, ehem...ayu-ayu kok negorone maling...husss!! kok malah jadi ikut-ikutan? Lha habisnya, jadi mangkel sih baca berita di berbagai media tentang ulah mereka....kok ya pemerintah kita ndak tegas ya? pak Es Be Ye gimana nih? Pantesan kalo nama anda jadi diplesetin sebagai salah satu daftar menu yang tidak sehat. itu Es Be Ye itu...saya dapet sms dari forward beberapa temen

Daftar Menu Tidak Sehat yang Harus Dihindari:

1. Es Be Ye
2. Jus Kalla
3. Mie Gawati
4. Mie Ranto
5. Sate Yoso
6. Jagung Laksono
7. Jus Dur
8. yang lain sebutin ndiri ah...wong plesetan ini....

Saturday, November 17, 2007

Next Giggs Tonite

Jumat malem, lagi enak-enak terbaring meriang, eh dapet sms dari Leo vokalis bandku. Katanya, hari Minggu 18 November ini, Archangel - ini nama bandku, bukan nama cewek, didhapuk main di Balai Pemuda, sekitar jam 8 malem. Mainnya bareng Ratos De Pova, band sealiran asal Timor Leste. Yepp!! Timor Leste!! Mereka ini sekarang dikenal sebagai band luar negeri, karena sejak referendum di era Presiden BJ Habibie, Timor Timur resmi berpisah dari NKRI, dan menamai dirinya sebagai Timor Leste.

Berhubung lagi bobo, tanggepinnya rada-rada males. Oke deh, Insya Allah dateng hari Minggu. Nah, ternyata sih sms itu beneran. Artinya yaa emang bener mo manggung. Trus, ngapain dimasukkin blog? Ya sebodo amat! Wong emang pengen cerita. Kali aja ada bolo-bolo yang dateng hehehe!! Oya, nanti lagu yang dibawain ntar sih cuma dikit, cuma 3 kok. Usulannya sih Dr. Stein, Forever and One, dan Eagle Fly Free..

Monday, November 12, 2007

Sensitif



Kalo liat judul diatas, kira-kira apa yang ada dibenak kita? kalo saya sih, biasanya istilah diatas menggambarkan sosok seseorang yang begitu gampang "nyetrum". Yaa gampangnya sih, dicolek dikit dah meledak seperti bomnya Amrozi.

Kalo buat para wanita, sifat seperti ini biasanya muncul kalo lagi dapet lotre bulanannya. Apa itu? Mosok ndak tau se? hehehe! yaa itu tuh...datang bulan alias haid. Kalo pas menjelang, atau selama proses itu, biasanya cenderung diiringi dengan bad mood, atau sensi...dan ini wajar, karena masalah hormonal yang sudah dari sononya emang ajaib begitu. Tapi kalo buat cowok? hmmm....berarti ada sesuatu yang ndak beres. Masa iya sih cowok haid? kalo di filmnya Arnold Schwarzenegger "Junior" itu sih, bisa aja, wong film. Biasanya sih, kalo udah kecentok berantem sama ceweknya, atau sama istrinya (gawat!) atau ada hal-hal lain seperti kerjaan misalnya, itu yang biasanya cenderung memicu stress. Atau bisa juga karena masalah keluarga yang lain.

Sekarang yang jadi masalah, gimana caranya mengelola stres seperti itu? Soalnya kalo kata psikolog, fase stress kalo dibiarkan, bisa meningkat jadi depresi, dan kemudian ada tingkatan lebih tinggi lagi sampe akhirnya korslet. Nah lo!! Sementara buat kita yang berdekatan dengan orang stress, biasanya yang bingung adalah bagaimana kita menyikapi mereka yang mudah tersinggung. Karena ada beberapa tipe manusia, yang maunya nggojloki orang lain, giliran digojlok marah. Atau maunya ngerjain orang, giliran dikerjain muring-muring...wah, pokoknya kudu ati-ati deh sama sosok manusia yang seperti ini. Kalo kita berhadapan dengan yang kayak gini, cuma satu pesan saya, WASPADALAH...!!!!

Saturday, November 10, 2007

Wake Up The Mountain



Ini salah satu judul lagu favorit saya, dari albumnya Helloween The Time of The Oath. Cerita tentang sesuatu yang ironis, yang memang udah jadi sifat manusia. Rule is made to be broken. Bukan begitu?

Some people die
And even never realize
Man´s growing blind
Is seeimg owly with the eyes
We think we´re strong
Belive we never could be wrong
But we ar fools
Because we´re dying by the rules

Though I cannot change the world we´re living in
I can always change myself

One more to count in Wake up the mountain
All colour´s slowly Turning to gray
All world is darkling Wake up the mountain
And we will find it once more again

Cash and carees
Built on the countless sums of fears
All godos of life
Begin to vanish behimd tears
How do we know
Why did we choose the way we follow
Why do we hurt
Why do we hurt the ones we love

Though I cannot change the worlg we´re living in
I can always change myself

One more to count in Wake up the mountain
All colour´s slowly Turning to gray
All world is darkling Wake up the mountain
And we will find it once more again

We made the rules and we can change them
Break down the orders one by one
We made the laws and we can break them
Break down the mountain, stone by stone by stone...

One more to count in Wake up the mountain
All colour´s slowly Turning to gray
All world is darkling Wake up the mountain
And we will find it once more again

Friday, November 09, 2007

Rekaman



Memang sih ini bukan pertamakalinya bandku ngerekam lagu (bukan album sih, soalnya baru 2 lagu). Dulu sekitar 2006 kalo nggak salah, kita pertamakali mulai merekam lagu ciptaan sendiri, kebetulan recording placenya tetanggaku sendiri, orangnya kalem tapi ternyata pernah me-mastering albumnya Setiawan Djody dan Toto Tewelnya Elpamas. Sayangnya hasil rekaman waktu itu nggak begitu oke. Drum aja yang dominan, sementara bass dan duet gitarnya malah mendem....

Naah, hari Minggu 4 November lalu, akhirnya ada kesempatan juga sih rekaman lagi, tapi bukan di studio yang dulu. Pengen nyoba tempat yang mendingan. Pilihan jatuh pada Natural, di daerah Gayungan sana. Dari cerita om Irwan pemiliknya, tempat ini ternyata udah jadi rujukan band Surabaya yang sekarang udah gede. Tau Boomerang? Padi? atau Power Metal? Naah... ternyata mereka rekamannya dulu ya di studio ini. Trus U9 yang jebolan Festival Rock-nya Log Zhelebour, juga maunya sih rekaman disini. Pas aku tanya jadwalnya yang kosong, pak Irwan bilang,"Wah kalo Desember dah penuh mas, Power Metal ngambil 65 shift."

Buset!!

Dengan budget 300 ribu, ternyata udah dapet 4 jam rekaman plus mixing. Padahal ditempat lain belum tentu dapet segitu. Apalagi begitu hasilnya didengerin, weleh weleh weleh!! Belum dimastering aja hasilnya udah kayak album rekaman. Cuma memang ada yang disayangin juga sih, mainnya bandku rada meleset, jadi ada aja yang temponya kelebihan lah, pukulan drum melesetlah, maklum amatiran sih hehehe!!

Saturday, October 27, 2007

Efek Puasa, Apa Coba?



Di tulisan yang lalu, saya sempet nyentil soal bagaimana kalau nantinya kita udah nggak menghadapi bulan Ramadhan lagi. Kalau di bulan suci kemarin, begitu banyak pemandangan orang alim didepan mata, sekarang semuanya sudah lenyap. Semua kerudung dan jilbab yang menghiasi sebagian besar kaum muslimah, hilang berganti seksinya tank top, atau kaos tanpa lengah, dan mulusnya tubuh-tubuh para artis yang diumbar kembali, begitu juga dengan masyarakat yang bukan artis.

Tiap kali bulan Ramadhan datang, selalu ada harapan. Tidak cuma sekedar nilai ibadah bertambah, pahala bertambah, atau mendapat segala keutamaan seperti Lailatul Qadar, malam yang penuh kemuliaan, dan identik dengan jangka waktu ibadah sampai 1000 bulan, atau sekitar 83 tahun kurang lebih. Harapan-harapan macam itu selalu dikumandangkan, mulai di seantero masjid, di tipi, radio, sampai di pinggir jalan selalu kita dengar ucapan-ucapan itu, dan juga doa-doa yang menyejukkan. Tiap malam, kala larut menjelang, selalu terdengar kumandang tadarus Al Quran, baik yang merdu sampai yang fales. Tapi bagaimanapun, semua itu kedengaran menyejukkan hati, dan terus terang, saya kangen berat dengan kondisi seperti itu.

Bener juga apa yang pernah dikatakan Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Andai saja semua bulan seperti bulan Ramadhan....hmmmmm.....bukan perkara bakal nggak ada THR kalo semua bulan jadi Ramadhan sih, tapi suasana ibadahnya itu yang ngangenin. Dan biasanya tiap kali puasa akan berakhir, selalu ada harapan, kontinuitas ibadah akan bisa berlanjut di 11 bulan berikutnya. Sekarang liat aja, bagaimana disekitar kita. Apa iya efek puasa itu masih ada? Jangan-jangan, selain bobot kembali naik karena udah bisa makan segala macem, dosa juga ikut naik lagi.....

Thursday, October 25, 2007

Grow With Love


Pas libur kemarin, aku nganterin mertuaku ke Mojowarno, silaturahim sama tetangga di Surabaya, yang sekarang pindah kesana. Dulu pas merid, tetangga ini yang minjemin rumahnya buat keluargaku ganti baju. Nah, pas habis dari Mojowarno, si tetangga ini nyuruh mampir juga ke Wonosalam, kebetulan dia mengelola tempat outbond disana.

Nah, anakku ini paling seneng kalo udah diajak kesitu. Dulu pas nginep 3 hari disana, dia nggak mau pulang hehehe! Kerasan banget. Emang tempatnya enak, dan suasananya menyenangkan. Nah, begitu pulang dan nyampe rumah sekitar jam setengah tujuhan, habis mandi n sholat, aku langsung tidur, coz malemnya kan kudu masuk kerja. Saat itulah anakku yang dari pagi sampe malem belum tidur itu masuk kamar, dan berucap,"Papa istirahat dulu ya. Kan tadi capek habis nyetir. Aku sayaang pada papa..."

Subhanallah...aku terpana mendengar kata-katanya yang meluncur begitu saja. Bayangin, anak 3 tahun udah bisa sepeduli itu. Apalagi sebelum nutup pintu kamar, dia ngasih cium jauh, mmmmuahhhh...

Ya Allah...begitu tubuh mungilnya menghilang dari pandanganku, tanpa terasa kedua mataku udah basah, dan spontan terucap doa untuknya. Untuk buah hatiku yang manis, yang mungil, dan selalu memancarkan cinta kasih yang tulus...semoga Allah menjadikannya anak sholihah, yang kelak menjadi pemimpin orang-orang beriman padaNya. Pas aku cerita sama istriku, dia menjawab,"Yaa..itulah kalo anak dibesarkan dengan cinta..." padahal, aku sendiri belum merasa bisa memberi cinta sebesar itu, sehebat itu...

Alhamdulillah.....

Friday, October 19, 2007

Kemalan Badokan Part Deux


Ya...ini gara-gara abis cerita-cerita sama beberapa temen di kantor, jadinya muncul ide buat bikin sekuel judul diatas. Ceritanya, berawal dari meeting kru sekitar pertengahan Oktober lalu, ada pesan dari direktur operasional, kalau ternyata kiriman-kiriman para fans itu sudah jadi rerasan, terutama dari mereka yang jelas nggak kebagian. Si Direktur bilang,"Kalau saya sih, saya buka saya bagikan untuk umum,"

Nah, ternyata pasca meeting, pernyataan sang Direktur tadi diwujudkan dalam bentuk penggudangan, kiriman apapun yang ditujukan untuk para kru dari fans diluaran sana. Niatnya sih, supaya bara badokers alias orang-orang yang kemalan badokan itu tidak lagi seenaknya nerima barang, atau malah minta barang dari orang lain. Karena jujur aja, ditempatku ada juga orang yang kadang-kadang sengaja nelpon seseorang, minta dikirimin makanan. Wah...jadi inget dulu pernah ada seorang rekanan bapakku, yang dengan entengnya nuding yang macem-macem gara-gara nggak dikasih proyek sama bapakku. Habis dianya punya track record jelek siih...jadi yaa jangan salahin bapakku dong! Nah, waktu itu salah satu tuduhannya adalah, bapakku sering mbogog...atau nodong pada rekanan-rekanan di instansi dinasnya, minta yang macem-macem. Aku sih cuma bilang sama ortuku, kalo memang kita kayak gitu, aku nggak akan mau cuma sekedar naik GL Pro buat kemana-mana. Pasti aku minta moge, atau mending mobil sekalian. Dan rumahku nggak akan ada di kompleks TNI itu, tapi jelas aku akan minta yang di perumahan elit, macem Dharmahusada Indah, atau di Araya sono...

Kembali ke perkemalan badokan tadi. Nah, ternyata apa yang sudah dilakukan pihak perusahaan, jadi polemik buat para kru sendiri. Malah ada yang nyeletuk di milis, kalo dapet kiriman dari keluarga gimana? Mosok digudangin? Lha kalo itu kiriman cucian dari orang rumah? Mosok bagi-bagi kempas dan BH punya kita ke orang laen? Amit-amit deeeh...!!! Memang sih tujuannya baik, supaya sebagai kru, kita juga bisa lebih obyektif dan netral. Karena dulu sering ada staf yang perhatian sama orang tertentu saja, cuma gara-gara sering dikirimi nasi bebek, atau kue, atau lainnya. Wah, kalo gitu aku nggak mau beli barang dialamatin ke kantor ah...nanti jangan-jangan aku beli CBR terbaru jadi milik umum nih? Dikira gratifikasi, hehehe!!

Thursday, October 18, 2007

Kemalan Badokan


Kadang-kadang kalo baca judul diatas, jadi geli sendiri. Ini istilah yang pertama kali aku denger dari ibuku. Ya, memang ibuku bukan tipe priyayi yang ngomongnya harus diatur. Tapi justru dari situ, aku bisa belajar arti hidup dan menghargai hidup. Oke, istilah ini muncul, untuk menggambarkan seseorang yang sangat rakus terhadap makanan. Rakus bukan berarti main tencep main telen aja, tapi maksudnya, setiap kali ada makanan, dia selalu nomer satu nyambernya, dan cenderung tidak memperhatikan apakah temen-temennya yang lain bakal kebagian atau tidak.

Kalo aku perhatikan sekeliling, terutama di tempat kerjaku, yaa memang sih namanya juga tempat dimana orang berkeluh kesah, dan kita jadi solusinya, tentu tidak sedikit penghargaan yang datang dari mereka, terutama kalau berbentuk fisik seperti makanan atau minuman. Bolak-balik di kantor dikirimi mulai sekedar nastar, sampe gule kambing sepanci besar. Nah, pas saat-saat itu datang, ada sebagian personel di kantor, yang langsung ijo matanya. Dan seketika itu juga, gah gih gah gih, gito gito dan lain sebagainya, langsung dengan sigap ngringkesi semua bawaan itu. Ada sih yang dibagiin, tapi biasanya udah disensor yang kualitasnya rada ancur. Yang the best yaa tetep dibawa sendiri laah...

Bukan cuma makanan. Kadang-kadang soal barang yang kebetulan dikirimin dari para fans ke kantor, itu juga lenyap. Padahal yang dikasih malah nggak tau kalo ternyata tu barang buat dia. Nggak ada pemberitahuan sebelumnya, dan yaa nggak nyalahin yang ngasih wong asumsi dia kan, asal nyampe di kantor, titip buat si anu, pasti nyampe deh. Nggak jarang juga muncul celetukan,"Ini untuk kalangan terbatas," sehingga pernah suatu saat, ada temenku yang pas mo ambil sepotong kue kiriman, sampe marah dan balas nyeletuk dengan kalimat yang lebih gila lagi. Wah, pokoknya nyebelin banget!!! Tapi yaa kadang-kadang geli juga kalo inget-inget gitu. Seakan-akan tempat kerjaku banyak kaum dhuafanya, sampai harus berebut dulu-duluan untuk bisa dapet sesuatu dari para fans, persis rebutan zakat waktu puasaan kemaren...

Saturday, October 13, 2007

Sebuah Renungan 1 Syawal 1428 H



Segala perbedaan sudah usai. Yang lebaran hari Jumat, sudah duluan melaksanakan sholat Id. Sementara yang lebarannya hari Sabtu, kemarin juga sudah menunaikan ibadahnya. Jujur, sudah beberapa tahun terakhir ini, setiap kali malam terakhir puasa, dan terdengar kumandang takbir, tahlil, dan tahmid, memuji kebesaran Allah, hati rasanya teriris pedih...bukan...bukan gara-gara nggak dapet THR, atau bukan karena dimarahi bos di kantor. Tapi karena tiap kali puasa berakhir, rasanya selalu ada yang belum bisa saya dapatkan. Rasa sebuah kemenangan.

Entah gimana ceritanya, setiap kali Ramadhan berakhir, selalu saja perasaan ini muncul. Seakan-akan semua ibadah yang sudah saya lakukan, belum ada artinya, belum bisa membuat saya tenteram. Seakan-akan perjuangan keras untuk menahan hawa nafsu, dan lanjut dengan memperbanyak sholat dan tadarus, masih belum bisa membawa saya merasakan arti sebuah kemenangan. Beda sama dulu, rasanya seneeeng banget kalo udah mau lebaran.

Ya Allah, cuma Engkau tempatku berlindung....tapi kenapa rasa kemenangan itu, rasa senang itu, tidak lagi hamba dapat? Saya mohon...izinkanlah kembali berjumpa dengan Ramadhan tahun depan, supaya bisa memperbaiki segala kekurangan saya.....

Taqabalallahu mina wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin....

Saturday, September 22, 2007

Puasa, apanya?


Nggak kerasa, Ramadhan udah datang lagi, lengkap dengan segala pernak-perniknya. Mulai janji Allah tentang pahala, sampai pembebasan dari api neraka. Nah, ini juga jadi momen yang tentu nggak akan dilewatkan siapapun. Mulai dari anak sekolahan, sampai yang udah kerja. Dari yang rakyat kelas emper toko, sampai pejabat yang kemana-mana naik Alphard lengkap dengan home theatre-nya. Dan kalo sudah masuk bulan yang satu ini, perlombaan ngaji, tadarus, maupun kegiatan yang berbau ibadah lainnya, marak dimana-mana. Kalo ditanya tujuannya, pasti semua punya jawaban seragam,"Mumpung lagi bulan suci, kan pahalanya berlipat ganda. Ngerjakan sholat sunnah, pahalanya aja setara sholat wajib. Lha kalo sholat wajib? pasti pahalanya lebih gede lagi." dan sebagainya dan sebagainya.

Dan nggak cuma di masyarakat. Namanya media massa, juga semua berlomba menyambut datangnya bulan yang penuh berkah ini. Semua tayangan yang berbau setan, digusur tayangan berbau Tuhan. Jadi inget kata guru agama waktu SD dulu. Waktu puasa itu, setan diborgol, dikecrek kalo kata orang Jawa. Jadi nggak ada lagi yang nggodain kita manusia. Nggak ada lagi yang nyuruh orang untuk nyolong motor orang kayak Swiper nyolong ranselnya Dora. Terus, artis-artis yang biasanya berpenampilan aduhai...yang lekuk liku bodinya selalu bikin kaum adam betah di kamar mandi, mendadak tampil sangat alim, sopan, berpakaian tertutup, berjilbab pula. Padahal di hari biasa, gilirang ditanya alasan suka pake baju seksi, jawabannya singkat,"I love being sexy."

Nah, kalo udah gini, saya juga jadi inget kotbah para ustadz yang selama ini terngiang di benak saya. Ada yang bilang, ibadah umat kita sekarang itu, ibarat ibadahnya para pedagang. Bahkan mungkin lebih parah lagi, ibadahnya rentenir. Kan cocok tuh? Rentenir selalu ingin uangnya berbunga berlipat-lipat, kalo dipinjamkan ke orang lain. Memang, ada satu buku yang punya judul,"Kalau Mau Untung Besar, Berbisnislah Dengan Allah." Tapi yang terjadi di sekitar kita, ibadah jor-joran karena pas bulan puasa pahalanya sangat besar. Jadinya, giliran bulan Ramadhan, anak jalanan yang biasanya diuber-uber Satpol PP karena dianggap ngerusak pemandangan, dan ngrusuhi kota, mendadak jadi orang paling bahagia sedunia, karena begitu banyak santunan mengalir pada mereka. Pun juga para fakir miskin dan yatim piatu. Kebahagiaan mendadak mereka rasakan, dengan banyaknya bantuan mengalir, mulai dari pengusaha, konglomerat, sampai para calon pejabat yang lagi pedekate ke masyarakatnya lewat program turba alias turun kebawah.

Lagi-lagi saya teringat kotbah yang pernah saya denger, ada 3 macam ibadah yang dilakukan manusia. Yang pertama ibadahnya budak. Ini ibadah yang dilakukan orang, karena takut adzab Allah. Yang kedua, ibadahnya pedagang. Yang ini, kayaknya udah jelas tujuannya. Beribadah semata-mata karena ingin pahala yang besar. Mirip pemenang hadiah jutaan rupiah, yang cara dapetinnya tinggal meraup uang, seperti undian salah satu bank dulu. Yang ketiga, nah ini yang paling sulit. Ibadahnya orang merdeka. Kalo udah masuk kategori ini, berarti kita beribadah, karena kita betul-betul merasa merdeka, dan ibadah itu kita lakukan sebagai wujud syukur pada Allah.

Rasulullah pernah bersabda, kalau ada seseorang yang berpuasa, tapi tetap melakukan perbuatan yang tercela, berarti dia tidak akan dapet apa-apa selain laper dan haus aja. Padahal puasa itu kan, kalo tercantum di QS 2:183 tujuannya supaya kita bertakwa. Nah, makanya yang diseru di Quran itu nggak sembarang orang Islam, tapi orang yang beriman. Dan puasa itu memang ada 3 tingkatan. ini yang saya denger waktu kotbah Jumat kemarin. Yang pertama itu puasa badan, yaa laper haus ini. Yang kedua puasa jiwa, jadi kita akan mampu lebih sabar dan menahan diri. Yang ketiga, ini puasanya Ruh. Kalo udah gini sih, termasuk tingkatannya sufi, yang benar-benar puasa karena niat pada Allah semata. Jadi yang lain-lain pasti mengikuti.

Kalo sekarang, kita bisa mendinginkan hati dengan ceramah-ceramah agama ustadz yang kita sukai. Lha kalo Ramadhan udah lewat? Yaaa...jelas nggak ada lagi dong! Ramadhan lewat, yaa lewatlah semuanya...perlombaan sudah selesai. Dan semua kembali ke habitat masing-masing. Yang suka baju seksi yaa pake tanktop lagi. Yang emang doyan dugem, yaa jedung-jedungan lagi di diskotik. Seakan kita cuma memperingati sebuah momen, yang kemudian berlalu begitu saja kalau momen itu sudah selesai. Persis perayaan 17 Agustusan. Menjelang perayaan, para veteran perang mendadak kayak artis top. Diwawancara, dibuatin profil, diangkat dalam features media. Selesai 17-an, yaa balik lagi meratapi nasib mereka yang merana, karena nggak ada kepedulian dari pemerintah...Kalo udah gitu.....tarik nafas panjang aja deh........

Tuesday, September 04, 2007

Consider to Out?

Makin lama kok rasanya aku makin nggak bisa ngerasain suasana enjoy ditempat kerjaku ya? Padahal dibilang jenuh yaa..emang kerjaannya kayak gitu, jadi mau dibilang jenuh gimana? Tapi barangkali bener yang dibilang sebagian orang, kadang-kadang rutinitas itu justru berakibat hilangnya sebuah rasa, sebuah semangat, sebuah keinginan untuk membuat sesuatu yang baru. Apalagi kalau kemudian ternyata langkah kita itu seringkali tidak dapat tanggapan berarti, usulan-usulan kita juga tidak pernah terakomodir, kecuali kalo mereka yang dekat dengan pucuk kekuasaan, jadinya akan lebih mudah buat segalanya. Contoh aja ada satu rekan kerja yang dengan santainya bisa cuti mendadak dan melimpahkan tugas-tugasnya ke orang lain. Selidik punya selidik, ternyata dulu dia satu sekolahan sama manajer, jadi meskipun statusnya cuma staf alias bawahan, tapi dia bisa bertindak seenak udelnya.

Udah gitu, makin lama makin terlihat orang-orang yang kerjaannya cari perhatian dan simpati dari atasan. Kalo ada meeting selalu nyari-nyari kesalahan orang lain, kemudian mengagulkan diri sendiri. Ini yang makin lama bikin makin eneg kerja disini. Emang sih bayaran lumayan gede, tapi kalo situasinya seperti ini yaa lama-lama nggak betah juga. Kalo katanya Rheinald Kazali, reward dan punishment itu kudu jelas. Kalo memang kita berhasil meraih keberhasilan tertentu, kasih dong penghargaan. Atau sekali waktu, ajak karyawan atau bawahan itu bersantai sejenak, selain melepas kejenuhan dan kepenatan, juga untuk memunculkan kembali motivasi, supaya mucnul pemikiran, oya bosku perhatian banget, perusahaan care banget sama karyawannya. Dari situ kemudian muncul motivasi, gimana caranya berbuat yang terbaik untuk kelangsungan hidup perusahaan maupun dirinya.

Ada satu cerita di Malaysia. Ketika perusahaan itu sudah dalam kondisi kolaps, dan sudah diambang kehancuran, ternyata yang dilkaukan bosnya, bukan melakukan PHK atau yang biasanya diistilahkan dengan rasionalisasi. Yang dilakukan justru semua karyawan diberi liburan seminggu, tiket berlibur plus akomodasi untuk nginep sekeluarga. Dalam amplop yang diberikan pada karyawan, juga diberikan sebuah surat, yang tulisannya, "Perusahaan sudah peduli pada anda. Sekarang mari kita bersama-sama membangun perusahaan ini, kita bareng-bareng bangkit dari kegagalan. Ajaib!! Para karyawan semuanya terharu, dan bertekad untuk menegakkan kembali kejayaan perusahaan. Dan akhirnya, perusahaan ini bangkit, dan mampu menuai untung yang sangat besar.

Balik lagi ketempat kerjaku. Ada temen kerja yang pernah bilang, waktu itu ada yang tanya, kenapa kok nggak pernah ada program liburan lagi. Karena dulu tiap tahun selalu ada program liburan karyawan, dengan memberangkatkan entah ke Bali, atau tempat wisata lain. Nah, pas itu ditanyakan pada pemilik perusahaan, jawabannya adalah,"Terus perusahaan dapet keuntungan apa, dengan memberangkatkan kalian liburan? Toh setelah itu masih ada saja yang bolos kerja...:"

ALLAHU AKBAR.....!!!!!

Thursday, August 30, 2007

Double Standard

Ini sih bukan ngomongin jagrak sepedamotor lho! Tapi ini ngomongin soal sebuah standar yang ternyata nggak cuma satu, tapi ada dua, atau bahkan lebih. Dan yang nerapin standar kayak gini nggak cuma di Amerika yang presidennya hobi perang, tapi juga di instansi....yaa kayak di tempat kerjaku ini. Duh kok kayaknya tempatku nyari penghidupan ini kok rasanya nggak ada baek-baeknya se? Ada sih...cuma rasanya kalo kebaikan, katanya nggak boleh diudal-udal hehehe!

Sering aku denger keluhan dari temen-temen sesama staf, perlakuan si manajer nyang ngurusin bagian siaran itu selalu berbeda. Artinya, kalo memang ada prosedur atau standar tentang sesuatu, yang itu seharusnya diikuti, ternyata buat si manajer, itu ndak berlaku. Pun demikian sebaliknya. Jadi kalo hari ini ngomong A, ntar sore atau beberapa menit kemudian bisa berubah jadi B. Dan kalo dijelasin sampek diengkeli, tetep saja gitu. Dan kalo udah ketauan salah, tu pimpinan satu itu dengan segala upaya menutupi kesalahannya, termasuk menimpakannya pada orang laen. Dulu aja aku pernah jadi korban fitnah. Emang sih urusan ngomong Inggris, mau nggak mau kudu diakui, para staf disini ndak begitu lancar, begitu pula saya...jujur neeh!! Tapi karena kemampuan saya paling keliatan terutama kalo nulis berita yang ngambilnya dari situs luar, yaaa kebodohan itu ndak begitu terlihat. Karena itu, 
om manajer ini berkeinginan mengkursuskan beberapa orang, yang dianggep kemampuannya paspasan. Nah, 
waktu itu ada yang tanya, kok dikursusin kenapa? kan bisa tanya 
sama yang lebih pinter. Eeh, dengan cueknya tu manajer mencatut 
namaku yang udah kesohor ini. Katanya abis si Yuki pernah ngomong, 
nggak ada yang mau nanya kalo ada kesulitan. Deeeng...!!! 
Itulah yang bikin aku sakit hati sampe sekarang.

Oke, kembali ke standar ganda itu. Bolak-balik aku melihat, mendengar, dan mengetahui sendiri,
kalo para staf ini jadi jutek dan males kerja, gara-gara si manajer nggak pernah mau mengerti.
Udah dibilangi malah melotot. Kata beberapa temen sih, kalo kita bisa bersikap melayani, artinya yaaa nuruti apapun kemauan si manajer, kita akan aman dan nggak akan dapet masalah, dan itu terbukti dari beberapa temen, yang dengan relanya NGATHOK, NYEMPAK, NYILIT, demi mencari aman. ABS yang sebetulnya diharamkan demi kebaikan, 
ternyata cuma jadi omongan kosong. HIDUP STANDAR GANDA!!!

Friday, August 17, 2007

The 4th Year Marriage

Wah ada yang kelupaan aku tulis. Kemarin pas tanggal 17 Agustus, persis 4 tahun usia pernikahanku. Alhamdulillah, nggak kerasa udah mendekati tahun kelima aku bareng dengan mantan pacarku dan yayangku tercinta. Dan yang paling bersyukur, aku dapet momongan yang cantik, lucu banget, pinter, alhamdulillah tengkyu banget ya Allah...semoga keluargaku Kau jadikan keluarga sakinah, mawadah, warahmah, dan anak keturunanku Kau jadikan insan solihah, jadi pemimpin orang beriman kepada-Mu

Oya, jadi inget nih. Minggu lalu anakku kan ikut lomba mewarnai. Maklum deh masih playgrup jadi kan masih mewarnai doang tuh! Alhamdulillah dia dapet juara 2 sak sekolahan. Nah pas mau difoto sama bawa piala, ternyata dia mogok. ngambek, hehehe! Padahal sebetulnya kalo nggak malu-malu dia sih nyenengin banget. Kata orang Jawa ethes karena saking cerewetnya ngomentarin segala hal. Nah, rencananya piala itu kan dibagi-bagi pas hari Sabtunya waktu senam sehat. Pas piala masih belum dibagi, tau-tau my lill angel nunjuk-nunjuk piala itu. Katanya,"Ma aku ambilin satu dong ma...katanya mau dibagi?" hehehe!!

I Love U all....

Sunday, August 05, 2007

Balada Cah Ndeso

Kelar siaran jam 6 kemarin (5/8/07), aku langsung nyengklak tungganganku coz aku kudu langsung tancap ke mbahku di kawasan Perak. Dititipin pesen sih sama istri, nganterin kue-kue habis acara perkenalan keluarga Minggu siang. Ya, adik iparku yang cowok emang udah kebelet mo merit, makanya dia beberapa kali telpon ke rumah sambil bilang,"Alah emak kawinkan aku..." sambil angguk-angguk kepala kayak video klipnya XPDC, itu tuh grup asal Malaysia itu. Pas di jalan aku inget, moderatornya Helloween Indonesia Messageboard yang sehari-harinya punya kerjaan jadi pengacara (yang ini betulan sih, bukan pengangguran banyak acara), ngabarin kalo mau ke Surabaya dalam rangka tugas. Nah, langsung tak sms tu anak, dan ternyata pas setengah tujuh malem aku baru dapet sms, ternyata dia baru turun dari pesawat.

Kelar nganter kue ke mbah, aku pulang. Dan di perjalanan aku sms-an sama si Hendro, om moderatornya HIM yang ternyata sudah kesohor di jagat permetalan dunia. Dan ternyata dia oke-oke aja ketemuan. Sebetulnya aku udah ngantuk berat, apalagi kondisi fisikku nggak begitu oke hari itu. Sempet tak usulkan kalo ketemuannya Rabu aja gimana, coz dia Seninnya mau ke Malang ada kegiatan. Tapi kemudian muncul balasan, ketemuan malam ini juga ndak apa-apa kok, malah sampe jam 11 malem pun oke. Makanya aku buru-buru pulang, biar bisa istirahat. Tau-tau pas enak-enak tidur, hpku bergetar, eeh, ternyata Hendro ngabarin kalo nungguin buat ketemuan jam 10 malem. Pas ngeliat jam dinding, walah! Lha udah jam 10. Aku tadi bangunnya selain gara-gara sms, juga pas anakku lagi haus jadinya agak rewel. Kelar bikinin dia susu, dan kasih kecupan mesra buat anak istriku, aku berangkat ke Wisma Semeru tempat si Hendro nginep. Nah, begitu sampe, aku baru tau tampangnya moderator HIM, berikut Diorama salah satu member yang juga arek Suroboyo. Begitu ngobrol punya ngobrol, si Hendro ngeluarin laptopnya yang full berisi rekaman metal segala merek. Mulai Helloween sampe yang aku ndak kenal.

Walah, serasa jadi wong ndeso liat koleksinya yang amat sangat bejibun. Apalagi kemudian dia membakarkan DVD Helloween Live in Surabaya 2004, alhamdulillah, berarti ane masih berjodoh nonton Helloween konser di Surabaya, biarpun hanya sebatas lewat bakaran DVD. Soalnya pas mereka konser di Surabaya, aku pas baru pulang menunaikan rukun Islam kelima. Liat koleksinya yang seperti itu, terus-terang aku jadi geleng-geleng kepala. Jadi serasa wong paling ndeso sedunia. Abis koleksiku terbatas sih..!! hehehe!!!

Friday, August 03, 2007

Resign, Just a Little Sign

Well, akhirnya ada satu lagi temen segrupku yang angkat kaki dari tempat kerjaku. Yang agak ganjil, dari dua temen yang hengkang ini, semuanya tidak secara baik-baik, selalu diawali dengan masalah lebih dulu. Yang pertama dulu karena bermasalah dengan cewek, waktu itu kalo menurutku sih, dia ini terlibat cinlok dengan salah satu karyawan. Gara-gara itu, semua kerjaan jadi nggak beres, udah gitu tiap kali masuk kerja, selalu dengan kondisi mata "mbendul" alias bengep atau bengkak, bukan gara-gara dipukuli hansip, tapi gara-gara kurang tidur. Hampir seluruh hidupnya dibaktikan di kantor. Sampe-sampe jadi rasan-rasan, gimana tuh sama keluarganya?

Oke itu udah lewat. Nah, dapet sekitar 1 tahun berselang, giliran yang satu lagi out dari peredaran di radio berita yang termasuk besar di Jawa Timur ini. Cuma ini caranya lebih tidak terhormat lagi. Soalnya diawali dengan absen 2 bulan kurang lebih. Tiba-tiba ada yang bilang, dia udah diterima di radio berita dari Jakarta, yang punya cabang di Surabaya. Awalnya sih pas absen alasannya cuma satu, sakit kepala...Makanya sempat muncul istilah Migrain Man buat ni anak, coz hobinya yang demen sakit kepala. Tapi selidik punya selidik, ternyata dianya ndak apa-apa. Malah waktu itu ada temenku yang iseng-iseng tanya ke maminya, eeh malah didamprat. Sialan nggak tu? Udahlah, kalo emang dia bahagia ditempat barunya, entah karena emang pengen kesana dengan kesadaran, atau karena punya gebetan disana, yaa have fun deh. Terus, siapa lagi nih yang menyusul? Soalnya dari divisi marketing, manajernya udah minggat pula dari tempat kerja di puncak bukit ini.

Kalo lagunya Helloween lirik reffrainnya It's Time Just a Little Sign, kalo versiku sih, Resign Just a Little Sign. Abis siapa tau ini sebuah pertanda akan terjadi sesuatu. Yaa kalo di sastra Inggris itu ada satu istilah yang menggambarkan, there will be something happen. Entah itu bad thing, good thing, atau worst thing. Kalo yang terjadi worst thing, berarti aku juga kudu mencolot nih! Nggak lucu kan lagi seru-serunya kerja, tau-tau ada pemberitahuan kalo perusahaan kolaps, atau tiba-tiba diakuisisi orang atau perusahaan lain, dan tiba-tiba semua karyawan dipecat. Amit-amit deh..!!

Monday, July 30, 2007

Ngeband Lagi Deeh..!!


Lama juga ndak ngisi tempat cerita online ini. Sekarang aku mau laporan (koyok reporter ae..) soal kegiatan musikku bareng Archangel. Oya, Archangel ini bukan nama cewek tetangga ya, tapi nama bandku, sejak misah dari Red Plat gara-gara maminya Bimo dan Ayi ngrusuhi band. Bulan Juli, ada beberapa aksi manggung dari Archangel, mulai Surabaya Error 1 Juli lalu, terus lanjut ke Black Mass, dengan tempat yang sama, eks gedungnya Memorandum. Tapi tanggalnya lupa. Lanjut lagi ke acara parade Rock di TRS. Tau TRS kan? bukaaan, bukan mereknya sepedamotor, itu sih TS punya Suzuki. TRS itu Taman Remaja Surabaya, sebelahnya Hi Tech Mall.

Seneng juga sih, jadinya band nggak cuma latian dan latiaan terus, tapi bisa juga unjuk gigi di stage. Dan buntut-buntutnya, Archangel diundang di launchingnya Ice Cafe, bekas Cafe Sphinx di AJBS. Yang punya gawe siapa lagi kalo bukan No Wars, kumpulan rockers yang dikomandani Yus Reptil, vokalisnya Plat L, band indie asal Surabaya. Sebetulnya waktu 29 Juli itu, Archangel bakal tampil sama Ratos De Pova, ini band aliran speed metal yang anggotanya wong Timor Leste tapi kuliah di Surabaya. Trus Local Host, ini band tempat si Jayeng drummer Archangel pernah gabung jadi kibordis. Tapi Local Host kemudian mundur tanpa sebab, dan Ratos ndak bisa tampil karena pemain bassnya sakit. Padahal kita jadi batal bawain Eagle Fly Free-nya Helloween, gara-gara lagu itu udah diplot sama Ratos, dan Leo vokalisnya Archangel, yang juga temenku kuliah dulu, bakal diplot nyanyi bareng Ratos. Akhirnya pas giliran maju, jadi kita yang bawain Eagle Fly Free. Dan si Dedi, ini dedengkotnya pengepul lagu rock lawas, juga ikutan nonton, wah makasih banget Ded. Dia ini khusus minta aku beraksi mainin gitar dibelakang, kayak Jimmy Hendrix dulu.

Berhubung ada permintaan, yaa kujalani aja. Padahal panggungnya kecil sih. Jadi pas outro Eagle, langsung gitar aku lepas dari neck strapnya, dan langsung kutaruh dibelakang kepala. Mulai deh aksi...
Dan semalem si Leo sms, katanya orang-orang yang nonton pada seneng sama permainanku. Alhamdulillah... hehehe!!

Itu yang dari pentas AJBS. Nah pas di Surabaya Error 1 Juli lalu, bandku bener-bener salah kamar. Abis waktu mau ndaftar ndak jelas eventnya apa. Giliran dateng ke ex gedung memorandum itu, aku sama arek-arek band kaget, lah kok peserta dan penontonnya pake potongan rambut nanas semua? Weladalah ternyata yang tak masukin itu acaranya anak-anak punk. Pantes kok njeprak semua. Ya udah cuek aja. Giliran main minggu depannya di tempat yang sama, masih agak mending, soalnya yang tak masukin itu acaranya anak-anak Black Metal. Kalo BM kan masih respek sama speed, jadi ya kita tenang aja maen disitu. Udah gitu ternyata setingan sound systemnya juga lumayan oke, jadi puas bener mainnya.

Nah pas pentas di TRS itu, aku ngajak tetangga-tetanggaku ikutan nonton. Ceritanya biar jadi suporter gitu. Apalagi mereka ternyata juga termasuk penggemar metal, jadi yaa...asyik aja. Oya, ntar foto-fotonya nyusul.

Archangel is:

Leo Sidharta - vocals
Jarot Sasongko - guitar
Yuki Aditya - guitar
Rusdi - bass
Jayeng - drums

Song list yang kita bawa waktu itu:

We Burn
Just a Little Sign
Mission Motherland
Before The War
Eagle Fly Free
Your Turn
Archangel - lagu ciptaan sendiri


Naah..ini foto-fotonya, termasuk beberapa yang dari konser terdahulu.












Friday, March 16, 2007

Become a Parent? It's The Greatest Blessing of All

Sering kita dengar, kalo sesama orangtua lagi ngumpul, ngerumpi dan lain-lain, ada lontaran,"Wah, anakku nakalnya minta ampun," atau,"Anakku sih kerjanya cuma minta perhatian melulu...capek deeh!!"

Pernah kan dengerin yang seperti itu? Nah, ternyata ada satu penelitian yang membuktikan, sebetulnya kalo anak, terutama yang masih kecil sering bertingkah, dan kita anggap itu meminta perhatian kita, sampai-sampai kita berkomentar yang cukup pedas, ternyata itu bukanlah upaya menarik perhatian kita sebagai orangtua, tapi justru mereka ingin menunjukkan, betapa besarnya rasa cinta yang mereka miliki untuk kita. Kasarnya, kita aja yang nggak tau, kalo ternyata tingkah polah mereka yang katanya bikin capek dan sebel itu, justru menunjukkan betapa besarnya cinta yang mereka miliki, dan mereka amat sangat ikhlas memberikannya pada kita.

Betapa indahnya cinta kasih itu....yang diberikan tangan-tangan kecil dan lembut itu dengan sepenuh hati....
Sayang tidak semua menyadarinya......

Mungkin cara termudah, perhatikan waktu mereka tidur. Coba lihat betapa tulusnya cinta yang terpancar dari wajah anak-anak itu. Mereka tidak minta pamrih, tidak minta balas jasa. Mereka hanya ingin ayah bundanya memahami, betapa mereka sangat mencintai ayah bundanya dengan tulus. Coba bayangkan, seandainya mata-mata mungil yang terkatup saat tidur itu, tak akan pernah terbuka lagi untuk selamanya......selamanya.... apakah kita masih akan merasakan kehangatan itu...........? Jujur, saat menulis ini, saya juga berurai air mata, mengingat wajah putri saya yang saya sangat kasihi...sungguh ini sebuah pengalaman yang sangat hebat sepanjang hidup saya....sebuah pengalaman yang membuat semangat kerja saya selalu hidup, sekalipun banyak orang-orang brengsek disekitar saya. Senyum cerianya, bahkan waktu tubuhnya terbaring sakit, masih terlihat sorot mata bening penuh cinta, yang saya yakin tidak akan bisa melakukan hal yang sama.

God, thank you very much, You give me a chance to be a parent, so I can see, I can feel how deep the love my child give me. I believe this is the real....real love. Thank you God, you bless me with a role to be a parent.....

Saturday, February 10, 2007

Work in Kuburan?

Judul diatas bukan berarti nggambarin kalo sekarang aku kerja di pemakaman, bantuin orang dinas pemakaman, tapi ini buat nggambarin betapa suasana kerja ditempatku sekarang lagi adem ayem. Ademnya sih bukan karena kondisi kerja yang menuntut suasana tenang, tapi karena ada temen satu tim yang punya hobi diem dan ndiemin orang. Wah, pokoknya kalo sudah kumat, yaa itu tadi, rasanya seperti kerja di kuburan. Jadi biarpun telpon berdering, dan suara ketak-ketik keyboard komputer tiap hari mengisi waktu kerja, tetap saja suasananya jadi nggak enak. Habis mo mulai ngomong, liat tampang-tampang mereka aja jadi bikin males. Bisa sih tetep cuek, tapi emang enak dicuekin? Padahal niatku baik lho! hehehe! Untung ada pelampiasan lain, bisa melototin internet, atau ndengerin musik kalo dijalan. Tapi kalo ini berlarut-larut? Hmmm.....susah njawabnya.