Friday, January 18, 2008

Sebuah Dilema

Tadi pagi (18 Jan 08), ada jadwal baru yang berlaku buat anak-anak on air ditempatku. Langsung aja semua pada antusias ngeliatnya, termasuk aku doong! Memang sebelum itu, sang manajer sempat bilang, bakal ada perubahan-perubahan, dan diharapkan nggak ada yang kaget, shock, apalagi jantungan. Aku sudah bisa menebak, kalo nanti hidupku bakal tetap terbalik seperti sekarang, meskipun sebelumnya si bos sempet manggil, dan berpesan supaya aku lebih banyak berperan. Oke deh...aku cuma berucap seperti itu, meski dalam hati sudah tau apa yang bakal terjadi. Ini bukan warisan Mama Laurent lho! Tapi memang aku udah bisa menebak untuk urusan yang satu ini.

Bener aja. Yang terlihat adalah wajah-wajah sumringah mereka yang awalnya nglowo, kemudian dipindah pagi, atau yang rada surem gara-gara dari pagi dipindah malem. Okelah, anyway aku tetap bersyukur, meski ada pergeseran jadwal libur dan masukku, tapi aku jadi bisa lebih meluangkan waktu karena aku pulang pagi. Well...begitu malam ini masuk (19 Jan 08 dinihari), eh ternyata ada temen satu shift yang belum tau jadwal ini, begitu membacanya, langsung tampak shock, dan bolak-balik mengumpat. Sampai-sampai terlontar keinginan untuk out of here, dari tempat kerja yang selama ini dijadikan tempat berkarya. Nggak ada perubahan katanya. Cuma geser libur doang, apa manfaatnya? Bahkan yang disesalkan adalah, perubahan yang digembar-gemborkan itu, tidak satupun yang dirasakan shiftku.

By the way, semangat kerja yang selalu dipompakan oleh manajemen ke staf, rasanya jadi nggak berarti, gara-gara untuk shift timku sendiri nggak ada perubahan samasekali. Yang ada cuma geser hari libur. Hmmm.....pantes temen-temen terdahulu pada ndak betah. Semuanya menganggap ini cuma mimpi yang kemudian ketika kita terbangun, mimpi indah itupun hilang. Bahkan ada satu temen yang di blognya cerita, tentang sebuah negeri yang dulunya hijau dan sangat mengundang orang untuk datang, menetap, dan sekaligus menjadikan negeri itu sebagai tempat hidupnya. Tapi lambat laun, negeri nan hijau itu makin gersang, seiring banyaknya sangkuni-sangkuni yang makin menggurita, dan menghempaskan semua asa yang ada......

Jadi inget Kai Hansen, gitarisnya Helloween dulu. Dia bikin lagu I Want Out, yang liriknya berbunyi, TO LIVE MY LIFE AND TO BE FREE.......

No comments: