Thursday, January 24, 2008

Mohon Doa Restu...

Ini bukan mau mantenan lho!! Saya mohon doanya buat semua pembaca blog ini, karena saya dan band saya Archangel, akan mewakili Surabaya dan Jawa Timur, dalam audisi untuk Opening Act Helloween, yang akan digelar 27 Januari 2008, di Jakarta.

Yang terpilih, berhak mendampingi shownya Helloween di Jakarta 22 Februari nanti, di Indoor Tennis Senayan, yang dipromotori Solucite Metal Concert. Karena itu, saya mohon doa restunya...supaya bisa berhasil, dan sukses mewakili Jawa Timur, dan tentunya Surabaya. Kapan lagi Surabaya dipandang lagi sebagai barometernya musik rock di Indonesia, kalo nggak dari sekarang. Karena itu, saya mohon restunya, siapapun yang baca blog ini. Matur Nuwun, Terima Kasih, Domo Arigato Gozaimasu, Danke, Muchas Gracias, Thank You, Selangkong, dll....

Salam...
YUKI

Sunday, January 20, 2008

Binun....

Cuma mau bilang, lagi bingung neeh...soalnya tanggal 26 Januari, alias Sabtu nanti bandku udah diplot main jadi pembuka Rock Legends of Surabaya, seperti Andromedha, Red Spider, dan ditutup penampilan Totok Tewel, gitarisnya Elpamas. Nah, pas masuk kerja tadi (21 Jan 08), waktu buka email, ada pengumuman dari Solucite Metal Concert, kalo ternyata bandku lolos untuk audisi Opening Act-nya Helloween tanggal 26-27 Januari.

ALHAMDULILLAH....tapi bingung....

Nggak enak juga sih kalo harus tiba-tiba mengalihkan konsentrasi. Apalagi sama panitianya juga kita berstatus band pembuka juga, yang kalo secara profesional yaa udah dibayar gitu ...bingung....bingung...ngung...ngung.... kalo aku pribadi sih mending milih main di Jakarta. Siapa tau lolos, dan jadi opener actnya Helloween. Weee, siapa yang ndak bangga coba? Sepanggung dengan Andi Deris, Michael Weikath, Sascha Gerstner, Markus Grosskopf, dan Dani Lloebe. Bisa ikut audisi ginian aja udah seneng setengah mampus. Lah kalo ini bisa lolos, wah, lebih asoy lagi dong...!!

Salam Metal and Keep si Rokim, eh, maksudnya Keep Rockin... YEEAAAHHH

Friday, January 18, 2008

Sebuah Dilema

Tadi pagi (18 Jan 08), ada jadwal baru yang berlaku buat anak-anak on air ditempatku. Langsung aja semua pada antusias ngeliatnya, termasuk aku doong! Memang sebelum itu, sang manajer sempat bilang, bakal ada perubahan-perubahan, dan diharapkan nggak ada yang kaget, shock, apalagi jantungan. Aku sudah bisa menebak, kalo nanti hidupku bakal tetap terbalik seperti sekarang, meskipun sebelumnya si bos sempet manggil, dan berpesan supaya aku lebih banyak berperan. Oke deh...aku cuma berucap seperti itu, meski dalam hati sudah tau apa yang bakal terjadi. Ini bukan warisan Mama Laurent lho! Tapi memang aku udah bisa menebak untuk urusan yang satu ini.

Bener aja. Yang terlihat adalah wajah-wajah sumringah mereka yang awalnya nglowo, kemudian dipindah pagi, atau yang rada surem gara-gara dari pagi dipindah malem. Okelah, anyway aku tetap bersyukur, meski ada pergeseran jadwal libur dan masukku, tapi aku jadi bisa lebih meluangkan waktu karena aku pulang pagi. Well...begitu malam ini masuk (19 Jan 08 dinihari), eh ternyata ada temen satu shift yang belum tau jadwal ini, begitu membacanya, langsung tampak shock, dan bolak-balik mengumpat. Sampai-sampai terlontar keinginan untuk out of here, dari tempat kerja yang selama ini dijadikan tempat berkarya. Nggak ada perubahan katanya. Cuma geser libur doang, apa manfaatnya? Bahkan yang disesalkan adalah, perubahan yang digembar-gemborkan itu, tidak satupun yang dirasakan shiftku.

By the way, semangat kerja yang selalu dipompakan oleh manajemen ke staf, rasanya jadi nggak berarti, gara-gara untuk shift timku sendiri nggak ada perubahan samasekali. Yang ada cuma geser hari libur. Hmmm.....pantes temen-temen terdahulu pada ndak betah. Semuanya menganggap ini cuma mimpi yang kemudian ketika kita terbangun, mimpi indah itupun hilang. Bahkan ada satu temen yang di blognya cerita, tentang sebuah negeri yang dulunya hijau dan sangat mengundang orang untuk datang, menetap, dan sekaligus menjadikan negeri itu sebagai tempat hidupnya. Tapi lambat laun, negeri nan hijau itu makin gersang, seiring banyaknya sangkuni-sangkuni yang makin menggurita, dan menghempaskan semua asa yang ada......

Jadi inget Kai Hansen, gitarisnya Helloween dulu. Dia bikin lagu I Want Out, yang liriknya berbunyi, TO LIVE MY LIFE AND TO BE FREE.......

Monday, January 14, 2008

Helloween Becomes Linkin' Park

Hahahaha!! sebentar mau ketawa dulu...soalnya inget-inget 11 Januari kemarin, pas bandku diundang acara amal di Balai Pemuda. Kebetulan vokalis utamanya nggak masuk gara-gara ada tugas diluar kota. Waktu di awal latian, sempet rundingan juga, dan si Jay drummer bandku ngusulin, gimana kalo dia aja yang maju jadi vokalis, aku yang nggebuki kasur, eh, drumnya. Tapi berhubung aliran musik yang tak bawain menuntut duet lead guitar, yaa jadinya batal dia maju. Padahal vokalnya terus terang sangar juga sih. Dulu pas rekaman doi malah nyanyi.

Nah, giliran aku maju jadi vokalis, sempet nggak pede juga sih, soalnya biasanya aku spesialis backing vocal. Jadi kalo sekedar nyumbang teriak tinggi nggak masalah. Nah giliran jadi vokalis utama, setengah mati ngirit suara, soalnya kan dipake siaran juga hehehe!   Beneran. Pas giliran naik panggung, pas nyanyi lagu pertama We Burn...duh, tenggorokan bener-bener kayak dibakar . Untungnya cuma 2 lagu sih. Giliran lagu kedua, singel Where The Rain Grows, tiba-tiba suaraku jadi makin serak, dan malah lebih mirip teriakannya Chester Bennington, vokalisnya Linkin Park . Aku aja kaget sendiri, giliran teriak lah kok jadi gini suaraku. Alhamdulillah suaraku nggak rusak , jadinya pas abis ngeband trus dipake siaran, masih oke....

Saturday, January 05, 2008

Angin Tak Dapat Membaca



Asli...

Seumur-umur liat angin puting beliung cuma ada di film seperti Twister, atau yang sejenis, baru kemarin (5 Jan 08) aku tau betul, seperti apa kekuatan angin dahysat seperti ini. Ceritanya pas lagi di kantor, kebetulan dapet jatah siaran jam 7 malem, aku dateng jauh lebih awal, kira-kira setengah 7-an. Pas lagi sholat Magrib, tau-tau terdengar suara angin berhembus yang sangat kencang. Dari suaranya, ini bukan angin kencang biasa. Habis itu, tiba-tiba listrik di studio mati pet...udah gitu yang lagi di dalam ruangan tiba-tiba ribut sambil lari keluar.

Sambil terheran-heran, karena nggak biasanya temen-temenku pada ribut, aku keluar aja sambil tanya,"Ono opo to rek?" Dan pas ngeliat kedepan, di kaca jendela, keliatan angin bergulung-gulung plus petir sambar-menyambar. Pokoknya mengerikan deh... Sialnya lagi, temen-temen dari radio SBI Bojonegoro lagi dateng kestudio. Mantap deh, mereka harus dijamu dalam kegelapan.

Anginnya sih nggak begitu lama, kira-kira 10 menit terus berlalu dan meninggalkan kesan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tenaaang banget. Tapi bekas-bekasnya itu yang nggak biasa. Pohon tumbang, papan reklame ambruk, trus dapet kabar kalo tower antena pemancar radio Mercury di Citandui patah. Aku sih cuma bisa gumun, bergumam,"Masya Allah...begitu hebatnya...padahal cuma angin..."

Dan asal tau aja, aku pernah wawancara sama orang BMG Maritim Perak, dan ternyata dia kasih tau, kalo fenomena cuaca buruk seperti ini, salah satunya akibat global warming. Suhu udara naik satu derajat aja, ternyata perubahannya udah segila ini. Banjir di Bojonegoro, Ngawi, Solo, termasuk tanah longsor, itu juga diantaranya gara-gara perubahan iklim. Dan perubahan itu nggak mungkin terjadi, kalau tidak ada campur tangan pihak lain didalamnya. Dan campur tangan itu, jelas adalah MANUSIA.

Omong-omong, jadi inget judul sinetron Angin Tak Dapat Membaca. Memang angin ndak pernah sekolah, dan nggak ada sekolahan yang buka buat angin. Tapi manusia kan ada. Dari playgroup, TK, sampai perguruan tinggi dan bisa bergelar profesor, propengkor, atau apalah... Nah, logikanya kalo orang disekolahin kan biar pinter, dan biar ngerti segala sesuatu, termasuk membaca tanda-tanda alam. Mosok kalah sama mbah-mbah jaman dulu, yang lebih peka sama perubahan alam. Padahal mereka kan ndak makan sekolahan... nggak pernah sampai ngabisin bangku sekolah, tapi kok yaa pinter. Mbah Marijan itu bisa senekat itu di Gunung Merapi, ternyata memang ada ilmunya. Lah kok manusia abad sekarang yang konon katanya canggih-canggih, kok malah berpikiran merusak? Aneh....