Tuesday, June 24, 2008

Menjadi Kaya, Sugih, Rich, etc.

Sadar atau tidak, di zaman sekarang yang katanya lagi krisis ekonomi, dengan segala tetek-bengek dampaknya, angka kemiskinan menurut data Badan Pusat Statistik ada peningkatan, meskipun presentasenya masih terus dipertanyakan keakuratannya. Dengan kenaikan harga bengsin alias BBM, keluhan utama di masyarakat adalah makin tingginya harga barang kebutuhan, sebagai dampak berantai kenaikan harga produk turunan fosil hewan dan tanaman purba itu.

Nah, disaat seperti sekarang, saya jadi inget petuah dari ustadz. Beliau pernah bilang, berdasarkan sabda Nabi Muhammad, akan datang suatu masa, dimana orang akan menjadi terlalu cinta dunia, sehingga takut mati, dan akhirnya justru berlomba-lomba mengejar dunia. Artinya, orang sekarang lebih takut jatuh miskin daripada tidak beribadah. Sang ustadz yang saya dengar khotbahnya mencontohkan, dulu waktu Nabi Ibrahim mau meninggal dunia, yang justru ditanyakan pada sang malaikat pencabut nyawa, om Izrail, adalah apakah setelah ia meninggal nanti, anak istrinya akan tetap menyembah Allah. Pun ketika Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan bagi umatnya, waktu ajal akan menjemput, justru mengkhawatirkan keselamatan umatnya.

Berbeda dengan sekarang, ketika akan meninggal dunia, seseorang justru lebih takut kalau nanti anak istrinya tidak ada yang ngopeni, ndak ada yang ngasih makan dan nafkah,dan ndak ada warisan yang bisa membuat hidup menjadi lebih tenang. Memang tidak semua seperti itu, tapi dari khotbah yang saya pernah dengar, kecenderungan sekarang bagi sebagian orang adalah yang seperti ini.

Contoh kecil yang barangkali bisa dilihat, coba main ke toko buku, dan lihat di bagian buku best seller dan buku tentang motivasi dan bisnis. Sebagian besar didominasi oleh buku-buku dengan judul bagaimana menjadi kaya, pensiun muda pensiun kaya, menjadi kaya dalam sekejap, bagaimana membuat uang mengejar anda, dan masih banyak lagi buku-buku berjudul sejenis. Saya tidak menjustifikasi semua buku itu salah, keliru, atau menyesatkan. Tapi dari pemikiran saya, bisa jadi para penulis buku-buku itu melihat, masyarakat sekarang cenderung untuk ingin menjadi kaya, memiliki harta banyak, untuk bisa memenuhi semua hasrat dan hajat hidupnya. Orang ingin punya mobil, rumah, yang mewah kalo bisa, dan simpanan miliaran di bank. Karena dengan begitu, selain semua kebutuhan terpenuhi, dia tidak akan lagi diremehkan, dan dipandang sebelah mata. Persis seperti orang perantauan dari desa, yang maunya pulang bawa motor atau mobil sendiri, sebagai tanda dia berhasil di perantauannya.

Sengaja saya tidak muat contoh judul buku tentang cara menjadi kaya yang saya sebut, karena saya yakin, anda bisa temukan sendiri buku-buku yang saya maksud. Begitu banyaknya judul buku seperti itu, sehingga membuat saya sendiri berpikir, akankah orang-orang yang ingin menjadi kaya dalam sekejap, bisa menjalankan berbagai tips yang ada? Karena saya pernah membaca bukunya om Safir Senduk, Siapa Bilang Karyawan Tidak Bisa Kaya? Toh disitu juga tertulis, kita harus pandai mengalokasi gaji, dan mengalihkannya untuk usaha yang lain, meskipun memang dalam skala kecil lebih dulu. Artinya, seperti yang pernah diiklankan sebuah produk rokok, Ingin Hidup Enak, Usaha!!! Ada sebuah perjuangan yang harus dilakukan, ada kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi, sebelum kita bisa meraih sebuah kesuksesan itu. Saya malah khawatir, mereka yang baca buku-buku soal cara menjadi kaya, terlalu besar berharap bisa akan menjadi kaya dengan sangat mudah, seperti orang pasang Porkas, SDSB, kode buntut, atau yang lain-lain, sampai-sampai datang ke dukun segala, seperti yang saya lihat di sebuah majalah mistik.

Grup musik Dewa juga punya lagu, Hidup Adalah Perjuangan. Segala sesuatu memang harus diperjuangkan dulu, dan yang penting, jangan sampai menyerah ketika menemui kegagalan. Well, mudah-mudahan mereka yang sangat ingin menjadi kaya, ditengah kesulitan ekonomi yang diderita masyarakat sekarang, akan bisa memahami esensi sebuah perjuangan, bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Dibalik tangis pasti ada tawa bahagia. Dan yang penting, jangan sampai melupakan Tuhan, Sang Pencipta yang sudah memberikan segala sesuatu untuk kita. Karena itu, ketika kita sedang terpuruk, justru Tuhan menyuruh hamba-Nya untuk melihat kebawah, supaya ada rasa syukur yang muncul, bukan sirik, iri, dengki, dan akhirnya malah nyantet orang yang lebih kaya, yang lebih tinggi jabatannya, hanya karena dia pengen mendapatkan yang seperti itu. Untuk urusan dunia, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, lihatlah kebawah. Tapi untuk urusan ibadah, lihatlah keatas, supaya kita bisa belajar dari mereka yang ibadahnya kuat, supaya hati menjadi lebih tenang.

SELAMAT BERJUANG MENJADI KAYA!!

No comments: