Hari ini, lima tahun yang lalu...
Mata masih mengantuk, waktu juga masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi orangtua dan para sanak kerabat yang nginep dirumah sudah pada sibuk. Bukan apa-apa, memang pada hari itu, ada momen yang amat sangat penting, mengalahkan pentingnya perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.
Yap! Persis pada 17 Agustus 2003, resmi aku melepas masa lajangku, mempersunting seorang gadis pilihanku, yang ternyata baru ketemu jodohnya sesudah aku hampir selesai kuliah. Bukan orang jauh sih, karena dia dulunya temen sekelas waktu SMA. Tapi jangan salah sangka dulu! Waktu SMA kita samasekali nggak pacaran. Bahkan untuk bisa ngobrol dekat dan intimpun tidak pernah terlintas samasekali. Waktu itu dia jadi Bendahara Kelas, sedangkan aku kebagian peran jadi tukang kasbon alias nunggak uang kas kelas, hehehe! . Cinta baru bersemi, justru pada saat aku tengah menghadapi masa terakhir kuliahku tahun 2000. Kebetulan di bulan Agustus juga, persisnya tanggal 12, sesudah pedekate yang alhamdulillah lumayan lancar, akhirnya kita jadian. Dan sesudah tiga tahun saling berusaha mengenal dan memahami satu sama lain, akhirnya kita pun meresmikan hubungan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Jelas tau kan? Iya dong! Masa pacaran doang? heheheh!
Proses pemilihan tanggal, sampai akhirnya jatuh ke 17 Agustus 2003 itu sebetulnya juga bukannya asal pilih, terus dipas-paskan dengan momen kemerdekaan Indonesia. Awalnya, ada beberapa alternatif tanggal yang ditawarkan mertuaku. Yang paling dekat ya 17 Agustus ini, sementara alternatif lainnya sekitar akhir Desember, terus Februari 2004, atau Mei 2004. Waktu itu karena bulan Januari sampai Februari 2004 aku dan keluarga menunaikan ibadah haji, jadinya jelas nggak mungkin milih waktu-waktu itu. Mau Mei 2004 juga kejauhan. Pas milih bulan Desember, mertuaku yang nggak sepakat karena pada saat itu mereka juga punya acara keluarga. Akhirnya orangtuaku memutuskan untuk memilih 17 Agustus, dan itu sekitar tiga minggu dari tanggal kedatangan mertuaku kerumah orangtuaku, untuk rundingan tanggal pernikahan.
Begitu orangtuaku menunjuk 17 Agustus, ibu mertua yang tadinya duduk tegak, langsung agak merosot ke sandaran kursi. Konon menurut cerita beliau sih, nggak nyangka juga bakal dipilih yang paling dekat, jadinya spaneng alias bingung sebingung-bingungnya hehehe! Oke, tapi the show must go on, jadinya persiapan mulai dilakukan secepat dan sekilat mungkin. Akad nikah direncanakan berlangsung di Masjid Al Akbar Surabaya, dan alhamdulillah takmir masjid tidak ada masalah, meskipun harinya juga hari Minggu seperti hari ini. Nah, ini sekilas rekaman perjalananku melepas masa lajang, untuk kemudian hidup bersama pendamping yang diberikan Allah SWT padaku...
Alhamdulillah, Allah ternyata langsung mengaruniakan seorang putri yang jelita. Jadi begitu habis nikah, sembilan bulan kemudian lahirlah bidadariku yang kuberi nama Rizkika Amanda Kusumawardhani.
Kalo kata orang Cina, lima tahun perkawinan diistilahkan dengan kawin kayu. Masih banyak badai yang harus kami hadapi. Tapi aku berharap, semoga ini adalah jodoh yang pertama dan terakhir. Doain yee supaya pernikahan ini bakal terus langgeng, sampe kakek-nenek, dan akhirnya Till Death Do Us Part.
To my lovely wife Fin Nurika Setiana, this is our first of five years marriage. All the best hope is just for you, and also our lovely sweet angel Kika. I love you all......
No comments:
Post a Comment