Nah, siaran baru aja kelar. Jadi rada bebas. Tapi masih nunggu giliran baca berita olahraga. Abis, tu posisi nyaris tak tergantikan, kecuali kalo pas aku libur. Tadi saking kesusunya sampe lupa nambahin kata "play" didepan the bestnya, jadinya ya gitu deh. Kalo ada yang baca trus binun ya mohon dipersori deh!
Oke, kembali cerita soal musik. Waktu itu di milis Helloween yang aku ikut, ternyata pernah ada curhat dari sang moderator, kalo dia udah bosen sama Helloween. And then, aku coba lihat ke diriku sendiri. Yes, memang aku suka Helloween. Dari pertama denger A Little Time versi Live In The U.K., aku sudah jatuh cintrong sama grup satu ini. Sedikit bergeser waktu vokalisnya minggat dan ganti baru dengan kualitas yang beda banget. Oke, it doesn't matter. Apalagi aku juga punya band yang mainin lagu-lagu mereka. Cuma satu nih. Kadang yang namanya idealisme itu juga bisa berdampak buruk. Bukannya sok, tapi sulit banget memang buat mempertahankan gaya bermusik seperti yang sekarang aku mainin, coz nggak banyak yang mau mainin musik yang aku mainin sekarang. Kalo sekedar main gitar sambil bergaya ala Eddi Van Halen, or ngebor kayak Paul Gilbert, mungkin banyak yang bisa. Masalahnya, pada mau nggak kalo diajak main lagu-lagu old school rock itu? Aku sendiri juga fleksibel. Pengennya sih mainin lagu lain yang alirannya beda jauh, termasuk kelas Peterpan sekalipun. Kalo lagu sendiri sih, malah ayo, coz itu kan hasil ide yang disatuin. Apalagi banyak tawaran maen di kafe. Makin bingung karena ternyata si Leo si vokalis, and si Jay tukang pukul drum, termasuk orang yang idealis berat. Si Rusdi yang ngebasin juga gitu. So, tinggal aku en Jarot the 2nd guitarist yang sealiran. Well, seperti kata Seurieus, rocker juga manusia, punya rasa punya hati. Jangan samakan dengan pisau belati. Apa kata juragan, yes mawon. Dipake motong daging ayo, dipake nusuk orang monggo. Naudzubillah min dzalik. Satu sisi, seneng sih bisa mainin lagu-lagu superkeras bareng mereka. Tapi disisi lain, ane juga butuh penyaluran di bidang musik yang lain. Masih untung punya keyboard, jadi bisa lebih bebas ngekspresiin diri. Harusnya rekaman sendiri kali ya? hehehe! Tapi harga recording studio lumayan juga sih. Ada yang 200 rebon per shiftnya. Biarpun waktunya dikasih 4 jam, rasanya kurang. Kan belum buat mixing segala macem. Well, hope there'll be the best way, so, I can develop myself in music. Coz kalo maen gedebukan terus, nggak ada perkembangan man! This is music, and music is a universal way to express ideas, so, let's not limit the music in a box written the kind u bring.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment