Thursday, September 25, 2008

MUDIK YOOOK!!! (PART 3; CAR)

Wheeww...tanpa terasa Lebaran udah makin dekat. Bahkan hitungannya udah nggak sampai sepuluh hari lagi. Sebuah latihan diri yang sangat berarti, terutama bagi umat Islam yang beriman, untuk bisa menjalani hidup diluar Ramadhan dengan lebih baik lagi, karena sudah ditempa di kawah candradimuka yang bernama puasa.

Oke, kalo di tulisan yang lalu khusus dibahas tentang persiapan untuk roda dua (bahasanya polisi nih!) atau sepedamotor, sekarang saya pengen coba berbagi dengan temen-temen semua, yang nantinya bakal mudik naik mobil. Memang sekarang (pada saat blog ini ditulis) sudah H-6 alias 25 September 2008. Tapi kalau ada diantara teman-teman yang masih belum mudik, nggak ada salahnya melakukan final inspection alias pemeriksaan akhir, supaya waktu mudik nanti, bener-bener sudah nggak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, dan juga nggak perlu takut kalau ada apa-apa dalam perjalanan.

Yang pertama, kita lihat dulu hal-hal yang sepele di balik kap mesin mobil, atau dibawah bangku supir kalau yang mesinnya disana, seperti seperti Daihatsu Gran Max atau Suzuki Carry dan APV. Yang pertama inspeksi cairan dulu. Pastikan air radiator terisi penuh berikut tabung reservoirnya. Periksa ulang kalau-kalau ada kebocoran. Mumpung belum terlambat, bisa dibawa ke tukang patri radiator. Kalau yang airnya sudah lama ngendon didalam, lebih baik dikuras saja, sekalian itung-itung membersihkan bagian dalam radiator. Kalau mau, bisa juga pada saat pengurasan, sesudah air didalam radiator habis semua, bisa ditambahkan radiator flush waktu mengisi ulang. Untuk proses ini, radiator nggak perlu diisi sampai penuh. Sesudah itu, nyalakan mesin kira-kira lima menit sampai air bersirkulasi dengan baik, kemudian matikan, tunggu sesaat sampai mulai dingin, dan buka tutup pembuangan air radiator. Biarkan air kembali keluar sampai habis. Sesudah itu, baru deh diisi dengan air lagi. Oya, kalau mobil Jepang memang lebih fleksibel, karena masih ditolerir kalau ngisinya pakai air PDAM. Tapi kalau mobil Eropa, umumnya harus pakai air destilasi seperti air aki yang botolnya warna biru (ingat!! bukan accu zuur yang botolnya warna merah!!)

Untuk penggunaan radiator coolant, bisa diisi langsung pada saat pengisian radiator, atau kalau mau dicampur juga nggak masalah. Jangan lupa isi juga tabung reservoir dengan radiator coolant, karena memang cairan satu ini punya titik didih lebih tinggi dibandingkan air biasa. Khusus mobil-mobil keluaran Eropa, kalau ingin mengisi radiator dengan full radiator coolant, ada baiknya konsultasikan dulu dengan bengkel langganan anda, supaya nanti tidak terjadi salah perlakuan.

Oke, cairan berikutnya adalah oli mesin. Yang satu ini mutlak kudu wajib diperiksa, karena memang fungsinya sebagai pelumas utama dari mesin, yang membuat lancar tidaknya depot tenaga mobil anda. Periksa kualitasnya dengan memperhatikan stik pengukur atau dipstick. Kalau warnanya tidak lagi kuning bening, bahkan sudah mulai mirip kopi susu, sebaiknya diganti. Begitu juga kalau kuantitasnya sudah berada di titik lower atau L pada dipstick, sebaiknya diganti. Biar lebih enak, sekalian ganti saja dengan filter olinya. Jadi waktu mudik udah nggak perlu kuatir lagi dengan oli dan filternya. Masih tentang oli, cek juga waktu pemakaian oli transmisi anda. Kalau memang sudah waktunya, atau kalau sudah tinggal seribuan kilometer, segera diganti. Untuk yang bertransmisi matik perlakuannya juga sama. Sementara oli berikutnya adalah oli power steering. Kalau memang ketinggiannya sudah berkurang, segera tambahkan sampai batas yang ada pada stik pengukur.

Sip!! Berikutnya monggo diperiksa kondisi aki. Kalau yang maintenance free tinggal dicek terminal positif dan negatifnya. Kalau ada kotoran segera bersihkan, dan semprot dengan penetran macam Sonax atau WD40 untuk pembersihan lebih lanjut, sekaligus menjadi pelapis dari ancaman kotoran. Untuk yang model biasa, periksa ketinggian air aki, jangan sampai kurang dari garis Lower. Kalau memang sudah sampai batas itu, segera isi sampai ke garis batas Upper. Ingat!!! Jangan sampai diatas garis Upper, karena justru akan berdampak munculnya kotoran berwarna putih di kutub aki, akibat kondisi yang terlalu basa, dan sel aki akan bekerja lebih keras menguapkan air aki supaya kondisi keasaman atau pH-nya seimbang.

Langkah berikutnya, perhatikan tekanan angin ban. Kalau sudah punya pengukur tekanannya, monggo dicek apakah sudah sesuai dengan standar pabrik atau belum. Khusus yang pelek dan bannya udah ganti dengan diameter lebih besar atau bannya lebih tipis, bisa ikuti anjuran pabrikan ban yang dipakai. Kalau perlu, tekanan angin bisa ditambahkan antara 3-5 psi dari standar, karena tentunya mobil akan bermuatan lebih berat dari biasanya.

Selain tingkat kekerasan tekanan angin ban, periksa juga kaki-kaki seperti ball joint, tie rod, cross joint dan juga suspensi. Cara paling gampang, coba dongkrak mobil anda, kemudian coba rodanya diputar dan digoyang keluar dan dalam. Kalau kemudian ada gejala speleng atau ada jarak yang cukup lumayan, waspadalah dengan komponen-komponen joint yang saya sebut tadi. Segera perbaiki atau diganti bila perlu di bengkel langganan anda. Untuk suspensi, selama ayunan masih terasa seperti standar ketika anda beli, tidak ada masalah. Kalau ada bunyi decit, umumnya ini di mobil yang masih pakai per daun dibelakang, artinya sudah mulai ada masalah dengan salah satu atau beberapa lembar per daunnya. Cara sederhana sih tinggal dikasih gemuk atau grease, insya Allah beres. Kalau toh harus ganti, cukup ganti lembar yang bermasalah dengan yang baru. Jangan lupa juga untuk ngecek kampas rem anda. Caranya sih tinggal perhatikan ketinggian minyak rem dibalik kap mesin. Kalau sudah mulai turun (bukan bocor), berarti kampas rem sudah mulai menipis. Kalau turunnya masih di batas atas, insya Allah tidak ada masalah dan masih cukup aman. Tapi kalau tidak mau khawatir, monggo diganti dengan kampas rem baru.

Oke lanjut ke pemeriksaan kelistrikan. Nyalakan lampu kota, lampu utama dan sein. Pastikan semua berfungsi dengan baik, termasuk cobalah kerja wiper anda, apakah masih baik atau sudah kurang baik lagi sapuannya. Segera ganti kalau memang karetnya sudah getas. Di pasaran harganya juga cukup terjangkau, dan tinggal pilih mau yang genuine atau yang aftermarket. Untuk lampu mobil, memang ada banyak pilihan aftermarket, bahkan yang HID Xenon. Untuk jenis terakhir ini memang aplikasinya cukup mudah dan harganya terjangkau. Kalau ingin pakai jenis ini, sebaiknya pilih yang derajat Kelvinnya tidak terlalu tinggi, di kisaran antara 3200-6000 Kelvin. Karena kalau sudah diatas itu, sinar lampunya akan cenderung kebiruan, dan ini jadi masalah ketika anda berhadapan dengan hujan. Ingat! BMG sudah memperkirakan akan ada perubahan cuaca mendadak ketika Lebaran tiba. Jadi, tidak ada salahnya untuk antisipasi lebih awal.

Kalau semua sudah beres, tinggal persiapkan barang-barang yang akan dibawa. Biarpun pakai mobil, jangan sampai anda mudik tapi bawaannya seperti orang pindah rumah. Ingat! Mudik hanya seminggu atau beberapa hari lebih. Bawa saja barang seperlunya. Kalau toh mungkin bagasi mobil tidak mencukupi, anda bisa manfaatkan produk-produk roof rack atau roof box yang banyak di pasaran. Bawaan aman, dan anda tidak perlu khawatir kalau ingin memuat barang yang agak banyak. Tapi hati-hati juga kalau sudah mengaplikasi rak atap tambahan ini, karena pengaruhnya terhadap pengendalian akan sangat besar. Sebaiknya tidak ngebut dan zigzag.

Oke, semoga beberapa hal yang saya uraikan ini bisa jadi sesuatu yang bermanfaat. Mudah-mudahan mudik teman-teman nanti lancar, biarpun sekarang mulai terjadi peningkatan arus lalulintas, terutama di jalur-jalur yang biasanya jadi langganan macet seperti di kawasan Pantai Utara. Tetap mengemudi dengan aman alias safety driving, dan manfaatkan tempat-tempat istirahat atau posko siaga dari ATPM mobil anda atau sponsor-sponsor lainnya, untuk sekedar melepas lelah sejenak, atau untuk memeriksa ulang kondisi mobil sebelum sampai ke tujuan. Selamat Jalan, Semoga Selamat dan Lancar Sampai Tujuan

Monday, September 22, 2008

ME AND MY MUDIK PLANS

Seperti yang udah saya ceritain di tulisan terdahulu (MUDIK YOOOK...!!) sekarang saya pengen berbagi cerita lagi sama temen-temen, seputar persiapan saya untuk bermudik ria ke kampung halaman alias ndesa mertua saya di kawasan Brebah Sleman.

Sesudah beberapa hari berlalu, ternyata untuk rute perjalanan ada perubahan, karena ternyata ibu mertua saya berencana ngadain acara arisan trah keluarga. Itu tuh, sebuah acara keluarga besar-besaran yang memang bertujuan menyambung tali silaturahim secara turun-temurun dari mbah buyut sampai cicit. Sebetulnya acara itu sudah lebih dulu diadakan bapak mertua saya di Jogja secara rutin, dan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Tapi karena kebetulan budenya mertua saya itu udah uzur banget, dan lagi bisa jadi ini pertemuan pertama sekaligus terakhir, ibu mertua saya yang masih gesit itu mengusulkan untuk ngadain acara trah itu. Celakanya, acara itu mefet banget dengan pertemuan trah rutin di Jogja yang selalu digelar di hari ketiga Lebaran. Jadi rencana trah dari pihak ibu mertua itu bakal diadain Lebaran kedua.

Sesudah rundingan sama istri tercinta, akhirnya mudik tetap akan berlangsung, dengan catatan rute pun berpindah tidak lewat Pantura, tapi ke Nganjuk dulu, tempat lokasi pertemuan trah dari pihak keluarga ibu mertua akan diadakan. Ini karena saya nggak jadi menjemput embah istri saya dari pihak ibu, sehubungan beliaunya langsung diterbangkan ke Nganjuk oleh sanak kerabat hehehe!

Oke, rencana perjalanan alhamdulillah tetap fixed. Sekarang ke persiapan kendaraan. Sesudah ngumpulin pernik-pernik seperti perangkat narsis mobil macem lap mikrofiber sampai pemoles, dan udah ganti wiper dan filter udara, langkah berikutnya nyambangi ACE Hardware, coz saya tertarik dengan iklan coolbox alias kulkas mobil yang ada di iklan majalah otomotif langganan saya. Eit! Ini bukan kulkas segede gajah seperti yang biasa dirumah lho! Cuma sekotak pendingin berukuran kecil, yaa kira-kira cukup untuk muat 5 botol air mineral atau setengah lusin minuman kaleng. Bukan apa-apa, habis orang rumah yang nanti bakal ikut ini termasuk jagoan minum es, jadi rasanya kok ada yang kurang kalo nggak punya coolbox.

Begitu udah milih-milih dan sesuai dengan kebutuhan, pandangan saya tertuju pada gelas yang punya fungsi sebagai water boiler alias buat nggodok air secara elektris. Harganya juga cukup terjangkau dan pas banget terutama kalau pengen bikin susu buat bidadari mungilku. Alhamdulillah, akhirnya semua udah keangkut, plus sebuah vacuum cleaner berukuran mini buat bersih-bersih interior. Yang kemudian jadi masalah adalah, mau ditaruh dimana tu barang-barang, terutama coolbox dan gelas pemanas yang punya judul carpot itu.

Selidik punya selidik, akhirnya saya coba iseng buka konsol box bawaan pabrik, yang memang ada tatakan gelasnya. Saya buka dan saya keluarkan tumpukan kaset didalamnya, wah ternyata ada ruang yang cukup besar buat naruh carpot ini, tanpa harus mengganggu operasional tangan saya waktu nyetir nanti. Apalagi ada ruang cukup lega buat naruh gelas atau botol air mineral berukuran tanggung alias 600ml. Jadi nggak perlu sampai membongkar konsol box keseluruhan, karena ternyata desain aslinya menyatu dengan pelindung rem tangan dan persneling. Untuk coolboxnya, alhamdulillah colokan ke cigarette lighter ternyata disertai kabel cukup panjang, jadinya bisa ditaruh dibelakang sekalipun. Alhamdulillah sejauh ini semua persiapan udah oke, tinggal ganti oli mesin, transmisi, dan filter oli, berikut ganti cairan radiator dengan coolant yang baru.

Saturday, September 20, 2008

MUDIK YOOOK!!! (PART 2; MOTORBIKE)

Hari Raya Idul Fitri semakin dekat, dan tentu saja masyarakat yang menjalani ritual tahunan terbesar di dunia ini sudah makin sibuk. Sekitar tiga hari terakhir saya ubek-ubek kios majalah dan toko buku, sudah mulai bertebaran pernak-pernik informasi untuk mudik, termasuk bagaimana mempersiapkan diri dan kendaraan.

Data Departemen Perhubungan menyebutkan, jumlah kendaraan roda dua alias sepedamotor, sekarang mencapai antara 2,5 - 2,7 juta unit. Artinya, jumlah sebanyak ini kalau diasumsikan setengahnya saja yang beredar di jalan untuk mudik, pasti bakal ketahuan betapa penuh sesaknya jalanan nanti, terutama di saat puncak arus mudik, yang biasanya terjadi pada H-3 Lebaran. Itu baru sepedamotor, belum lagi ditambah dengan jumlah mobil dan kendaraan umum yang akan tumpah ruah di jalan.

Buat yang naik sepedamotor, mumpung masih ada beberapa hari buat persiapan, monggo dicek dan ricek kembali kondisi kendaraan lebih dulu. Pastikan oli motor anda kualitasnya masih bagus, dan itu bisa dilihat dari warna oli yang nempel di dipstick alias stik pengukur oli di sebelah kanan mesin. Atau kalau memang tidak ingin ambil resiko, mungkin karena oli sudah setengah masa pemakaian, biarpun masih jauh atau masih lama masa pakainya, ada baiknya diganti saja dengan yang baru. Alasannya, dalam perjalanan nanti, terutama kalau teman-teman yang bermukim di Jakarta akan pulang ke kampung halaman yang tersebar di seantero pulau Jawa, jelas kendala yang akan muncul adalah kemacetan, dan itu benar-benar akan menyiksa oli mesin anda, karena pendinginan dari hembusan angin tidak akan terjadi, akibat kondisi jalan yang kemungkinan akan padat. Toh, dengan ganti oli menjelang mudik, setidaknya teman-teman akan bisa lebih santai karena tidak khawatir dengan kondisi oli.

Berikutnya, cek kembali businya. Memang umur pakai pemantik api satu ini cukup panjang, sekitar 6000km atau sekitar enam bulan. Kalau ganti businya masih baru sebulan atau dua bulan, setidaknya masih dalam batas toleransi. Kalau yang ini sih, tinggal bersihkan saja elektroda businya pakai amplas halus, atau sikat kawat.

Selanjutnya, jangan lupa juga lihat alur ban depan dan belakang. Jangan sampai ketebalan alur dibawah 1,6 mm, karena akan berdampak handling motor tidak sempurna akibat gejala selip. Apalagi kalau mudik, jelas motor akan mendapat beban tambahan berupa barang bawaan. Kalau memang sudah mulai tipis, atau justru mulai gundul mirip ban slicknya motor MotoGP, mending ganti baru deh. Toh harga ban standar cukup terjangkau, antara 120-125 ribu perbijinya. Kalau mau yang agak bagus, memang relatif lebih mahal, seperti Mizzle kisarannya sudah 200 ribuan. Next, jangan lupakan juga pelek yang jadi bagian penting roda selain ban. Untuk pelek jeruji, pastikan seluruhnya dalam kondisi kencang. Kalau ada yang kendur, biasanya ini akan berdampak pelek jadi oleng, buruan disetel biar lurus lagi. Sementara kalau pelek racing model palang, perhatikan juga kondisinya. Caranya, dirikan motor di standar tengahnya, kemudian coba putar ban belakang atau depan. Dekatkan ujung spidol pada tepi pelek. Kalau ada yang tersentuh, berarti pelek sudah peyang.

Langkah berikutnya, silahkan cek kembali rantai dan gir depan belakang. Biasanya bagian ini jarang mendapat perhatian karena saking sibuknya kita beraktivitas. Paling-paling cuma rantai saja yang dilmuasi. Perhatikan kekencangan rantai, dengan jarak main tidak boleh lebih dari 3 sentimeter. Kalau setelan rantai di ujung kiri kanan dibelakang dudukan sokbreker sudah mencapai garis paling belakang, artinya rantai sudah harus diganti. Jangan dikurangi satu atau dua mata, seperti yang sering dilakukan mekanik partikelir, karena itu hanya solusi darurat disaat anda sedang tidak bisa beli rantai baru, karena toko onderdil tutup misalnya. Perhatikan juga kondisi gir depan belakang. Kalau sudah mulai terlihat lancip, itu akan menggerus rantai, dan ujung-ujungnya rantai putus ditengah jalan. Nggak enak banget kan kalau perjalanan mudik nggak bisa finish gara-gara rantai putus? Nah, kalau memang sudah ada gejala seperti ini, segera ganti rantai berikut girnya sekaligus. Karena kalau hanya rantai saja atau gir saja yang diganti, tidak akan optimal.

Berikutnya, perhatikan kelistrikan motor anda. Cek lampu depan-belakang, sein kiri kanan, dan juga lampu rem dengan menarik tuas rem atau menginjak pedal rem. Tidak ada salahnya juga mengganti lampu depan dengan jenis halogen yang lebih terang, atau dengan lampu xenon yang beredar di pasaran. Ingat! Jangan pernah memakai bohlam putih dibelakang, kalau mika lampu anda warnanya putih! Selain merupakan pelanggaran aturan lalulintas, lampu putih dibelakang akan menyilaukan pengendara lain, atau bahkan anda dikira mobil yang sedang mundur, atau sedang jalan ke arah yang berlawanan. Itu bisa memancing kecelakaan. BAHAYA!!

Oke, sesudah semua beres, silakan di tune up ulang motor anda, supaya larinya tetap oke selama mudik di perjalanan. Satu hal lagi, perhatikan saringan udara. Kalau memang saringan anda tipenya bisa dicuci, monggo dicuci bersih, supaya nanti pas di perjalanan jauh lebih nyaman. Kalau yang tipenya pakai bahan kertas dan sudah sangat kotor, mending ganti baru. Usahakan tidak pakai open filter, atau kalau toh memang ingin pakai dengan alasan biar kelihatan mbois alias keren di kampung halaman, cari yang memang bisa memberi efek peningkatan pasokan udara dengan lebih baik, tanpa mengurangi fungsinya sebagai penyaring partikel debu.

Motor sudah selesai, sekarang tinggal orangnya. Karena mudik naik sepedamotor, jelas anda tidak akan bisa membawa barang bawaan seperti kalau anda naik mobil. Karena itu jangan disamain ya! Bawa barang-barang seperlunya saja. Kalau toh memang ingin bawa barang banyak, paketkan saja lebih dulu lewat jasa-jasa pengiriman yang sudah dipercaya. Terus, kalau memang teman-teman ada yang mau pulang bersama keluarga, entah istri atau berikut dengan anak, usahakan boncengan dengan posisi yang nyaman. Atau kalau memang ada diantara teman-teman yang sudah punya momongan lebih dari satu, ada baiknya dinaikkan kendaraan umum saja, karena akan jauh lebih aman dan tentunya lebih nyaman.

Untuk yang baru kali ini mudik, alias mudikers pemula, anda bisa ikut dengan rombongan mudikers sepedamotor yang biasanya mendapat pengawalan polisi. Akan lebih aman karena dengan adanya petugas berseragam coklat ini, pemudik akan lebih terlindung. Tapi kalau memang ente nekat dengan alasan pengen cari pengalaman baru, dan belum hafal jalan. Bawa peta saja, seperti yang selalu disarankan Dora di film kartun Dora The Explorer hehehe! Perhatikan selalu kondisi jalan, karena memang selama ini jalanan di Indonesia kondisinya masih menyedihkan. Banyak perbaikan yang belum selesai, belum lagi lubang-lubang menganga yang siap menelan korban. Ingat tragedi Sophan Sophiaan dan Harleynya yang jatuh akibat terjungkal lubang di jalan. Nggak perlu nunggu punya Harley dulu untuk bisa njungkel seperti itu, sehingga tentunya anda harus ekstra waspada.

Berikutnya, dalam perjalanan nanti, silakan memanfaatkan posko-posko mudik yang bertebaran di sepanjang jalur mudik. Memang posko-posko yang ada biasanya didirikan merek-merek motor tertentu, tapi mereka juga terbuka dengan motor merek lain yang pengen mampir sekedar istirahat, atau ngecek kondisi motornya. Usahakan tidak memaksakan diri untuk berkendara terlalu lama, karena menurut para ahli anatomi, tubuh manusia itu umumnya kuat berkendara dengan refleks yang prima antara 2-4 jam. Lebih dari itu, mungkin masih bisa bertahan, tapi daya refleks sudah menurun, dan respon terhadap kendaraan juga mulai melambat. Terlalu berbahaya kalau dipaksakan jalan terus. Toh dengan sedikit istirahat akan menyumbang cukup banyak bagi pemulihan kondisi dan stamina.

Lanjut...perhatikan juga waktu memulai perjalanan. Kalau memang teman-teman ingin start jalan dipagi atau siang hari, kelebihannya adalah jarak pandang anda akan sangat luas, dan tidak perlu khawatir kalau suatu saat motor anda bermasalah. Meski ada posko 24 jam, tapi tidak semua posko yang buka seperti itu di rute-rute mudik. Kekurangannya, kalau anda mudik masih dalam hari puasa, jelas stamina akan lebih cepat terkuras. Sementara kalau jalan malam, performa motor akan lebih prima karena terbantu dinginnya udara malam. Tapi dampak negatifnya, jalanan akan lebih ramai dengan bis-bis luar kota yang biasanya selalu berpotensi membahayakan keselamatan anda. Selain itu, ada resiko terpapar cahaya lampu dari arah berlawanan. Sering terjadi, pemilik kendaraan yang meluncur di jalan seenaknya sendiri menyetel ketinggian lampu kendaraannya. Tapi siang atau malam, pilihan ada di tangan anda. So, siap mudik??? Jangan lupa berdoa ya..!!!

Wednesday, September 17, 2008

MUDIK YOOOK!!!

Gara-gara habis keliling situs-situsnya temen-temen dan ngobrol dengan salah satu temen tentang sekilas rencana mudik, jadi inget kalau yang namanya mudik itu merupakan sebuah ritual yang setiap tahun dilakukan masyarakat Indonesia, nggak cuma di Jawa saja, tapi juga di berbagai daerah. Namanya saja ritual masyarakat Indonesia, jadi dimanapun berada, asal masih bernama NKRI, jelas mereka pasti mengalami, atau minimal ikut merasakan gegap-gempita alias euforia fenomena setahun sekali ini.

Memang sih, acara yang satu ini selalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang menjadi bagian tak terpisahkan dari umat Islam. Disaat inilah umat Islam (yang beriman) merayakan kemenangannya atas perjuangan melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan selama 30 hari. Tidak cuma menahan lapar dan haus, tapi juga segala nafsu yang lain, termasuk nggosip (hayooo...pada nonton infotainment nggak?? hehehe!!). Dibilang untuk yang beriman, karena kan udah tertulis tuh di Al Qur'an surah Al Baqarah 183. Bunyi pertamanya aja udah Hai orang-orang yang beriman.....

Saya sudah coba merunut mulai kapan peristiwa mudik itu terjadi, tapi sampai beleken melototi sejarah ritual yang satu ini di berbagai situs, tetap saja tidak ditemukan, siapa sih yang mulai bikin acara seperti ini, dan kapan acara itu dilangsungkan pertamakali. Sudahlah, mungkin itu jadi bagian yang tidak perlu dibahas terlalu dalam. Yang penting, mau Lebaran mudik, titik!!

Dan kalau sudah berhadapan dengan kata mudik, jelas fenomena yang terbayang adalah riuh rendahnya orang melakukan persiapan, nggak peduli muslim atau bukan, yang penting kalau sudah ketemu Lebaran, pasti mudik dan silaturahim di jalan. Memang saya amat jarang sekali melakukan ritual ini, karena memang sudah terlalu sering bolak-balik Surabaya-Bandung, tempat asal ayah saya, dan itu selalu menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau pesawat. Dan begitu ngerasain sendiri sebuah perjalanan Surabaya-Jakarta nyetir sendiri dengan mobil sekitar 8 tahun lalu untuk pertamakalinya, baru deh terasa betapa mengasyikkannya memang, sebuah ritual yang bernama mudik itu. Biarpun memang harus umpel-umpelan dengan pengendara lain, dan tidak jarang harus menahan diri karena ulah beberapa pengendara yang slonong boy zonder permisi alias ugal-ugalan dalam berlalu-lintas, tidak membuat nyali saya, adik, dan dua sepupu saya waktu itu, untuk reli wisata dari Surabaya ke Jakarta (reli wisata? maksudnyaa...?? )

Ngomong-ngomong tentang persiapan mudik, sekarang sudah mulai terasa banget, terutama karena beberapa media otomotif negeri ini sudah mulai menyertakan peta, atau booklet tentang persiapan-persiapan kendaraan menjelang mudik sampai pasca mudik, termasuk persiapan pengemudi dan tentu keluarga yang dibawa. Mulai dari sekedar cek mesin, ganti oli, ganti fast moving seperti kampas rem, busi, atau kampas kopling, sampai persiapan kalau-kalau pas ngisi bengsin ditengah perjalanan, dapet yang kualitasnya buruk. Tentu memang harus diingat, kalau memakai cairan atau alat peningkat kualitas bahan bakar, harus dilihat secara jeli. Kalau yang berbentuk cair, pastikan isinya tidak mengandung timbal, sehingga kendaraan anda, terutama mobil, yang menggunakan catalytic converter alias penyaring gas buang untuk mobil berbahan-bakar bensin tanpa timbal, tidak sampai rusak karena unsur timah yang memang jadi biang penyumbat alat satu ini. Kalau yang berbentuk alat, pastikan juga kualitasnya mumpuni, dan sesuai dengan klaim pabriknya. Atau kalau bingung, silakan cari referensinya di media-media otomotif yang beredar di negeri ini. Menjelang Lebaran, pasti deh media seperti ini, termasuk radio dan televisi, berlomba-lomba menampilkan persiapan mudik sebagai menu utamanya.

Fenomena mudik yang kedua, coba aja tengok di mal atau pusat perbelanjaan. Sekarang udah makin banyak tawaran-tawaran diskon, mulai dari yang cuma sepuluh persen, sampai yang nyaris gratis. Dan lagi, pernak-pernik yang ditawarkan juga beragam. Mulai baju koko, mukena, busana muslim, sampai busana anak-anak. Belum lagi aksesoris-aksesoris lain yang kira-kira bisa mempercantik penampilan pas pulang ke ndesa masing-masing, plus makanan-makanan ringan dalam bentuk eceran maupun yang sudah kemasan dalam parcel.

Kalau sudah berjumpa momen seperti ini, jujur saya merasakan ada sesuatu yang berbeda, sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan (awas jangan ngeres, hehehe!). Apalagi insya Allah tahun ini saya juga termasuk yang melakukan ritual mudik (lagi), biarpun bukan lagi ke Bandung atau Jakarta tempat orangtua saya bermukim sekarang. Untuk tahun ini, saya bakal mudik ke kampung halaman mertua di kawasan Brebah Sleman Jogjakarta, sekaligus ngenalin putri saya ke keluarga yang ada disana. Sejak lahir sih memang dia belum pernah kesana, kecuali ke kampung halaman mbah putrinya di Jatirogo Tuban sekitar 3 tahun lalu. Tapi memang dulu pas habis nikah, waktu istri masih hamil 3 bulan (dan tentunya masa itu dianggap masa paling rawan, karena itu adalah anak pertama), pernah saya ajak ke Jogjakarta bareng adik sepupu saya. Cuma bertiga memang, karena waktu itu mertua lagi mudik ke Jatirogo. Alhamdulillah nggak ada masalah, dan mudah-mudahan bidadari mungil saya yang sekarang udah TK ini tetap sehat sampai pulang lagi, amiiinn.... Apalagi beberapa kali ke Jatirogo yang juga merupakan perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah ini, fisiknya juga bagus.

Persiapan? Tentu dong! Terutama karena akan menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 450 kilometer, tentunya butuh preparasi yang oke punya. Berhubung sekarang sudah nggak terikat waktu kerja lagi, jadinya saya punya waktu jauh lebih banyak buat siap-siap. Mula-mula, bangku tengah mobil saya lengserkan paksa tanpa mereka bisa protes. Dan sesudah ukur sana ukur sini, kasur busa dikamar yang jumlahnya dua biji, saya ambil satu, saya potong sedikit, menyesuaikan ukuran kabin mobil, dan simsalabim!! Jadi deh tempat selonjoran dan berbaring yang nyaman buat mudik nanti. Buat pengisi ruang kosong di pijakan kaki, karena sasis tangga yang dianut mobil saya membuat konstruksi bangku tengah dan belakang bertingkat, saya isi pakai potongan busa kasur yang saya ambil tadi. Sengaja saya nggak copot bangku belakang, biar nanti kalau muat barang banyak nggak sampai kebrukan alias kejatuhan. Nggak enak banget kan kalo pas enak-enak jalan kepala pada benjol kejatuhan koper? hehehe!

Berikutnya, mulai ngumpulkan peranti yang perlu dibawa, seperti busi cadangan, peralatan buat mempercantik mobil seperti lap mikrofiber, chamois, shampo mobil, sampai pemoles dan pembersih kacanya, plus dua botol octane booster yang punya fungsi ganda sekaligus sebagai fuel conditioner, biar kalau pas ngisi ditengah jalan, dan dapet bensin yang kualitasnya nggak bagus, masih bisa diminimalisir dampak buruknya ke mesin. Next step, saya mau ganti oli mesin dan transmisi, karena kebetulan juga dari catatan perawatan, sudah waktunya cairan-cairan ini diganti, termasuk filter oli dan filter udaranya. Selain itu, saya juga udah nyiapin radiator coolant buat gantiin yang udah lama ngendon di radiator, sekaligus saya kuras radiatornya. Kemudian, saya juga udah ancang-ancang buat nyetel ulang remnya, karena waktu tune up di awal bulan, sama mekanik udah dibilangin kalo kampas remnya masih bagus. Oya, wiper juga saya ganti, karena memang pas sudah waktunya, dan itu bisa dilihat dari kualitas sapuannya ke kaca yang sudah nggak begitu bersih lagi, apalagi menurut prakiraan cuaca BMG, Lebaran bakal berlangsung ditengah cuaca pancaroba, dimana hujan bisa turun dengan tiba-tiba ditengah panas terik yang menyengat. Oke, persiapan mobilnya udah selesai, tinggal masukin peralatan macam tool kit, P3K, dan dongkrak buaya. Dasar udah hobi, apalagi dulu pernah jadi host dan produser acara Bincang Otomotif di Radio Suara Surabaya, alhamdulillah jadinya segala persiapan itu otomatis sudah saya lakukan dengan sendirinya.

Disaat persiapan ini, bapak mertua saya juga bilang, sebelum ke Jogja, nanti mampir ke Jatirogo dulu jemput embah putri istri saya, karena terakhir kali beliau ke Jogja ya sudah lebih dari 30 tahun lalu, waktu pas mantu dulu. Insya Allah saya sekeluarga bakal berangkat sekitar H-3, dan lanjut ke Jogja sehabis sholat Id. Memang sih Lebarannya juga masih jauh. Tapi daripada saya gedandapan alias kalang-kabut dan akhirnya nabrak sana-sini buat persiapan, lebih baik saya lakukan dari sekarang. Toh, putri saya malah seneng karena sekarang mobilnya udah bisa dipake tidur dengan nyaman. Lagipula, daya angkutnya tetap bisa muat 8 orang. Bahkan minggu lalu pernah rekor 12 orang sekaligus, mirip angkot, hehehehe!

So, buat teman-teman yang memang mau pulang ke kampung halaman, ada baiknya sekarang udah mulai nyicil persiapannya, mumpung masih ada 12 hari lagi. Ingat, 12 hari itu nggak kerasa lho! Buktinya, nggak kerasa juga kan kalau ternyata puasa kita udah masuk hari ke-18 (persis pas saya nulis blog ini). Kalau nanti udah pada terima THR, kan enak tuh tinggal melengkapi yang masih kurang, asal jangan terlalu banyak aja. Ingat juga, kecelakaan di jalan sering terjadi karena pada saat mudik, mobil dan sepedamotor kita sering dapet siksaan tambahan dengan bawaan berlebihan, bahkan sampai harus ditaruh diatas atap, atau kalau yang sepedamotor, para mudikers sampai harus pasang penyangga tambahan dibelakang boncengan, supaya bisa bawa barang banyak. Dengan kondisi ini, pengendalian juga jadi tidak sestabil biasanya, dan tentunya beresiko membuat perjalanan ke kampung halaman anda, jadi perjalanan menuju rumahsakit dan kuburan. Jadi, pertimbangkan segala sesuatu, dan tetap hati-hati di jalan. Ingat! Di jalan pun kita juga berinteraksi dengan sesama pengendara, sehingga saling toleran juga sangat dibutuhkan, disamping kita harus pintar-pintar meredam emosi supaya nggak terpancing dengan ulah sebagian pengendara yang ugal-ugalan.

Thursday, September 11, 2008

KONFLIK DI SUARA SURABAYA MEDIA (THE NEXT EPISODES)

Ternyata, kasus pelanggaran mendirikan usaha yang sama dengan perusahaan yang diikuti seorang karyawan, seperti yang dituduhkan pada Hendro D. Laksono Chief Editor Majalah Mossaik yang majalahnya udah awarahum karena bangkrut itu, ternyata berbuntut. Masing-masing sama-sama bersikukuh dengan pendiriannya. Yang unik, Romi Febriansyah Direktur Umum dan Keuangan ternyata tidak bisa menjelaskan pertanyaan Hendro, tentang pelanggaran apa yang sebenarnya dia perbuat, sehingga berbuntut perpanjangan skorsing bahkan berujung ancaman PHK atau resign. Dan teman-teman....ternyata kasus ini juga dialami Adam, desainer Mossaik Media Comminuication yang bernaung dibawah bendera SS Media. Lebih jelasnya, saya kutipkan beritanya dari situs milik Asosiasi Jurnalis Independen AJI Surabaya. Anda juga bisa klik di www.aji-surabaya.blogspot.com

Perundingan Bipartit 2 Berakhir Buntu

Press Release AJI Surabaya

Perundingan Bipartit 2 antara Manajemen Suara Surabaya Media dengan Hendro D. Laksono, dalam kasus sengketa perburuhan, berakhir tanpa keputusan apa-apa alias buntu. Manajemen Suara Surabaya Media tetap menuduh Hendro telah melakukan “kesalahan berat” dan pantas untuk di-PHK. Sementara Hendro merasa tuduhan itu tidak jelas.

Dalam pertemuan itu, Manajemen Suara Surabaya Media yang diwakili Direktur Umum dan Keuangan Romi Febriansyah kembali menegaskan bahwa Hendro telah terindikasi melakukan aktifitas lain yang bertabrakan dengan core bisnis PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya atau Suara Surabaya Media. “Hendro punya usaha sejak tahun 2002, sebelum masuk SS, dan itu kami (manajemen SS) anggap sebagai kesalahan berat,” kata Romi. Karena itulah, Manajemen SS Media mengangap Hendro layak untuk di-PHK atau mengundurkan diri dari jabatannya.

Hendro yang dalam perundingan itu didampingi oleh Iman D. Nugroho, Sekretaris 1 AJI Surabaya hanya tersenyum, sembari meminta Romi menjelaskan apa definisi kesalahan berat yang bertabrakan dengan core bisnis SS Media itu. “Apa saya membuat lembaga broadcasting baru, karena secara legal formal, core bisnis SS Media adalah radio Suara Surabaya?” tanya Hendro. Romi tergagap. “Bukan itu, tapi lembaga penerbitan,” jawab Romi sembari menjelaskan bahwa keputusan itu diambil setelah tiga direksi SS Media, Errol Jonathans, Wahyu Widodo, Gati Irawarman, Herru Sholeh dan Romi sendiri.

Jawaban ini tergolong “aneh”. Keanehan pertama adalah “pelanggaran berat” yang dituduhkan ke Hendro tidak terdifinisi dengan pasti. Termasuk jenis media apa yang pernah diterbitkan dan dianggap bertabrakan dengan core business SS Media. Apalagi dalam sejarahnya, PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya yang mengudara sejak 11 Juni 1983 ini dalam perkembangannya “hanya” melebarkan sayap pada dunia broadcasting dan online (SuaraSurabaya.net) semata. Kalau toh ada media massa jenis cetak, bernama Majalah Mossaik, sudah berhenti terbit pada pertengahan 2006.

“Pertanyaan saya belum terjawab, mana core business yang saya langgar? Apakah saya punya radio baru, atau punya radio dengan portal berita baru atau mendirikan majalah seperti Mossaik?” tanya Hendro. Lagi-lagi Romi tergagap. Romi tetap bersikukuh bahwa “pelanggaran berat”, sesuai keputusan direksi SS Media telah terindikasi dilakukan Hendro. “Mungkin kita berbeda persepsi, karena itulah SS Media membawa kasus ini ke Disnaker Surabaya,” jelasnya.

Sementara itu, Iman D. Nugroho yang diberi kesempatan bicara menekankan adanya penyelesaian yang adil dalam kasus SS Media –Hendro D. Laksono. Iman menyayangkan ketidakhadiran dua direktur lain yang memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah ini. “Kalau Direktur Operasional Errol Jonathans dan Direktur Marketing Wahyu Widodo bahkan Direktur Utama Sutojo Soekomihardjo hadir, mungkin persoalannya jadi lebih cepat menemukan solusi,” kata Iman.***

AJI Surabaya di Detiksurabaya.com

Kamis, 11/09/2008 12:12 WIB
Buntut Skorsing
Konflik Jurnalis dengan Manajemen SS Media Kian Panas
Budi Sugiharto - detikSurabaya



Surabaya - Sanksi skorsing sejak 19 Juli 2008 hingga sekarang dari perusahaan yang dialami Hendro D. Laksono, Chief Editor Majalah Mossaik milik Suara Surabaya Media (SS Media) kian memanas.

Merasa didzolimi, Hendro pun berusaha melawan manajemen SS Media dengan dibackup AJI dan LBH Surabaya. Kasus sengketa ini oleh SS Media sudah diserahkan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya. Namun Hendro menolak upaya itu. Dia lebih menginginkan diselesaikan secara bipartit, antara dirinya dengan manajemen SS Media.

Perundingan bipartit antara Manajemen SS Media dengan Hendro D. Laksono untuk kedua kalinya kembali digelar pada Rabu (10/9/2008). Hendro dalam perundingan itu didampingi oleh Iman D. Nugroho, Sekretaris 1 AJI Surabaya dan SS Media diwakili Direktur Umum dan Keuangan Romi Febriansyah.

Menurut Hendro, pertemuan itu berakhir tanpa hasil. Menurut Hendro, manajemen SS Media tetap menuduhnya telah melakukan pelanggaran berat dan pantas untuk di-PHK. "Saya hanya ingin tahu penjelasan SS mengenai alasan sanksi skorsing sebenarnya apa. Selama ini kan penjelasannya kan selalu gonta-ganti," tegas Hendro yang dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (11/9/2008).

Menurut Hendro, dirinya dituding telah melakukan aktivitas bisnis lain yang bertabrakan dengan core bisnis PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya atau Suara Surabaya Media. Alasan dari pihak SS Media dianggap Hendro tergolong aneh.

Keanehan pertama menurut dia adalah tudingan pelanggaran berat yang dituduhkan. Hendro merasa tudingan itu tidak terdifinisi dengan pasti. Termasuk jenis media apa yang pernah diterbitkan dan dianggap bertabrakan dengan core business SS Media.

Karena menurut Hendro, dalam sejarahnya, PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya yang mengudara sejak 11 Juni 1983 ini dalam perkembangannya hanya melebarkan sayap pada dunia broadcasting dan online semata.

"Kalau toh ada media massa jenis cetak, bernama Majalah Mossaik, sudah berhenti terbit pada pertengahan 2006. Dan waktu itu saya juga meminta kejelasan status saya, tapi tidak ada jawaban," tegas Hendro.

Dalam pertemuan kemarin itu, kata Hendro, dirinya tetap mendesak manajemen yang diwakili Romi untuk menjelaskan kesalahan yang telah dilakukan sehingga diberikan sanksi skorsing dan akhirnya di PHK itu.

Namun, lanjut Hendro, Romi tak bisa menjelaskan secara pasti kecuali hanya mengatakan jika keputusan manajemen sudah bulat bahwa dirinya telah melakukan pelanggaran berat.

"Semua harus dilakukan secara prosedural dan afair. Dengan upaya yang saya lakukan ini, saya berharap agar SS bisa menghargai karyawannya," terang dia yang mengaku sedang mengajar di Stikosa-AWS ini.

Sementara pihak SS Media yang dikonfirmasi tidak membuahkan hasil. Berkali-kali dihubungi telepon seluler Romi Febriansyah tidak aktif.(gik/gik)

Kamis, 11/09/2008 13:36 WIB
Kena Skorsing, Desainer 'SS Media' Juga Melawan
Budi Sugiharto - detikSurabaya



Surabaya - Sanksi skorsing tak hanya dialami Chief Editor Majalah Mossaik, Hendro D Laksono. Namun, desain grafis Mossaik Communication (M COMM) di bawah naungan Suara Surabaya Media (SS Media) Adam Tri Nuryanto juga senasib. Dia skorsing dengan tudingan memiliki pekerjaan sampingan yang sesuai dengan core bisnis perusahaan.

Adam adalah awalnya bekerja sebagai desain grafis di Majalah Mossaik. Namun karena majalah tersebut mati, akhirnya dialihkan ke dalam bisnis penggantinya yaitu M Comm.

Spesialis desain ini menerima skorsing sejak tanggal 18 Juli 2008. "Sampai sekarang masih diskorsing. Sudah dua kali diperpanjang. Yang terakhir ini ada surat resminya," kata Adam yang dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (11/9/2008) siang.

Menurut dia, skorsing yang pertama kali diterimanya itu disampaikan secara lisan oleh Direktur Umum dan Keuangan Romi Febriansyah. Alasannya kata Adam, dituduh telah melakukan pekerjaan yang bersinggungan dengan bisnis M Com. Alasan itu karena di komputer tempat biasa Adam bekerja ditemukan file-file disain yang diluar kepentingan M Comm.

"Saya akui memang ada file desain lain di komputer kantor. Tapi itu file memang hasil copy dari laptop saya. Saya pindah ke komputer kantor memang untuk finishing saja," terang Adam.

Namun Adam membantah jika pekerjaan sampingannya itu dianggap telah mengganggu tugasnya di M Comm. "Sama sekali tidak. Tidak pernah ada catatan saya tidak mengerjakan tugas tak sesuai jadwal," tegasnya.

Semenjak Majalah Mossaik tutup, kata Adam, M Comm mengerjakan majalah East Java Traveller (tutup juga), Surabaya City Guide dan menerima pengerjaan majalah Halo milik Telkomsel. "Majalah itu kan terbitnya ada yang satu bulan sekali dan dua bulan sekali. Jadi waktu luang saya banyak, sekali lagi saya tidak pernah menggarap disain lain di kantor," katanya.

Adam sendiri kaget ketika tiba-tiba, Romi memberikan sanksi skorsing tanpa ada peringatan dahulu. "Mestinya kan secara prosedur ada surat peringatan dan lain-lainnya," keluh Adam.

Karena tidak terima dengan skorsing tanpa ada alasan yang jelas itu, seperti halnya Hendro, Adam juga meminta bantuan AJI dan LBH Surabaya untuk ikut membackup perjuangannhya melawan ketidakadilan ltu.

"Saya sudah minta bantuan AJI dan LBH. Saya tidak tahu ke depan seperti apa namun yang pasti kalau pun toh nantinya ada PHK hendaknya dilakukan secara prosedural dan transparansi," ungkap dia.

Sedangkan Romi Febriansyah tidak bisa dihubungi, ponselnya non aktif.

tidak aktif.
(gik/gik)
Mungkin ini bisa dibilang utak-atik gathuk. Tapi sejak personel-personel di Suara Surabaya Media mulai keluar satu-persatu, mulai dari on-air sampai marketing, entah mengapa tiba-tiba saya punya firasat, akan terjadi suatu masalah yang pelik di SS Media. Saya tidak tahu apakah itu akan berujung pada kehancuran SS sebagai media yang terkenal besar itu atau tidak. Itu diluar kekuasaan saya sebagai manusia. Tapi yang jelas, ketika saya memutuskan untuk keluar, dua bulan sebelum ulangtahun SS yang ke-25, firasat itu makin kuat, dan semakin menguat waktu saya dateng di acara ulangtahun radio yang terkenal dengan Kelana Kotanya ini, yang kemudian melebarkan sayap dengan mendirikan media online dan cetak. Saat itu tiba-tiba saya teringat pertanyaan ayah saya, ketika saya hendak melamar ke SS 7 tahun lalu, "Gimana kalo nanti tiba-tiba radiomu kolaps?"
Waktu itu saya sih jawabnya enteng aja, "Yaa cari kerjaan lain aja..."
Sungguh ironis, sebuah sinergi menuju harmoni yang didengung-dengungkan di ulangtahun ke-25 media dengan rate iklan termahal di Jawa Timur ini, ternyata hanya slogan kosong belaka. Samasekali tidak ada sinergi antara atasan dan bawahan. Yang ada cuma sikut-sikutan, jilat-jilatan (ihh...) dan tingkah-polah yang biasanya dilakukan wakil rakyat yang selalu dikritik oleh media ini.
Terusterang saya juga kaget, waktu sedang enak-enak nyetir dijalan, tiba-tiba salah satu teman saya di SS nelepon dan ngabarin tentang perseteruan Hendro dan SS Media. Seketika itu juga saya terkesiap, dan teringat dengan firasat yang saya alami itu. Padahal saya sendiri sudah mulai melupakannya, karena toh saya kan bukan bagian dari institusi itu lagi. Saya memang tetap berhubungan dengan teman-teman di SS, karena memang saya tidak ingin memutus silaturahim. Dosa man!
Semoga masalah ini bisa selesai dengan baik. Kalau tidak, mudah-mudahan Disnaker juga tidak segan-segan bertindak, sekalipun SS adalah institusi yang bernama besar, dan personel-personel didalamnya "disungkani" instansi pemerintah dan kepolisian. Karena sebagai media yang bervisi dan misi menciptakan masyarakat demokratis, tentu harus dimulai dari diri sendiri. Kalau diri sendiri sudah cacat dengan kekotoran dan kemunafikan, apa mungkin nyuruh-nyuruh pihak lain untuk berbenah dan bersih-bersih diri????