Friday, August 29, 2008

Melestarikan Tradisi

Setiap menjelang bulan Ramadhan, ada dua hal yang biasanya selalu dilakukan masyarakat kita, dimanapun berada (nggak tau lagi kalo yang jadi TKI diluar neger hehehehe!). Yang pertama adalah sambang kuburan alias nyekar atau ziarah. Seminggu terakhir ini, sekeliling tempat tinggal mertua saya di kawasan Sidosermo, terutama yang ada makamnya tentu, rame dengan mereka yang akan nyekar keluarganya, begitu juga di makam-makam lain.

Saya sendiri sebelumnya bersama orangtua yang jauh-jauh datang dari Jakarta, yaa menyempatkan diri nyekar ke makam Mbah Kakung dan empat orang adik Mbah Putri saya, yang sudah duluan berpulang, sementara Mbah Putri saya masih dapet bonus hidup entah sampai berapa tahun lagi. Makam para mbah saya itu terletak di Kembang Kuning, karena kebetulan mereka semua beragama Nasrani. Tapi buat saya itu ndak masalah, yang penting saya ziarah juga sekaligus mengingatkan saya sendiri, tentang apa yang bakal saya hadapi, pasti bakal sama seperti yang sudah lebih dulu merasakan, yaitu mati.

Satu tradisi lagi yang biasanya juga selalu dilakukan masyarakat, yang kalau dulu kebanyakan dilakukan hanya pada saat Idul Fitri, sekarang sudah banyak yang melakukannya sebelum Ramadhan tiba. Yap! Itu adalah meminta maaf kepada siapa saja, terutama yang punya hubungan, entah hubungan darah, relasi, atau hubungan yang lain yang ternyata pernah ada masalah, kesandung sesuatu, dan lain-lain. Dan sayapun juga ndak ketinggalan, melalui forum ini, izinkan saya dan keluarga juga menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang terdalam, kalau memang ada kalimat-kalimat yang nyentilnya kebangetan sampai mungkin anda yang membaca bisa merah merona manja wajahnya, hehehe! Semoga di masa training Ramadhan, khususnya bagi umat Islam, yang menjalankan dengan sungguh-sungguh akan mendapat berkah kemenangan dan ampunan dosa dari Allah SWT. Dan semoga saya juga termasuk dikalangan orang-orang yang seperti itu. Amin ya rabbal alamin.

Buat yang beragama Islam, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Kita Semua Bisa Menjadi Muslim Yang Taat Sebenar-benarnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

Tuesday, August 26, 2008

KONFLIK DI SUARA SURABAYA MEDIA

Ada pepatah, sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Begitu juga dengan yang terjadi di sebuah media yang sudah dianggap besar, punya pendengar militan, dan dianggap paling profesional dengan tarif iklan ekstra mahal untuk kalangan Jawa Timur. Yap! Suara Surabaya Media yang punya nama besar itu, akhirnya guncang juga, setelah kasus yang menimpa Hendro Dwijo Laksono Chief Editor majalah Mossaik (alm) muncul ke permukaan. Berikut petikan beritanya, yang saya ambil dari situs milik Asosiasi Jurnalis Independen di Surabaya....

Terancam PHK, Jurnalis SS Media Ngadu ke LBH dan AJI
Budi Sugiharto - detikSurabaya

Surabaya - Kasus perselisihan antara jurnalis dengan perusahaan kembali terjadi. Kali ini dialami Hendro D. Laksono, Chief Editor majalah Mossaik (grup Suara Surabaya Media). Hendro mengaku diberlakukan dengan tidak adil dan mengadukan nasibnya ke AJI dan LBH Surabaya.

Dalam siaran pers AJI Surabaya yang diterima detiksurabaya.com, Selasa (12/8/2008), mulai 19 Juli 2008 hingga 18 Agustus 2008, Hendro diskorsing sembari menunggu sanksi dari perusahaan atas 'pelanggaran' yang dituduhkan kepadanya.

Hendro masuk Suara Surabaya Media (SS Media) sekitar bulan Juli-Agustus Oktober dan diminta untuk membangun dan mengembangkan sebuah majalah Mossaik yang terbit perdana pada Desember 2002. Hendro menjabat sebagai Manager/Chief Editor.

Sayangnya, kondisi bisnis Mossaik tak memperlihatkan perkembangan positif. Seperti dilansir AJI Surabaya, hingga pada Februari-Maret 2006, Suara Surabaya Media mempersiapkan majalah baru Surabaya City Guide. Mei 2006, wacana penutupan Mossaik mulai muncul, ketika Errol Jonathans (Direktur Operasional) memanggil Hendro dan menyatakan akan menutup Mossaik karena alasan bisnis yang bermasalah (merugi).

Padahal jauh sebelumnya, Majalah Mossaik malah sering dihadapkan pada pemahaman bahwa produk ini tidak memiliki beban profit 100%. Karena Majalah Mossaik diposisikan sebagai proyek idealis SS Media yang berorientasi pada pencitraan.

Januari 2007, Suara Surabaya Media meluncurkan EastJava Traveler (EJT), sebuah majalah hasil kerja sama SS Media dengan Disparta Jatim di bawah Mossaik Media Communication atau M-COMM. Produk yang diharapkan bisa berkibar ini pun akhirnya berhenti terbit.

Masuk tahun 2008, tepatnya pada pertengahan tahun, isu pemecatan kru Mossaik mulai muncul. Beberapa tim Mossaik ditanggil secara bergiliran, karena ada isu aktifitas side job yang dikerjakan oleh kru Mossaik. Meskipun tidak terbukti. Hendro pun bernasib sama. Hendro dituduh membuah lembaga baru yang 'bertabrakan' dengan M-COMM.

Hendro bersikukuh jika tudingan itu tak berdasar. "Saya sudah melibatkan LBH dan AJI sebagai konsultan hukum. Mereka sementara ini sebatas masih memberi masukan saja," kata Hendro yang dihubungi detiksurabaya.com. Pada sidang tanggal 19 Juli 2008 dengan HRD SS Media serta GM M-COMM, dirinya dituduh melakukan aktivitas yang sama dengan pekerjaan saya di SS Media, tambahnya.

"Saya ditawari memilih PHK atau mengundurkan diri. Kalau PHK saya minta sejak dulu, cuma alasannya bukan pelanggaran integritas. Tapi memang saat itu Mossaik tutup," ungkap Hendro.

Padahal, kata Hendro, usaha konsultan media yang dirintisnya itu sudah berdiri pada tahun 2002 (akta notaris), empat tahun sebelum M-COMM berdiri. "Jadi saya merasa tidak melakukan pelanggaran apapun. Apalagi, sejak masuk buan Juli atau Agustus tahun 2002 hingga sekarang, atribut yang dibebankan pada saya adalah Chief Editor Majalah Mossaik, bukan manajer M-COMM," tegas Hendro.

Direktur Umum Administrasi SS Media Romi Febriansyah membenarkan jika Hendro telah diskorsing karena melakukan pelanggaran berat.

"Sudah diskorsing. Karena ada pekerjaan yang sama dengan bisnis kita di SS Media. Kasus ini sudah diserahkan ke Disnaker untuk mediasi. Ini pelanggaran yang berat. Kita tunggu keputusan disnaker apapun itu," kata Romi kepada detiksurabaya.com.
(gik/gik)

Surat Disnaker Datang, "Pertempuran" Dimulai

Surat Panggilan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya dalam kasus perburuhan antara Chief Editor Majalah Mossaik, Hendro D. Laksono vs Suara Surabaya Media diterima Hendro D. Laksono, Selasa (19/08/08) ini. Dalam surat itu, Disnaker Surabaya meminta pihak yang berselisih, Hendro dan Pimpinan Suara Surabaya, Soetojo Soekomiharjo untuk datang ke kantor Disnaker Surabaya Selasa (26/08/08) ini.

Uniknya, surat Disnaker bernomor 560 itu menuliskan "Sdr. Hendro D. Laksono, dkk", sebagai pihak ke-2 yang berselisih. "Ini yang membingungkan saya, mengapa Disnaker menilai saya dan kawan-kawan (diwakili dengan singkatan "dkk" yang tertulis dala surat itu), apakah ada kawan lain yang akan bernasib seperti saya," kata Hendro. Lebih jauh Hendro mengatakan, sebagai bagian dari upaya menghormati proses hukum, dia akan menghadiri undangan Disnaker tersebut.

Sementara itu, Athoillah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya mengatakan, bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, pihaknya akan terus mengawal proses kasus perburuhan ini. Karena hal ini sekaligus menjadi upaya mengawal kasus perburuhan dengan adil sesuai hukum. "Kalau bukan buruh yang mengawal kasus ini, lalu siapa lagi, untuk itu kita harus mengikutinya, dan berharap ada keadilan di dalamnya," kata Athoillah.

Melalui surat itu Disnaker Surabaya menawarkan kepada dua pihak yang bersengketa untuk memilih dua solusi, Konsiliator atau Arbiter. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). "Apa pilihan Hendro, tetap kami dukung," kata Athoillah.

Sejak kasus sengketa perburuhan Hendro D. Laksono dan Suara Surabaya Media mencuat, AJI Surabaya mendapatkan berbagai dukungan dari dalam dan luar negeri, melalui email. Sebagian besar dari email itu meminta Hendro D. Laksono untuk menjaga energi, karena kasus perburuhan selalu berhadapan dengan berbagai kendala. "Yang paling parah adalah tidak adanya mainset dukungan terhadap buruh," tulis salah satu email itu.

Sebelumnya, Suara Surabaya Media juga mengirim surat ke Hendro perihal perpanjangan masa skorsing. Dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Umum Administrasi Rommy Febriansyah itu, Hendro yang seharusnya mulai bekerja kembali pada 19 Agustus 2008 ini, "dipaksa " untuk kembali menerima skorsing hingga ada proses penyelesaian mediasi dari Disnaker. "Apapun itu, Saya akan tetap menghormati rules of the game. Yang Saya khawatir, justru nasib teman-teman Saya yang sampai sekarang masih bekerja di sana (Suara Surabaya Media). Jangan sampai merasakan apa yang saya rasakan,.." kata Hendro.***

Dan ini perkembangan terbaru yang saya dapatkan hari ini...

Bipartit Hendro-SS Tak Capai Kata Sepakat

Yudi Tirzano dan Andreas Wicaksono

Proses penyelesaian perselisihan antara Hendro D. Laksono, Chief Editor Majalah Mossaik dengan perusahaannya bernaung Suara Surabaya (SS) Media resmi memasuki tahap bipartit. Penyelesaian dua pihak berselisih dalam perusahaan itu dilakukan di kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya, Selasa (26/8) siang. Pada pertemuan yang berlangsung pukul 11.30-12.00, kedua pihak tidak mencapai kata sepakat mengenai persoalan yang diselisihkan.

Hendro datang didampingi Mohammad, perwakilan dari LBH Surabaya. Di lain pihak SS Media diwakili oleh tim Kuasa Hukum dan Rommy Febriansyah, Direktur Umum & Administrasi. Seperti diketahui Majalah Mossaik bernaung di bawah manajemen SS Media yang juga mengelola radio Suara Surabaya FM.

Mohammad mengungkapkan pertemuan tidak mencapai sepakat karena kedua belah pihak bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Hasil pertemuan dinyatakan secara tertulis dalam Risalah Pertemuan Bipartit. Selanjutnya risalah diserahkan kepada pihak Disnaker Kota Surabaya yang diterima oleh staf Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, SR Fataring Diana.

"Masih akan dilakukan pertemuan kedua. Mengenai waktu terserah mas Hendro kapan bisa digelar lagi. Kemudian kami sampaikan kepada pihak SS Media," kata Mohammad usai pertemuan.

Hendro bersikukuh tidak terjadi pelanggaran integritas yang kemudian berbuntut diberikan sanksi skorsing seperti yang dituduhkan pihak manajemen SS Media. Sementara Rommy menyatakan bahwa Hendro telah melakukan pelanggaran serius karena bekerja pada perusahaan lain seperti yang dituduhkan. "Tidak boleh bekerja di tempat lain yang memiliki bisnis yang sama dengan perusahaan," tegas Rommy.

Tolak Mundur

Sebelum pertemuan bipartit digelar, Muhammad sempat menyatakan penolakan terhadap tawaran penyelesaian tripartit yang melibatkan karyawan, perusahaan dan Disnaker Kota Surabaya. Awalnya pihak Disnaker Kota Surabaya, melalui staf bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, Fataring Diana menawarkan mekanisme penyelesaian Tripartit kepada kedua pihak.

Namun LBH Surabaya menolak karena selama terjadi perselisihan pihak Hendro dengan manajemen SS Media belum sekalipun dilangsungkan pertemuan bipartit. "Pertemuan-pertemuan kedua pihak sebelumnya bukan termasuk bipartit karena tidak ada risalah," kata Muhammad.

Hendro mengakui sebelum berlanjut ke pihak Disnaker, telah diadakan pertemuan dirinya dengan manajemen SS Media. Dalam pertemuan dengan pihak manajemen, Hendro disodori tawaran mengundurkan diri secara sukarela. Tetapi dia menolak jika pengunduran diri yang dikaitkan dengan pelanggaran seperti dituduhkan pihak SS Media.

"Dalam pembicaraan informal memang sudah dibahas mengenai pilihan pensiun dini dan PHK (pemutusan hubungan kerja). Tetapi pihak SS Media tidak mengenal PHK sehingga saya diminta mengundurkan diri," urai Hendro.

Sunday, August 24, 2008

Oalah Gas...Gas....

Hari ini, lagi-lagi masyarakat sebagai konsumen, harus berhitung lagi untuk pengeluarannya, karena mulai hari ini, harga gas alam cari yang biasa disebut Elpiji atau LPG, kembali naik, dan kisaran harganya sekarang sudah mencapai 70 ribu untuk ukuran 12 kg.

Menurut orang-orang pemerintahan yang saya baca komentarnya di koran kemarin, kenaikan ini untuk mengurangi subsidi secara bertahap, disamping untuk mendekati harga keekonomian dari elpiji itu sendiri. Yang lainnya, lagi-lagi alasan laba dan rugi kembali diketengahkan Pertamina, yang dulu sempat populer dengan gambar dua kuda laut di kiri kanan itu, yang dulu juga sempat diplesetkan jadi gambar 2 tikus, karena saking banyaknya korupsi yang konon sangat banyak disana.

Dari sini, saya jadi makin tidak mengerti dengan apa yang disebut sebagai sosok pemerintah. Benarkah pemerintah itu hanya berfungsi sebagai broker dan bakul? Karena setiap kali ada kenaikan harga bahan tambang yang diumumkan, selalu berlatarbelakang keekonomian, merugi, dan mengurangi subsidi.

Hei, semua tahu kalau APBN memang jadi berat bebannya kalau harus mensubsidi terus-menerus. Tapi sebetulnya, apa sih fungsi pemerintahan itu sendiri? Kalau hanya sekedar mengungkap untung dan rugi, mendingan NGGAK USAH ADA PEMERINTAHAN SEKALIAN!!!!! daripada ternyata rakyat lagi dan rakyat lagi yang menjadi bemper alias selalu kena dampaknya. Sementara yang duduk di kursi pejabat, tidak akan pernah bisa merasakan pahitnya hidup, yang bahkan menurut sebuah survei, kenaikan harga-harga ini mengakibatkan makin banyak penderita sakit jiwa.

Rupanya contoh sayyidina Umar Bin Khatab, yang rela memanggul sendiri bahan makanan untuk seorang ibu miskin yang kelaparan, tidak menjadi contoh buat pemimpin di negeri ini. Yang kepikir cuma HARTA, TAHTA, WANITA!!! Tuh liat aja di tivi. Betapa banyak orang-orang yang seharusnya melaksanakan amanah dari rakyat, yang itu juga berarti dari Tuhan karena dipercaya menjadi pemimpin, malah jadi orang-orang yang terlibat bancakan uang rakyat, bagi-bagi duit rakyat buat keperluan pribadi, bahkan sampai ada yang tidur dengan wanita lain, padahal dia sudah beristri.

Astagfirullahaladzim. Mudah-mudahan Allah mengampuni mereka yang tidak kreatif dan sudah menjerumuskan rakyat makin dalam pada kesengsaraan, dan mengembalikan bangsa ini pada kejayaan

Saturday, August 16, 2008

Hari Ini Lima Tahun Yang Lalu

Hari ini, lima tahun yang lalu...

Mata masih mengantuk, waktu juga masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi orangtua dan para sanak kerabat yang nginep dirumah sudah pada sibuk. Bukan apa-apa, memang pada hari itu, ada momen yang amat sangat penting, mengalahkan pentingnya perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.

Yap! Persis pada 17 Agustus 2003, resmi aku melepas masa lajangku, mempersunting seorang gadis pilihanku, yang ternyata baru ketemu jodohnya sesudah aku hampir selesai kuliah. Bukan orang jauh sih, karena dia dulunya temen sekelas waktu SMA. Tapi jangan salah sangka dulu! Waktu SMA kita samasekali nggak pacaran. Bahkan untuk bisa ngobrol dekat dan intimpun tidak pernah terlintas samasekali. Waktu itu dia jadi Bendahara Kelas, sedangkan aku kebagian peran jadi tukang kasbon alias nunggak uang kas kelas, hehehe! . Cinta baru bersemi, justru pada saat aku tengah menghadapi masa terakhir kuliahku tahun 2000. Kebetulan di bulan Agustus juga, persisnya tanggal 12, sesudah pedekate yang alhamdulillah lumayan lancar, akhirnya kita jadian. Dan sesudah tiga tahun saling berusaha mengenal dan memahami satu sama lain, akhirnya kita pun meresmikan hubungan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Jelas tau kan? Iya dong! Masa pacaran doang? heheheh!

Proses pemilihan tanggal, sampai akhirnya jatuh ke 17 Agustus 2003 itu sebetulnya juga bukannya asal pilih, terus dipas-paskan dengan momen kemerdekaan Indonesia. Awalnya, ada beberapa alternatif tanggal yang ditawarkan mertuaku. Yang paling dekat ya 17 Agustus ini, sementara alternatif lainnya sekitar akhir Desember, terus Februari 2004, atau Mei 2004. Waktu itu karena bulan Januari sampai Februari 2004 aku dan keluarga menunaikan ibadah haji, jadinya jelas nggak mungkin milih waktu-waktu itu. Mau Mei 2004 juga kejauhan. Pas milih bulan Desember, mertuaku yang nggak sepakat karena pada saat itu mereka juga punya acara keluarga. Akhirnya orangtuaku memutuskan untuk memilih 17 Agustus, dan itu sekitar tiga minggu dari tanggal kedatangan mertuaku kerumah orangtuaku, untuk rundingan tanggal pernikahan.

Begitu orangtuaku menunjuk 17 Agustus, ibu mertua yang tadinya duduk tegak, langsung agak merosot ke sandaran kursi. Konon menurut cerita beliau sih, nggak nyangka juga bakal dipilih yang paling dekat, jadinya spaneng alias bingung sebingung-bingungnya hehehe! Oke, tapi the show must go on, jadinya persiapan mulai dilakukan secepat dan sekilat mungkin. Akad nikah direncanakan berlangsung di Masjid Al Akbar Surabaya, dan alhamdulillah takmir masjid tidak ada masalah, meskipun harinya juga hari Minggu seperti hari ini. Nah, ini sekilas rekaman perjalananku melepas masa lajang, untuk kemudian hidup bersama pendamping yang diberikan Allah SWT padaku...

Alhamdulillah, Allah ternyata langsung mengaruniakan seorang putri yang jelita. Jadi begitu habis nikah, sembilan bulan kemudian lahirlah bidadariku yang kuberi nama Rizkika Amanda Kusumawardhani.

Kalo kata orang Cina, lima tahun perkawinan diistilahkan dengan kawin kayu. Masih banyak badai yang harus kami hadapi. Tapi aku berharap, semoga ini adalah jodoh yang pertama dan terakhir. Doain yee supaya pernikahan ini bakal terus langgeng, sampe kakek-nenek, dan akhirnya Till Death Do Us Part.

To my lovely wife Fin Nurika Setiana, this is our first of five years marriage. All the best hope is just for you, and also our lovely sweet angel Kika. I love you all......

Monday, August 11, 2008

Becoming Narasumber

Hehehe! Kalo liat judul diatas, kesannya jadi ndeso banget ya? Tapi yaa memang gitu sih yang tak alami. Tadi (11/8/2008) jam setengah sepuluh malem, bandku, ya Archangel itu, dapet undangan wawancara dari Hard Rock FM. Tentu saja isinya ya seputar Arch dan planning untuk albumnya.

Kalo dulu biasa nanyain orang pas masih siaran, eeh sekarang malah jadi narasumbernya, hehehe! Jadinya ya sempet bingung juga mau ngomong apa mo jawab apa. Tapi alhamdulillah, gara-gara dulu sering nanyain orang kalo siaran, jadinya yaa lancar juga ngomongnya. Mungkin yang baca blog ini pada nanya juga, mana nih fotonya? Tenang...tenang! Kebetulan yang bawa kamera bukan aku sendiri, tapi ada temen namanya Deddy, seorang pencinta rock sejati, dan juga dulu aku kenalnya gara-gara sering nongkrong di SS kalo acara Klasik Rock (alm) itu tiap malem minggu jam 9. Sementara tustelnya masih dibawa dia, jadi sabar dulu ya, insya Allah pasti dimuat kok foto pas wawancaranya, buat jadi bukti nyata. Iya dong! Kalo ndak pake skrinsyut atau foto otentik, ntar dikira tebar gosip doong!!

Oya satu lagi, memang undangan ini mendadak banget. Aku tadi sore baru tau pas ditelpon Leo vokalis Arch. Alhamdulillah ada waktu, jadinya bisa dateng. Nyesel juga pas dulu pada diwawancara Istara ndak bisa dateng. Apalagi waktu itu ndak ada yang mengabadiken. Jadinya garingan. Padahal disuruh maen juga disitu. Oya, buat yang pengen tau Archangel juga, monggo dibuka www.myspace.com/thearchangelband dan insya Allah kita bakal main di Hard Rock FM di acara Drive n Jive Jumat jam 4 sore tanggal 15 Agustus ini.

Cuma satu harapan saya sih....pas acara nanti bisa maen bagus, itu aja. Maklum bandnya metal sih, jadi rasanya kok aneh disuruh maen akustikan. Tapi ndak papa. Namanya juga kita udah diundang, so thanks a lot juga buat HRFM yang udah ngundang kita, en nyuruh cuap-cuap di mikropon (jadi inget kisah 7 taun itu, hehehe!)

Becoming Narasumber

Hehehe! Kalo liat judul diatas, kesannya jadi ndeso banget ya? Tapi yaa memang gitu sih yang tak alami. Tadi (11/8/2008) jam setengah sepuluh malem, bandku, ya Archangel itu, dapet undangan wawancara dari Hard Rock FM. Tentu saja isinya ya seputar Arch dan planning untuk albumnya.

Kalo dulu biasa nanyain orang pas masih siaran, eeh sekarang malah jadi narasumbernya, hehehe! Jadinya ya sempet bingung juga mau ngomong apa mo jawab apa. Tapi alhamdulillah, gara-gara dulu sering nanyain orang kalo siaran, jadinya yaa lancar juga ngomongnya. Mungkin pada nanya juga, mana nih fotonya? Tenang...tenang! Kebetulan yang bawa kamera bukan aku sendiri, tapi ada temen namanya Deddy, seorang pencinta rock sejati, dan juga dulu aku kenalnya gara-gara sering nongkrong di SS kalo acara Klasik Rock (alm) itu tiap malem minggu jam 9. Sementara tustelnya masih dibawa dia, jadi sabar dulu ya, insya Allah pasti dimuat kok foto pas wawancaranya, buat jadi bukti nyata. Iya dong! Kalo ndak pake skrinsyut atau foto otentik, ntar dikira tebar gosip doong!!

Oya satu lagi, memang undangan ini mendadak banget. Aku tadi sore baru tau pas ditelpon Leo vokalis Arch. Alhamdulillah ada waktu, jadinya bisa dateng. Nyesel juga pas dulu pada diwawancara Istara ndak bisa dateng. Apalagi waktu itu ndak ada yang mengabadiken. Jadinya garingan. Padahal disuruh maen juga disitu. Oya, buat yang pengen tau Archangel juga, monggo dibuka www.myspace.com/thearchangelband dan insya Allah kita bakal main di Hard Rock FM di acara Drive n Jive Jumat jam 4 sore tanggal 15 Agustus ini.

Cuma satu harapan saya sih....pas acara nanti bisa maen bagus, itu aja. Maklum bandnya metal sih, jadi rasanya kok aneh disuruh maen akustikan. Tapi ndak papa. Namanya juga kita udah diundang, so thanks a lot juga buat HRFM yang udah ngundang kita, en nyuruh cuap-cuap di mikropon (jadi inget kisah 7 taun itu, hehehe!)

Friday, August 08, 2008

Ngumpulin Lagu Karya Sendiri (dan keroyokan)

Sebetulnya udah lama banget punya cita-cita terpendam, ngerekam lagu-lagu hasil ciptaan sendiri, maupun ciptaan bareng temen-temen band waktu SMA dan kuliah dulu. Alhamdulillah Selasa 3 Agustus kemarin niat itu akhirnya kesampaian.

Bertempat di studio Natural di daerah Gayungan PTT, saya berangkat sorangan alias dhewean. Betul-betul jadi anak band, soalnya mulai drum, gitar, bass, sampai vokal saya isi sendiri. Kemaruk! Hehehehe! tapi yaa mau gimana lagi? Wong kalo mau ngumpulin para penyanyi alias vokalis di jaman saya ngeband dulu, sudah entah pada kemana mereka semua. Nomer hape pun tak ada yang punya. Jadilah semua saya lakuken sendiri. Sesi rekaman yang cuma 4 jam itu betul-betul tidak saya sia-siakan, sampai om Irwan sang empunya studio geleng-geleng kepala liat saya berjibaku sendirian.

Aslinya sih ada 8 sampai 9 lagu yang mau saya rekam. Tapi berhubung waktu (dan modal tentunya hehehe!) yang juga terbatas, akhirnya yang terekam hanya 6 lagu. Aslinya sih 7, tapi berhubung pas mau ngerjain sesi bass, ternyata saya kepanjangan ngisi track drumnya, akhirnya lagu itu pun dibatalkan. Padahal justru itu lagu ciptaan saya sendiri, hiksss..konyol banget deh! . Beberapa lagu yang saya rekam itu, ada yang pas lagi bantuin temen-temen dari Akpar Satya Widya angkatan 97-an, trus ada juga yang punya temen saya SD, nama panggilannya Wiwid. Ada lagi pas dulu kelas 1 SMA dan belajar band-band'nan ternyata vokalis saya dulu namanya Fandi, punya lagu slow yang oke buat ikutan festival rock. Sisanya ciptaan saya sendiri. Buat temen-temen yang nantinya ngeklik lagu-lagu ini, dimohon jangan ketawa ya? soalnya karena memang bener-bener ndak ada yang nyanyi, saya sendiri yang akhirnya jadi vokalis. Padahal suara saya bukan suara penyanyi. Asal nyampe aja sih, hehehehe!